Tahiyat Awal dan Akhir: Posisi Duduk Serta Bacaannya sesuai Sunnah Nabi

Tahiyat Awal dan Akhir: Posisi Duduk Serta Bacaannya sesuai Sunnah Nabi

Azkia Nurfajrina - detikHikmah
Kamis, 02 Mar 2023 19:15 WIB
Muslim Friday mass prayer in Turkey
Tahiyat Awal dan Akhir: Posisi Duduk Serta Bacaannya sesuai Sunnah Nabi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/mustafagull)
Jakarta -

Tiap gerakan dalam sholat terdapat bacaannya masing-masing, termasuk saat duduk tasyahud atau tahiyat. Adapun kaum muslim mengenal dua tahiyat yang disyariatkan yakni tahiyat awal dan tahiyat akhir.

Umat Islam yang mendirikan sholat tentu mengetahui gerakan tasyahud, atau yang familier disebut tahiyat. Terdapat dua yang dikenal, yaitu tahiyat awal dan tahiyat akhir.

Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar menjelaskan, "Apabila sholat terdiri atas dua rakaat seperti Subuh dan sholat sunnah lainnya, maka hanya ada satu kali tasyahud. Jika sholat terdiri dari tiga atau empat rakaat, maka terdapat dua kali tasyahud, yang pertama (awal) dan kedua (akhir)."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jumhur ulama beserta Imam Syafi'i, Malik, dan Abu Hanifah mengatakan bahwa gerakan tahiyat awal merupakan sunnah dalam sholat. Adapun madzhab Syafi'iyah menyebut orang yang meninggalkan tasyahud pertama ini karena sengaja atau lupa, maka baginya perlu melakukan sujud sahwi.

Sementara hukum tasyahud atau tahiyat akhir merupakan wajib menurut mayoritas ulama. Bahkan disebut sebagai rukun sholat oleh ulama Nashiruddin al-Albani dalam buku Sifat Shalat Nabi. Sehingga mereka yang meninggalkan duduk tahiyat akhir, maka sholatnya batal, dan mesti diulang.

ADVERTISEMENT

Untuk cara duduk antara tasyahud pertama dan terakhir ada perbedaan sebagaimana yang diterangkan oleh sejumlah ulama dan tercantum dalam hadits. Pada tahiyat awal, cara duduknya dengan iftirasy, sedang tahiyat akhir dengan tawaruk.

Gerakan Duduk Tahiyat Awal yang Benar

Nashiruddin al-Albani dalam bukunya menerangkan bahwa Rasulullah SAW melakukan duduk iftirasy pada tahiyat awal.

Duduk Iftirasy adalah duduk di atas mata kaki kiri, meletakkan punggung kaki di atas tanah, menegakkan kaki kanan, dan menghadapkan ujung jari kaki ke arah kiblat. Atau bisa disebut menjadikan kaki kiri sebagai alas duduk, menukil Kitab Shalat Empat Madzhab oleh Syaikh Abdurrahman Al-Jaziri.

Dalam sebuah riwayat diuraikan, "Beliau (Nabi SAW) meletakkan tangan yang kiri di atas paha kirinya dan tangan kanan di atas paha kanannya serta menggenggam dua jarinya (tangan kanan) yaitu: jari kelingking dan jari manisnya. Dan melingkarkan jari tengah dengan jempolnya sehingga membentuk lingkaran kecil serta mengangkat jari telunjuknya tidak tegak, akan tetapi sedikit merundukkan seraya berdoa dengan memusatkan pandangan ke jari telunjuknya.

Dan membentangkan (membuka telapak tangan kirinya di atas paha kiri). Adapun gambaran duduknya dalam tasyahud ini (tasyahud awal) sebagaimana diterangkan pada sifat duduknya antara dua sujud, yaitu: "Beliau duduk di atas kaki kirinya dan menghujamkan (menegakkan) kaki yang kanan." (HR Nasa'i)

Gerakan Duduk Tahiyat Akhir yang Benar

Syaikh Muhammad Fahd dan Syaikh Bin Baz dalam buku Sifat Wudhu & Shalat Nabi menyebut bahwa Rasul SAW duduk tawaruk pada tahiyat akhir. Sesuai dalam hadits, "Beliau (Nabi SAW) duduk tawarruk pada duduk tasyahudnya yang terakhir (HR. Al-Bukhari)

Untuk cara duduk tawaruk yang benar sesuai sunnah Rasul SAW sendiri dirincikan dalam hadits: "Beliau meletakkan pinggulnya ke tanah, yaitu membebankan pada pinggul kirinya, dan menjulurkan setengah telapak kaki kirinya dari bawah betis yang kanan sekedarnya." (HR Abu Dawud)

"Nabi SAW membentangkan hasta tangan kanannya di atas paha yang kanan dan tidak memalingkan (menjauhkan) darinya, sehingga batas sikunya berada di pangkal paha. Lalu beliau menggenggam dua jarinya, yaitu jari kelingking dan jari manisnya serta melingkarkan jari tengah dan jempolnya seraya berdoa. "(HR Ahmad dan Ahlu Sunan)

"Adapun tangan yang kiri, jari jemarinya terbuka di atas paha kiri. Beliau menghadapkan jari-jarinya ke kiblat dalam tasyahud, mengangkat tangan, rukuk serta sujud. Juga di dalam sujudnya, beliau menghadapkan jari-jari kakinya ke kiblat." (HR Muslim).

Doa Tahiyat Awal

Untuk bacaan doa tasyahud awal, Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr dalam buku Fiqih Doa dan Dzikir Jilid 2 menukil dari hadits shahih oleh Abdullah bin Abbas.

التَّحِيَّاتُ المُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لله، السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللَّهِ


Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaatu lillaah, assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wa barakaatuh, assalaamu 'alainaa wa 'ala 'ibaadillahish shaalihiin. Asyhadu an laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna muhammadan rasuulullah

Artinya: "Segala penghormatan, keberkahan, dan kebaikan, untuk Allah. Keselamatan atasmu wahai Nabi dan rahmat Allah serta keberkahan-Nya. Keselamatan atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang haq kecuali Allah. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah." (HR Muslim)

Doa Tahiyat Akhir

Masih dari buku Fiqih Doa dan Dzikir Jilid 2, bacaan tasyahud akhir sama dengan doa tahiyat awal, tetapi disyariatkan untuk ditambah shalawat kepada Nabi SAW setelahnya. Sehingga bacaannya sebagai berikut:

التَّحِيَّاتُ المُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لله، السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللَّهِ


Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaatu lillaah, assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wa barakaatuh, assalaamu 'alainaa wa 'ala 'ibaadillahish shaalihiin. Asyhadu an laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna muhammadan rasuulullah


Artinya: "Segala penghormatan, keberkahan, dan kebaikan, untuk Allah. Keselamatan atasmu wahai Nabi dan rahmat Allah serta keberkahan-Nya. Keselamatan atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang haq kecuali Allah. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah." (HR Muslim, dari Abdullah bin Abbas)


Lanjut shalawat Ibrahimiyah:


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيْدٌ


Allahumma shalli 'ala muhammad wa 'ala aali muhammad, kamaa shalaita 'ala ibraahim wa 'ala aali ibraahim, innaka hamiidun majiid. Allahumma baarik 'ala muhammad wa 'ala aali muhammad, kamaa baarakta 'ala ibraahim wa 'ala aali ibraahiim, innaka hamiidun majiid


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan atas keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau melimpahkan shalawat atas Ibrahim dan atas keluarga Ibrahim.
Sungguh Engkau Maha Terpuji lagi Mahamulia. Ya Allah, berkahilah atas Muhammad dan atas keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau berkahi atas Ibrahim dan atas keluarga Ibrahim, sungguh Engkau Maha Terpuji lagi Mahamulia." (HR Bukhari & Muslim, dari Ka'ab bin Ujrah)


Itulah bacaan tahiyat awal dan akhir yang dianjurkan oleh Nabi SAW. Semoga bisa diamalkan ya detikers!




(erd/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads