Kesultanan Ternate terletak di Maluku Utara dan merupakan kerajaan Islam tertua di Nusantara. Sebelum dikenal sebagai kerajaaan Islam, kesultanan ini dikenal dengan kerajaan Gapi. Mengutip pada Sejarah Peradaban Islam di Indonesia yang ditulis oleh Prof. Dr. H. J. Suyuthi Pulungan, M.A.
Penyebaran agama Islam pada Kesultanan Ternate ditandai dengan banyaknya pedagang Arab yang datang ke wilayah tersebut untuk berdagang atau bermukim. Selain itu, melalui perdagangan, penyebaran Islam juga dilewatkan lewat jalur dakwah. Mubaligh yang terkenal dalam penyebaran Islam pada masa Kesultanan Ternate adalah Maulana Hussain dan Sunan Giri.
Kerajaan baru memeluk Islam pada masa pemerintahan Kolano Marhum yang berkuasa sejak tahun 1465-1486 M. Pada pertengahan abad ke-15, Islam diadopsi secara penuh sebagai hukum untuk mengatur masyarakat kesultanan Ternate. Setelah Kolano Marhum meninggal dunia, tahta kesultanan digantikan oleh anaknya yang bernama Zainal Abidin yang memerintah 1486-1500.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Raja Ternate yang Belajar Agama kepada Sunan Giri
Zainal Abidin merupakan raja Ternate pertama yang mengganti predikat kolano menjadi sultan. Berdasarkan yang tercetat pada sejarah, Zainal Abidin pernah belajar di Pesantren Sunan Giri di Gresik. Mengutip dalam buku Kepulauan Rempah-rempah oleh M. Adnan Amal, pada tahun 1494, Zainal Abidin melakukan perjalanan ke Giri, Jawa Timur untuk belajar agama Islam pada Sunan Giri, salah satu dari sembilan wali (Walisongo) yang terkenal itu.
Belajar selama tiga bulan di Madrasah Sunan Giri, ia kembali ke Ternate dengan memboyong beberapa ulama Jawa untuk mengajarkan Islam di daerahnya yakni Ternate.
Ketika menjadi sultan, Zainal Abidin menerapkan hukum Islam sebagai undang-undang kerajaan. Kemudian, untuk memajukan bidang Pendidikan di Kesultanan Ternate, ia juga membangun sekolah (madrasah). Sejak saat itu, Islam berkembang pesat di Ternate dan menjadi agama yang resmi di kerajaan Ternate.
Kebijakan-kebijakan dari Zainal Abidin yang menjadikan Islam menyebar dengan cepat di Ternate
Ustadz Rizem Aizid menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Sejarah Islam Nusantara tentang kebijakan-kebijakan dari Sultan Zainal Abidin antara lain:
1. Mengganti gelar raja dari kolano ke sultan. Perubahan dari gelar kolano menjadi sultan disebabkan untuk menandai masuknya Islam secara penuh ke kerajaan Ternate.
2. Menjadikan Islam menjadi agama resmi kerajaan Ternate. Dengan kebijakan ini, penyebaran Islam di Ternate menjadi cepat dan efektif.
3. Memberlakukan syariat Islam. Kebijakan yang ketiga ini, dengan memberlakukan syariat Islam, maka sudah jelas bahwa kerajaan Ternate merupakan kerajaan Islam murni yang berdasarkan pada syariat Islam.
4. Membentuk lembaga kerajaan sesuai dengan hukum Islam dengan melibatkan para ulama. Cara ini merupakan cara terakhir yang dilakukan oleh Sultan Zainal Abidin dalam upaya islamisasi di Kerajaan Ternate. Dengan adanya peran ulama di kerajaan tersebut, maka Islam dapat terus meluas dan tersebar.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Rekening Buat Bangun Masjid Kena Blokir, Das'ad Latif: Kebijakan Ini Tak Elegan
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa