Surat Ali Imran Ayat 104, Penyeru Amar Ma'ruf Nahi Munkar Adalah yang Beruntung

Surat Ali Imran Ayat 104, Penyeru Amar Ma'ruf Nahi Munkar Adalah yang Beruntung

Azkia Nurfajrina - detikHikmah
Kamis, 16 Mar 2023 19:00 WIB
holy book quran black background
Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 104. Foto: Getty Images/iStockphoto/mgstudyo
Jakarta -

Sebagai pedoman hidup manusia, dalam Al-Qur'an dapat ditemukan kalam Allah SWT yang berisi perintah, larangan, bahkan tips untuk meraih keberuntungan yang abadi yakni surga. Salah satunya ada pada Surat Ali Imran ayat 104.

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ - 104

Latin: Waltakum minkum ummatuy yad'ūna ilal-khairi wa ya'murūna bil-ma'rūfi wa yanhauna 'anil-munkar(i), wa ulā'ika humul-mufliḥūn(a)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Perintah bagi Mukmin untuk Mengajak Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Menukil Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2, ayat di atas bermaksud supaya di antara para hamba Allah SWT terdapat orang yang melakukan amar ma'ruf nahi munkar, walau hal itu seharusnya merupakan kewajiban tiap-tiap insan sesuai kapasitas masing-masing.

ADVERTISEMENT

M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah Jilid 2 turut mengungkap ayat ini mengandung perintah-Nya terhadap kaum mukmin untuk menempuh jalan berbeda dari apa yang dilakukan Ahli Kitab di ayat-ayat sebelumnya.

Yakni Allah SWT menyuruh para hamba yang beriman untuk menempuh jalan lurus serta mengajak orang lain terhadap kebaikan dan menghalangi dari keburukan. Di mana mereka yang menyeru demikian, maka Dia janjikan sebagai orang beruntung nantinya.

Tak hanya itu, Quraish Shihab menjelaskan alasan mengapa amar ma'ruf nahi munkar perlu terus-menerus diingatkan, "Tidak dapat disangkal bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang, bahkan kemampuannya mengamalkan sesuatu akan berkurang, bahkan terlupakan dan hilang, jika tidak ada yang mengingatkannya atau tidak dia ulang-ulangi mengerjakannya."

"Di sisi lain, pengetahuan dan pengamalan saling berkaitan erat. Pengetahuan mendorong kepada pengamalan serta meningkatkan kualitas amal, sedang pengamalan yang terlihat dalam kenyataan hidup merupakan guru yang mengajar individu dan masyarakat sehingga mereka pun belajar mengamalkannya." lanjutnya.

"Kalau demikian itu halnya, maka manusia dan masyarakat perlu selalu diingatkan dan diberi keteladanan. Inilah inti Dakwah Islamiyah. Dari sini lahir tuntunan ayat ini dan dari sini pula terlihat keterkaitannya dengan tuntunan yang lalu." ungkap penulis Tafsir Al-Mishbah itu.

Sayyid Quthub dalam Tafsirnya juga menyoroti dua kata berbeda perihal kebajikan pada Surat Ali Imran ayat 40. Kata pertama 'yad'uuna' (mengajak), dan kata kedua 'ya'muruuna' (memerintahkan).

Menurutnya, "Penggunaan dua kata yang berbeda itu menunjukkan keharusan adanya dua kelompok dalam masyarakat Islam. Kelompok pertama yang bertugas mengajak, dan kelompok kedua yang bertugas memerintah dan melarang. Kelompok kedua ini tentulah memiliki kekuasaan di bumi."

Sehingga melalui ayat di atas dapat digarisbawahi bahwa menyeru kepada ajaran dan nilai ketuhanan tidak boleh dipaksa pada seseorang, melainkan harus disampaikan secara persuasif dengan ajakan yang baik.

Dan untuk ma'ruf atau kebaikan, seseorang mesti memerintahkannya terhadap orang lain, demikian dengan munkar (keburukan) yang harus dicegah dengan tegas. Sebagaimana sabda Rasul SAW dari Abu Hurairah, beliau SAW menuturkan:

"Barang siapa melihat kemungkaran maka hendaklah ia mengubah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka hendaklah ia mengubah dengan lisannya. Dan jika tidak mampu juga, maka hendaklah ia mengubah dengan hatinya, dan yang demikian itu merupakan selemah-lemah iman." (HR Muslim)

Adapun mengajak dan memerintah kebaikan serta mencegah keburukan, Nabi SAW katakan perlu mengikuti wahyu Allah SWT dan dirinya agar mencapai keberuntungan seperti yang Dia janjikan.

Abu Ja'far al-Baqir meriwayatkan, "Rasulullah SAW pernah membaca ayat, 'Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan... (Surat Ali Imran ayat 104)' Kemudian beliau bersabda: Kebajikan itu adalah mengikuti Al-Qur'an dan Sunnahku." (HR Ibnu Mardawaih)




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads