Berpuasa saat Ragu tentang Hilal Awal Ramadhan, Hukumnya?

Sebagian muslim mungkin ada yang berinisiatif untuk berpuasa di akhir bulan Syaban ketika masih ragu dengan waktu mulainya bulan Ramadhan dalam rangka kehati-hatian. Namun, puasa yang dilaksanakan manakala orang ragu tentang hilal awal Ramadhan hukumnya haram.

Hari yang meragukan itu juga disebut dengan hari Syak. Hari Syak adalah hari ke-30 bulan Syaban. Disebut hari yang meragukan karena membuat umat Islam kebingungan apakah sudah memasuki bulan Ramadhan atau belum terkait terlihatnya hilal.

Mengutip buku Tuntunan Ibadah Ramadan dan Hari Raya karya R. Syamsul B, kebingungan atau keragu-raguan ini bisa terjadi karena penentuan jumlah satu bulan dalam kalender Qamariyah berdasarkan pengamatan bulan (rukyatul hilal). Apabila bulan terlihat maka hari berikutnya adalah tanggal 1 bulan baru, kalau tidak terlihat maka hari berikutnya adalah tanggal 30.

Larangan Berpuasa di Hari Syak

Puasa yang dilaksanakan manakala orang ragu tentang hilal awal Ramadhan hukumnya haram. Pendapat ini juga dirajihkan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dalam Kitab Asy Syarhul Mumti.

Dasar hukum pelarangan berpuasa pada Hari Syak ini disandarkan dari riwayat Amar bin Yasar Radhiyallahu anhu yang mengutip sabda Rasulullah SAW,

مَنْ صَامَ يَوْمَ الشَّكِّ فَقَدْ عَصَى أَبَا القَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya: "Barangsiapa yang melakukan puasa pada hari Syak maka dia telah bermaksiat kepada Abul Qosim (Nabi Muhammad) shallallahu 'alaihi wa sallam." (HR Abu Dawud & Tirmidzi)

Larangan yang dimaksud dengan syarat bila pada hari ke-29 bulan Syaban, keadaan langit tertutup oleh awan sehingga hilal tidak dapat terlihat. Hari setelahnya kemudian disebut dengan hari Syak yang dilarang untuk berpuasa.

Sebaliknya, Rasulullah SAW dalam haditsnya memerintahkan untuk menggenapkan bulan Syaban menjadi 30 hari. Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,

صُوْمُوْا لِرُؤْيَتِهِ وَ أَفْطِرُوْا لِرُؤْيَتِهِ، فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوْا شَعْبَانَ ثَلاَثِيْنَ

Artinya: "Berpuasalah kalian dengan melihat hilal dan berbukalah (mengakhiri puasa) dengan melihat hilal. Bila ia tidak tampak olehmu, maka sempurnakan hitungan Sya'ban menjadi 30 hari." (HR Bukhari dan Muslim)

Melalui buku yang sama dijelaskan, jika seseorang memiliki kewajiban puasa, seperti puasa Qadha Ramadhan, nazar, dan kafarah maka tidak ada larangan untuk melakukan puasa di hari Syak.

Larangan berpuasa di hari Syak juga tidak berlaku kepada orang yang memiliki kebiasaan mengamalkan puasa sunnah, seperti puasa Senin-Kamis, atau pun puasa Daud. Hal ini didasarkan dari hadits Rasulullah SAW yang menyebutkan,

لَا تُقَدِّمُوا صَوْمَ رَمَضَانَ بِيَوْمٍ وَلَا يَوْمَيْنِ إِلَّا رَجُلٌ كَانَ يَصُوْمُ صَوْمًاروه البخاری و مسلم. فَلْيَصُمْهُ

Artinya: "Janganlah kalian mendahului bulan Ramadan dengan puasa sehari atau dua hari, kecuali seseorang yang telah berpuasa maka berpuasalah." (HR Bukhari & Muslim)

Bila Diperintahkan Berpuasa di Hari Syak

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin dalam kitabnya juga pernah menjelaskan bagaimana seorang muslim bersikap ketika diminta untuk berpuasa di hari Syak oleh imam, misalnya. Menurutnya, cara terbaik untuk menyikapi hal tersebut adalah tidak mendebatnya.

"Jika seorang imam berpendapat akan wajibnya puasa pada hari ini (hari Syak) dan memerintahkan orangnya untuk berpuasa pada hari tersebut, maka ia tidak perlu mendebatnya. Meredam perdebatan dapat dilakukan dengan cara seseorang tidak menunjukkan bahwa ia tidak berpuasa. Akan tetapi, ia tidak berpuasa bersembunyi. Permasalahannya disini adalah jika bulan Ramadhan belum ditetapkan. Adapun jika pemerintah telah menetapkan masuknya bulan Ramadhan, maka wajib baginya untuk berpuasa." demikian penjelasannya yang diterjemahkan Sultan Abdilah dalam buku Risalah Puasa.

Dengan memahami bahwa puasa yang dilaksanakan manakala orang ragu tentang hilal awal Ramadhan hukumnya haram, semoga detikers bisa lebih berhati-hati lagi, ya.

Video Cerita Keluarga Ikang Fawzi Kunjungi Museum Nabi di Makkah

Video Cerita Keluarga Ikang Fawzi Kunjungi Museum Nabi di Makkah