Hukum Menolak Tamu dalam Ajaran Islam, Bolehkah?

Hukum Menolak Tamu dalam Ajaran Islam, Bolehkah?

Farah Ramadanti - detikHikmah
Jumat, 03 Mar 2023 19:01 WIB
Adab Islam saat Bertamu dan Menjamu Makanan di Hari Raya Idul Fitri
Ilustrasi adab bertamu dalam ajaran Islam. Foto: iStock
Jakarta -

Rasulullah selalu menganjurkan umatnya untuk memperlakukan tamu sebaik-baiknya. Bahkan menjamu dengan makanan dan minuman yang baik sesuai dengan kemampuan juga termasuk adab dalam menerima tamu. Lalu, bagaimana hukum menolak tamu?

Ada adab yang perlu diterapkan ketika hendak bertamu ataupun menerima tamu. Sebagai tamu, sebaiknya memberi kabar saat hendak berkunjung. Salah satu tujuannya adalah untuk mendapatkan persetujuan apakah pemilik rumah bersedia menerima tamu.

Mengutip dari buku Jati Diri Wanita Muslimah oleh Dr. Muhammad Ali Al-Hasyimi, terdapat hadits yang menggambarkan pentingnya menerima tamu. Bertamu ataupun menerima tamu merupakan kegiatan silaturahmi yang mendatangkan kebaikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak kedatangan tamu. (HR Imam Ahmad).

Akan tetapi, dalam kondisi tertentu dan dalam keadaan yang mendesak terkadang kita harus menolak kehadiran tamu. Bagaimana hukumnya dalam ajaran Islam apabila tidak membukakan pintu?

ADVERTISEMENT

Anjuran Rasulullah untuk Menerima dan Menjamu Tamu

Di dalam Islam, kedatangan tamu dianggap sama dengan kedatangan rezeki. Bahkan dikisahkan dalam Al-Qur'an Surat Az Zariyat ayat 23-25 tentang Nabi Ibrahim yang menerima malaikat-malaikat utusan Allah sebagai tamunya.

فَوَرَبِّ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ اِنَّهٗ لَحَقٌّ مِّثْلَ مَآ اَنَّكُمْ تَنْطِقُوْنَ ࣖ ٢٣

هَلْ اَتٰىكَ حَدِيْثُ ضَيْفِ اِبْرٰهِيْمَ الْمُكْرَمِيْنَۘ ٢٤

اِذْ دَخَلُوْا عَلَيْهِ فَقَالُوْا سَلٰمًا ۗقَالَ سَلٰمٌۚ قَوْمٌ مُّنْكَرُوْنَ ٢٥

Artinya: Maka, demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya (apa yang dijanjikan kepadamu itu) pasti akan nyata seperti (halnya) kamu berucap. Sudahkah sampai kepadamu (Nabi Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (Cerita itu bermula) ketika mereka masuk (bertamu) kepadanya, lalu mengucapkan, "Salam." Ibrahim menjawab, "Salam." (Mereka) adalah orang-orang yang belum dikenal.

Kemudian, dikutip dari buku Serial Pemasaran Islam: Pariwisata Halal oleh Menur Kusumaningtyas dan Dr. Ari Prasetyo, S.E., M.Si., yang menyorot tentang anjuran melakukan perjalanan dan berkunjung, Rasulullah mengingatkan sahabatnya untuk menjamu tamu.

"Menjamu tamu adalah tiga hari, adapun memuliakannya sehari semalam dan tidak halal bagi seorang muslim tinggal pada tempat saudaranya sehingga ia menyakitinya." Para sahabat berkata, "Ya Rasulullah, bagaimana menyakitinya?" Rasulullah SAW bersabda: "Sang tamu tinggal bersamanya sedangkan ia tidak mempunyai apa-apa untuk menjamu tamunya." (Al Bukhari dan Ismail, 2011).

Rasulullah mencontohkan kepada para sahabat dan umatnya dalam memperlakukan tamu sebaik-baiknya karena menghormati dan memuliakan orang lain adalah adab dalam Islam wajib diamalkan oleh semua umat muslim. Terlebih, apabila tamu tersebut datang dari tempat yang sangat jauh.

Hukum Menolak Tamu dalam Islam

Menolak tamu dengan alasan yang jelas dan menghindari mudharat adalah diperbolehkan. Apabila pemilik rumah ingin beristirahat, dalam keadaan sakit, dan mencegah munculnya fitnah (dengan bergunjing atau ghibah) maka hal tersebut dapat dimaklumi.

Hal tersebut diperkuat dalam hadits Rasulullah SAW sebagai berikut.

عن أبى موسى الاشعريّ رضي الله عمه قال: قال رسول الله صلّى الله عليه و سلم: الاستئذانُ ثلاثٌ، فان أذن لك و الاّ فارجع

Dari Abu Musa Al-Asy'ary radhiallahu'anhu, dia berkata:

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Minta izin masuk rumah itu tiga kali, jika diizinkan untuk kamu (masuklah) dan jika tidak maka pulanglah!'" (Hadits shahih. HR. Bukhari, no. 5891 dan Muslim, no. 2153)

Meskipun, pada dasarnya Rasulullah lebih menganjurkan untuk menerima tamu karena Allah menyukai hamba-Nya yang senantiasa menjaga tali silaturahmi.

Selanjutnya ada kisah menarik yang menceritakan tentang tamu Rasulullah yang membuat beliau jengkel lantaran terlalu lama bertamu. Kisah berikut tercantum dalam Al-Qur'an Surat Al-Ahzab ayat 53:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَدْخُلُوْا بُيُوْتَ النَّبِيِّ اِلَّآ اَنْ يُّؤْذَنَ لَكُمْ اِلٰى طَعَامٍ غَيْرَ نٰظِرِيْنَ اِنٰىهُ وَلٰكِنْ اِذَا دُعِيْتُمْ فَادْخُلُوْا فَاِذَا طَعِمْتُمْ فَانْتَشِرُوْا وَلَا مُسْتَأْنِسِيْنَ لِحَدِيْثٍۗ اِنَّ ذٰلِكُمْ كَانَ يُؤْذِى النَّبِيَّ فَيَسْتَحْيٖ مِنْكُمْ ۖوَاللّٰهُ لَا يَسْتَحْيٖ مِنَ الْحَقِّۗ وَاِذَا سَاَلْتُمُوْهُنَّ مَتَاعًا فَاسْـَٔلُوْهُنَّ مِنْ وَّرَاۤءِ حِجَابٍۗ ذٰلِكُمْ اَطْهَرُ لِقُلُوْبِكُمْ وَقُلُوْبِهِنَّۗ وَمَا كَانَ لَكُمْ اَنْ تُؤْذُوْا رَسُوْلَ اللّٰهِ وَلَآ اَنْ تَنْكِحُوْٓا اَزْوَاجَهٗ مِنْۢ بَعْدِهٖٓ اَبَدًاۗ اِنَّ ذٰلِكُمْ كَانَ عِنْدَ اللّٰهِ عَظِيْمًا

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali jika kamu diizinkan untuk makan tanpa menunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu dipanggil maka masuklah dan apabila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mengganggu Nabi sehingga dia (Nabi) malu kepadamu (untuk menyuruhmu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. (Cara) yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak boleh (pula) menikahi istri-istrinya selama-lamanya setelah (Nabi wafat). Sungguh, yang demikian itu sangat besar (dosanya) di sisi Allah.

Ayat tersebut menggambarkan bahwa apabila tamu yang datang tidak menerapkan adab menghormati dan memuliakan pemilik rumah, maka si pemilik rumah memiliki hak untuk menolak kehadiran tamu.

Hal ini menandakan bahwa baik tamu dan penerima tamu harus menerapkan adab dan perlakuan yang sama dalam menjalin silaturahmi. Dengan demikian akan tercipta hubungan baik antara kedua belah pihak.

Demikian penjelasan dari hukum menolak tamu dalam Islam berdasarkan Al Qur'an dan hadits Rasulullah. Semoga dapat memberikan pelajaran dan manfaat bagi kita semua




(dvs/dvs)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads