Sejarah Masuknya Agama Islam di Indonesia dari Temuan Batu Nisan Kuno

Sejarah Masuknya Agama Islam di Indonesia dari Temuan Batu Nisan Kuno

Nilam Isneni - detikHikmah
Selasa, 07 Mar 2023 05:03 WIB
Makam Sultan Malik as-Saleh, salah satu bukti masuknya Islam ke Indonesia.
Makam Sultan Malik as-Saleh, salah satu bukti masuknya Islam ke Indonesia. Foto: Wikimedia Commons
Jakarta -

Ada sejumlah bukti mengenai proses masuknya Islam ke Indonesia. Salah satunya dari batu nisan kuno.

Berdasarkan batu nisan kuno yang ditemukan di Indonesia diperkirakan agama Islam dibawa masuk oleh para pedagang yang berasal dari Gujarat, yang dimuat dalam teori Gujarat yang dikemukakan oleh Snouck Hurgonje dan J. Pijnapel.

Hal tersebut dikatakan dalam buku Awal Mula Muslim di Bali: Kampung Loloan Jembrana Sebuah Entitas Kuno karya Bagenda Ali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam teori ini juga menyebutkan bahwasanya Islam di Indonesia sebenarnya berasal dari Gujarat (India), tepatnya masuk sejak abad ke-8 M. Islam masuk ke Indonesia pada masa itu melalui wilayah anak benua India, seperti Gujarat, Bengali, dan Malabar.

Dikatakan, pada saat itu Indonesia--yang dikenal dengan Nusantara--juga telah menjalin hubungan dagang dengan India melalui saluran Indonesia-Cambay. Teori ini juga merujuk pada penemuan batu nisan kuno milik Sultan Samudra Pasai, yaitu Malik as-Saleh berangka tahun 1297 M yang bercorak Gujarat.

ADVERTISEMENT

Masih dalam buku yang sama, teori ini juga menjelaskan bahwa pada corak ajaran Islam yang cenderung memiliki warna tasawuf. Ajaran ini diterapkan oleh orang muslim India Selatan yang mirip dengan ajaran Islam di Indonesia pada awal berkembangnya Islam.

Proses Masuknya Islam ke Indonesia

Secara lebih lengkap juga disampaikan dalam buku Aboebakar Atjeh yang berjudul Sekitar Masuknya Islam ke Indonesia dari Dr. C. Snouck Hurgonje dalam bukunya De Islam in Nederlandsch-Indie Seri II, No 9 dari "Groote Godsdiensten" mengenai masuknya Islam ke Indonesia.

Pada saat itu, ketika Raja Mongol Hulagu dalam tahun 1258 M menghancurkan Baghdad yang lebih dari pada lima abad lamanya merupakan ibu negeri kerajaan Islam seolah-olah berdampak pada kerajaan Islam yang semakin lenyap.

Namun, setengah abad sebelum terjadinya kejadian itu Islam perlahan-lahan mulai berkembang dan masuk ke pulau-pulau di Indonesia dan sekitarnya. Perkembangan ini tentunya tidak dicampuri oleh sesuatu usaha pemerintahan manapun.

Islam mulai memasuki wilayah Indonesia mulai dari pulau-pulau atau wilayah yang berada di pesisir yaitu pesisir Sumatra, seluruh Jawa, keliling pantai Borneo. Hal itu dikarenakan Islam dibawa oleh para pedagang atau saudagar-saudagar Islam yang ingin berjualan sekaligus menyebarkan agama Islam.

Berangkat dari situ, akhirnya orang-orang yang telah memeluk Islam dari pesisir mulai bergerak menuju pedalaman berbagai rintangan mereka tempuh baik secara perdamaian hingga menggunakan kekerasan.

Di samping itu, menurut Dr. B.J.O Schrieke, diperkirakan Samudra Pasai sudah masuk Islam sejak tahun 1270-1275. Hal tersebut juga dijelaskan dalam uraian M. Yunus Jamil tepatnya dalam pertengahan abad ke XIII mengislamkan Merah Silu dengan kedua pembesarnya, yaitu Seri Kaya dan Bawa Kaya.

Setelah masuk Islam, keduanya berganti nama menjadi Sidi Ali Khiatuddin dan Sidi Ali Hasanuddin. Kemudian, Merah Silu pun turut masuk Islam karena bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW, Merah Silu pun turut berganti nama setelah masuk Islam menjadi Sultan Malik as-Saleh dan memerintah Samudra Pasai.

Melansir dari buku Sejarah Islam di Nusantara karya Michael Francil Laffan, menambahkan mengenai silsilah kerajaan Melayu, yaitu Samudra Pasai ke dalam Sulalat al-Salatin (Silsilah Para Sultan) milik Kesultanan Malaka, yang memasukkan garis keturunan Muhammad SAW.

Bukan itu saja, dalam buku tersebut juga menjelaskan bahwa Ibn Battuta (1304-1377) yang kelahiran Tangiers mengklaim bahwasanya penguasa Samudra Pasai menganut Mazhab Syafi'i.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads