Dalam bersilahturahmi, setiap orang akan saling mengunjungi, bertamu, dan menerima tamu. Rasulullah SAW menganjurkan untuk memuliakan tamu yang berkunjung ke rumah. Hal tersebut berkaitan dengan etika atau norma yang bertujuan untuk saling menjaga keharmonisan sesama.
Imam Nawawi dalam buku Al-Adzkar, menjelaskan anjuran memberi suguhan kepada tamu telah diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim dari Abu Hurairah, dia mengatakan: Seseorang bertamu kepada Rasulullah untuk mendapatkan suguhan, namun ketika beliau tidak menemukan makanan sebagai suguhan, maka beliau bersabda, "Siapakah yang bersedia menampung orang ini? Semoga Allah melimpahkan rahmat kepadanya." Seseorang dari golongan Anshar kemudian berdiri lalu mengajak pergi tamu beliau menuju ke rumahnya.
Memberi Suguhan kepada Tamu, Apakah Wajib?
Dalam Fikih Jumhur #1 oleh Dr. Muhammad Na'im Muhammad Hani Sa'i, Jumhur ulama berpendapat, bahwa seorang muslim memberi suguhan kepada muslim yang bertamu kepadanya, hukumnya adalah sunnah yang disukai bukan wajib. Baik tamu tersebut penduduk dari desa ataupun kota. Demikian pendapat Malik, Abu Hanifah dan Asy-Syafi'i.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Al-Laits bin Sa'ad dan Ahmad mengatakan, memberi suguhan kepada tamu hukumnya adalah wajib dalam jangka waktu sehari semalam.
Ahmad menambahkan, "Memberi suguhan kepada tamu, hukumnya wajib dalam waktu sehari semalam, atas penduduk kampung dan pedesaan bukan penduduk kota."
Dilansir dari halaman Kemenag, berikut ini adalah adab dalam memuliakan tamu:
1. Ketika tamu datang ke rumah dianjurkan menyambutnya dengan iringan.
2. Menerima tamu dengan bahagia dan memperlihatkan kesenangan di hadapan tamu.
3. Menjamu tamu dengan memberikan minuman dan makanan semampunya.
4. Ketika tamu pamit pulang dianjurkan mengantarkan sampai pagar rumah.
5. Mengutamakan tamu disbanding diri sendiri dan keluarga.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, "Keharusan menjamu tamu adalah tiga hari, selebihnya adalah sedekah." (HR. Muslim)
Melansir pada buku Tuntunan Adab-adab Sunnah Rasulullah untuk Kehidupan Sehari-hari oleh Muhammad al Islam, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surah Al-Hasyr ayat 9 tentang balasan seseorang yang memuliakan tamu sebagai berikut:
وَٱلَّذِينَ تَبَوَّءُو ٱلدَّارَ وَٱلْإِيمَٰنَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِى صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ أُوتُوا۟ وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
Artinya: "Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung." (QS. Al-Hasyr: 9)
Seseorang dapat memuliakan tamu diantaranya seperti memberikan senyuman dan sambutan yang ramah serta menyenangkan. Selebihnya, apabila tuan rumah memiliki rezeki, tamu dijamu dengan baik.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi