Kehidupan dan Perilaku Masyarakat Jahiliyah Arab Pra-Islam

Kehidupan dan Perilaku Masyarakat Jahiliyah Arab Pra-Islam

Tsalats Ghulam Khabbussila - detikHikmah
Rabu, 08 Mar 2023 06:30 WIB
Spains biker Lorenzo Santolino competes during Stage 12 of the Dakar 2023 between Empty Quarter Marathon and Shaybah, in Saudi Arabia, on January 13, 2023. -  (Photo by FRANCK FIFE / AFP)
Ilustrasi kehidupan dan perilaku masyarakat jahiliyah Arab pra-Islam. (Foto: AFP/FRANCK FIFE)
Jakarta -

Suku bangsa Arab sebelum masuknya Islam dicatat sejarah dengan sebutan bangsa Jahiliyah.

Watak negatif menyelimuti kehidupan bangsa Arab pra-Islam pada masa Jahiliyah. Dikutip dari Sejarah & Kebudayaan Islam Periode Klasik karya Prof. Dr. H. Faisal Ismail, M.A, kondisi tempat hidup bangsa Arab yang berupa hamparan gurun pasir gersang yang panas dan keras memengaruhi watak kasar, agresif, keras kepala, keji, suka berperang dan merampas dari bangsa Arab masa itu.

Perbuatan keji, tidak bermoral, dan tidak manusiawi yang saat itu umum terjadi dalam adat istiadat masyarakat Arab pra-Islam. Suku atau bani yang melakukannya antara lain adalah Bani Tamim dan Bani Asad. Perbuatan masyarakat Arab pra-Islam antara lain adalah sebagai berikut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perilaku Masyarakat Arab Pra-Islam

1. Merendahkan Harga Diri Wanita

Perendahan harga diri terhadap wanita ini bahkan dimulai dari semenjak wanita masih bayi. Orang-orang Arab Jahiliyah memiliki watak takut miskin bila mempunyai anak perempuan.

Orang Arab Jahiliyah ini mengubur bayi perempuan mereka karena dianggap kelak tidak bisa mandiri dalam hidupnya dan membebani kehidupan di padang pasir yang sulit. Mereka juga takut jika nanti anak perempuan tumbuh besar, kemudian dijadikan rampasan bagi musuh mereka dan menjadi budak secara turun temurun.

ADVERTISEMENT

Kaum wanita zaman itu tidak bisa menentukan nasib mereka sendiri. Kebanyakan dari mereka akan menjadi budak oleh orang-orang yang kaya pada zaman itu.

Orang kaya menggunakan budak-budak wanita mereka untuk mendapatkan pundi-pundi kekayaan. Hal ini dilakukan dengan cara menjual kehormatan diri wanita budak kepada para lelaki.

Selain alasan di atas, wanita juga dipandang sebelah mata karena mereka dianggap tidak cakap dalam berperang. Tentunya perbedaan fisik yang cukup signifikan dari rata-rata wanita dengan laki-laki memungkinkan diskriminasi ini.

2. Mengonsumsi Khamr

Masyarakat Arab Jahiliyah sangat senang memabukkan diri mereka. Mereka meminum khamr dan nabidz. Khamar terbuat dari anggur yang diperas, sedangkan nabidz terbuat dari perasan bahan selain anggur.

Kebiasaan ini diperparah dengan dilakukan di tempat-tempat maksiat. Tempat berjudi dan pelacuran menjadi langganan bagi peminum yang kemudian akan mabuk hebat setelah memenangkan judi.

3. Gemar Berjudi

Perjudian sudah menjadi seperti budaya dan makanan sehari-hari dalam kehidupan masyarakat Arab pra-Islam. Perjudian ini hanya mengandalkan nasib mereka kepada spekulasi yang tidak berdasar sehingga menurunkan moral mereka.

4. Mencuri dan Merampok

Terkait dengan kondisi padang pasir yang serba sulit dan keras. Masyarakat pada zaman itu terbentuk sifat agresif, brutal, dan kriminal. Tindakan ini semuanya demi mendapatkan pemenuhan kebutuhan atau menambah kekayaan mereka entah itu dilakukan seorang diri atau berkelompok.

5. Berseteru, Berkelahi, serta Berperang

Perilaku ini juga merupakan hasil turunan dari watak tertera di atas. Salah satu contoh hasil dari watak ini adalah Perang Dahis yang berlangsung selama 40 tahun. Perang ini semula berawal dari perselisihan antara dua orang yang saling tuduh dalam perlombaan pacuan kuda.

Sama seperti Perang Basus, awalnya ditimbulkan oleh perselisihan mengenai seekor unta yang bernama Basus. Unta itu dilukai oleh seseorang dari suku Kulaib bin Wail.

Setelah pemilik unta mengetahui bahwa untanya dilukai oleh orang tersebut, ia pun melakukan pembalasan. Akhirnya, terpecahlah perang berdarah antara suku Kulaib bin Wali dengan suku pemilik unta Basus itu.

Dengan kondisi yang demikian, sebutan Jahiliyah pada bangsa Arab pra-Islam tidak sepenuhnya benar jika diartikan sebagai bodoh. Menurut sejarawan Islam Ahmad Amin, Jahiliyah merujuk pada kebiasaan masyarakat itu melawan kebenaran atau jalan yang benar meskipun telah mengetahuinya.

Senada dengan pernyataan itu, masih dalam bukunya Prof. Dr. H. Faisal Ismail, M.A. menjelaskan, masyarakat Arab saat itu dikenal sebagai bangsa yang pandai, cerdas dan sudah mempunyai kebudayaan dan peradaban yang tinggi dengan berbagai rekam jejaknya.

Itulah penjelasan bagaimana kehidupan masyarakat Arab pra-Islam berjalan. Semoga bermanfaat dan menambah wawasanmu.




(rah/rah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads