Orang-orang jahiliyah menganggap bahwa malaikat merupakan anak-anak Tuhan. Untuk itulah, malaikat menjadi salah satu sesembahan yang dipuja bangsa Arab jahiliyah sebelum kedatangan Islam.
Mereka bahkan menganggap para malaikat berjenis kelamin perempuan. Kebiasaan jahil dalam beragama masyarakat Makkah pada masa itu kemudian diabadikan dalam surah Ash Shaffat ayat 151-157,
اَلَآ اِنَّهُمْ مِّنْ اِفْكِهِمْ لَيَقُوْلُوْنَۙ
وَلَدَ اللّٰهُ ۙوَاِنَّهُمْ لَكٰذِبُوْنَۙ
اَصْطَفَى الْبَنَاتِ عَلَى الْبَنِيْنَۗ
مَا لَكُمْۗ كَيْفَ تَحْكُمُوْنَ
اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَۚ
اَمْ لَكُمْ سُلْطٰنٌ مُّبِيْنٌۙ
فَأْتُوْا بِكِتٰبِكُمْ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: Ingatlah, sesungguhnya mereka benar-benar mengatakan dengan kebohongan mereka, "Allah mempunyai anak." Sesungguhnya mereka benar-benar pendusta. Apakah Dia (Allah) lebih memilih anak-anak perempuan daripada anak-anak laki-laki? Apa yang telah terjadi pada kamu? Bagaimana kamu menetapkan(-nya)? Maka, mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? Ataukah kamu mempunyai bukti yang jelas? (Kalau begitu,) bawalah kitabmu jika kamu orang-orang yang benar.
Melansir Prof. Dr. Umar Sulaiman al-Asyqar dalam buku Rahasia Alam Malaikat, Jin dan Setan, keyakinan para bangsa jahiliyah itu dianggap aneh sebab mereka menasabkan anak-anak perempuan kepada Allah namun mereka sendiri tidak menyukai anak perempuan. Selain itu mereka juga menganggap malaikat sebagai wakil Tuhan.
"Sebagian di antara mereka ada yang menyembah dan menuhankan malaikat. Mereka menganggap bahwa para malaikat itu, sebagai wakil Tuhan untuk memberikan segala sesuatu yang diminta atau dihajatkan oleh manusia dan untuk mencabut kembali pemberian itu," demikian penjelasan yang dikutip dari buku K.H. Moenawar Chalil dalam buku Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW.
Al-Qur'an kemudian membantah anggapan dari orang-orang jahiliyah tersebut dalam surah Al Anbiya ayat 26-27. Allah SWT berfirman,
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمٰنُ وَلَدًا سُبْحٰنَهٗ ۗبَلْ عِبَادٌ مُّكْرَمُوْنَ ۙ
لَا يَسْبِقُوْنَهٗ بِالْقَوْلِ وَهُمْ بِاَمْرِهٖ يَعْمَلُوْنَ
يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يَشْفَعُوْنَۙ اِلَّا لِمَنِ ارْتَضٰى وَهُمْ مِّنْ خَشْيَتِهٖ مُشْفِقُوْنَ
Artinya: Mereka berkata, "Tuhan Yang Maha Pengasih telah menjadikan (malaikat) sebagai anak." Mahasuci Dia. Sebaliknya, mereka (para malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan. Mereka tidak berbicara mendahului-Nya dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. Dia (Allah) mengetahui segala sesuatu yang ada di hadapan mereka (malaikat) dan yang ada di belakang mereka. Mereka tidak memberi syafaat melainkan kepada orang yang Dia ridai dan mereka selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya.
Melansir buku Sejarah Kebudayaan Islam terbitan Kementerian Agama (Kemenag), tidak hanya malaikat yang disembah oleh orang-orang jahiliyah tersebut. Sebaliknya mereka juga menyembah berhala, jin, ruh leluhur, hantu, hingga bintang-bintang. Mereka meyakini bintang-bintang tersebut diberikan kekuasaan penuh oleh Tuhan untuk mengatur alam ini.
Mengutip Ali As-Sahbuny dalam Kamus Al-Qur'an: Quranic Explorer, bangsa Arab Jahiliyah menganut ajaran monotheis Nabi Ibrahim AS. Untuk itulah, kedatangan Islam untuk menyempurnakan agama yang dibawa Nabi Ibrahim tersebut.
Mulanya, mereka masih menaati ajaran dalam agama Nabi Ibrahim. Seiring berjalannya waktu, ajaran tersebut mengalami perubahan, penambahan, dan pengurangan oleh pengikutnya yang tidak bertanggung jawab.
"Pada zaman jahiliyah, ajaran monotheis Ibrahim telah musnah berganti dengan sistem paganisme dan diwarnai dekadensi moral," tulis keterangan buku tersebut.
(rah/erd)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026