Peninggalan Sejarah Masjid Ternate, Berasal dari Kerajaan Tertua Indonesia?

Peninggalan Sejarah Masjid Ternate, Berasal dari Kerajaan Tertua Indonesia?

Berliana Intan Maharani - detikHikmah
Kamis, 09 Mar 2023 09:30 WIB
Historical view of the Sultan of Ternate Mosque in late 19th-century. Ternate is a city in the Indonesian province of North Maluku and an island in the Maluku Islands. The current mosque building was probably built in early 17th-century, around 1606, by the ninth Sultan Hamzah and has been restored several times, including the replacement of the original sago thatched material of the roof with corrugated steel, as well as demolition of some of the fence and other additional buildings. Wood engraving after a drawing, published in 1899.
Peninggalan Sejarah Masjid Ternate. Foto: Getty Images/ZU_09
Jakarta -

Salah satu masjid bersejarah yang memiliki nilai penting bagi peradaban Islam Nusantara adalah Masjid Ternate. Bangunan masjid ini terletak di dekat Keraton Sultan Ternate, tepatnya di kawasan Jalan Sultan Khairun, Kelurahan Soa Sio, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara.

Peninggalan sejarah Masjid Ternate berasal dari salah satu kerajaan tertua di Nusantara, yaitu Kerajaan Ternate. Masjid Ternate juga telah menjadi salah satu destinasi wisata bersejarah yang menarik minat banyak wisatawan, terutama bagi mereka yang tertarik dengan sejarah dan budaya Indonesia

Sejarah Masjid Ternate

Mengutip dari artikel jurnal Sigi Lamo dan Tinggalan Sejarah Islam di Ternate yang diterbitkan dalam Jurnal Studi Islam karya Masmedia Pinem, Masjid Ternate yang juga dikenal dengan sebutan Sigi Lamo ini didirikan oleh Sultan Hamzah, Raja Ternate ke-24, sekitar tahun 1606 M.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Letak Masjid Ternate masih berada di dalam kompleks istana meskipun jaraknya cukup berjauhan, berbeda dengan masjid yang ada di Jawa yang berdekatan dengan keraton dan pasar.

Keunikan dari bangunan Masjid Ternate terdapat pada bangunan atapnya yang berbentuk tumpang bersusun tujuh. Masjid ini memiliki denah persegi yang menghadap ke arah timur dengan luas masjid sebesar 22,40 x 39,30 meter dan tinggi keseluruhan bangunan setinggi 21,74 meter.

ADVERTISEMENT

Masjid ini juga memiliki empat tiang utama dan 12 tiang penyokong untuk memperkokoh bangunannya. Kemudian di bagian luar dikelilingi oleh pagar tembok dengan pintu gapura beratap dua susun yang memiliki fungsi sebagai menara azan.

Arsitektur bangunan masjid ini sedikit terpengaruh oleh arsitektur khas masjid-masjid bersejarah awal di Nusantara, seperti masjid pertama di Tanah Jawa yang beratap tumpang limasan.

Persamaan lain dari bangunan Masjid Ternate dengan masjid bersejarah di Jawa yaitu dengan keberadaan serambi yang melebar selebar unit ruang utama tempat sholat.

Meskipun beberapa kali telah dilakukan perbaikan dan renovasi, bangunan Masjid Ternate tetap mempertahankan ciri khas aslinya. Bahkan bangunan masjid ini termasuk sebagai bangunan yang dilindungi oleh Undang-Undang Cagar Budaya Nomor 11 Tahun 2010.

Tradisi Keagamaan di Masjid Ternate

Dalam buku Manusia Indonesia, Alam, dan Sejarahnya karangan Noor Hidayati dan Huriyah, dijelaskan bahwa tradisi atau ritual keagamaan yang diselenggarakan oleh kesultanan Ternate selalu dipusatkan di masjid ini. Salah satu tradisi yang tiap tahunnya dipersiapkan di Masjid Ternate, yaitu tradisi Malam Qunut yang biasanya jatuh di malam ke-16 bulan Ramadhan.

Hingga saat ini, tradisi Malam Qunut di Masjid Ternate masih berlangsung setiap tahunnya. Dalam tradisi ini terdapat upacara yang dinamakan Kolano Uci Sabea dimana Sultan Ternate dan seluruh kerabatnya turun dari keraton untuk melaksanakan sholat tarawih bersama rakyatnya sembari memanjatkan doa.

Pada tradisi Malam Qunut, sultan dan para kerabatnya akan dibantu oleh Baboto Kehidupan (dewan keagamaan kesultanan) untuk menyelenggarakan ritual Ikhusu, berupa upacara Kolano Uci Sabea tersebut.

Mulai sekitar pukul setengah delapan waktu setempat, Sultan Ternate akan ditandu oleh pasukan kerajaan untuk berangkat menuju Masjid Ternate dengan diiringi oleh alunan alat musik totobuang (alat musik semacam gamelan Jawa) yang ditabuh oleh dua belas anak kecil dengan pakaian kebiasan lengkap.

Itulah peninggalan sejarah Masjid Ternate yang berasal dari kerajaan tertua di sebelah timur Nusantara.

Bagi wisatawan religi yang ingin mengeksplorasi sejarah dan budaya Indonesia, Masjid Ternate dapat menjadi salah satu destinasi wisata yang patut dikunjungi sebab masjid ini menyimpan nilai sejarah yang tinggi sebagai bukti keberadaan Kerajaan Ternate.




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads