Manusia Pertama yang Dihisab pada Hari Kiamat

Manusia Pertama yang Dihisab pada Hari Kiamat

Kristina - detikHikmah
Minggu, 26 Feb 2023 07:30 WIB
arabic man praying in the desert
Ilustrasi manusia pertama yang dihisab pada hari kiamat. Foto: Getty Images/iStockphoto/franckreporter
Jakarta -

Manusia akan menjalani hisab setelah dibangkitkan dari kubur dan berkumpul di Padang Mahsyar. Menurut sebuah khabar, orang pertama yang akan dihisab berasal dari umat Nabi Muhammad SAW.

Peristiwa hisab atau pertanggungjawaban dari setiap amal perbuatan manusia semasa di dunia diterangkan dalam Al-Qur'an surah Az Zalzalah. Allah SWT berfirman,

يَوْمَىِٕذٍ يَّصْدُرُ النَّاسُ اَشْتَاتًا ەۙ لِّيُرَوْا اَعْمَالَهُمْۗ ٦ فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ ٧ وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ ࣖ ٨

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Pada hari itu manusia keluar (dari kuburnya) dalam keadaan terpencar untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan) semua perbuatan mereka. Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya." (QS Az-Zalzalah: 6-8)

Dijelaskan dalam Kitab Al-Wasathiyyah fil Qur'anil Kariim karya Ali Muhammad Ash-Shallabi yang diterjemahkan oleh Samson Rahman, umat Nabi Muhammad SAW adalah umat yang paling awal dikumpulkan dan dihisab pada hari kiamat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

ADVERTISEMENT

"Kami adalah umat terakhir dan umat yang pertama kali dihisab." Dikatakan (kepada kami), "Di mana umat yang ummi dan Nabi mereka? Kami adalah umat terakhir dan paling awal (didahulukan di akhirat dalam hisab)." (HR Bukhari dalam Kitab Al-Jum'ah, Bab Fardhu Jum'ah)

Dalam hadits shahih disebutkan, "Kami kaum terakhir dan terdepan pada pada hari kiamat walaupun mereka Allah karunia Kitab sebelum kami. Inilah hari yang diwajibkan atas mereka lalu mereka berselisih tentangnya. Lalu Allah menunjuki kami. Sehingga manusia menjadi pengikut kami, Yahudi besok dan lusa orang-orang Kristen." (HR Bukhari)

Ibnu Majah juga meriwayatkan hadits serupa dengan redaksi, "Kita adalah umat terakhir dan umat yang pertama dihisab." Hadits ini dinilai shahih oleh Al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahihah.

Ibnul Jauzi mengatakan dalam Kitab Bustanul Wa'izhin yang diterjemahkan oleh Iman Firdaus, orang pertama dari umat Nabi Muhammad SAW yang dipanggil untuk dihisab adalah seorang laki-laki Quraisy dari bani Makhzum yang bernama Abdullah ibn Abdul Asad. Ia memiliki saudara yang bernama al-Aswad ibn Abdul Asad.

Allah SWT menurunkan ayat tentang kedua orang tersebut. Allah SWT berfirman,

فَاَمَّا مَنْ اُوْتِيَ كِتٰبَهٗ بِيَمِيْنِهٖ فَيَقُوْلُ هَاۤؤُمُ اقْرَءُوْا كِتٰبِيَهْۚ ١٩ اِنِّيْ ظَنَنْتُ اَنِّيْ مُلٰقٍ حِسَابِيَهْۚ ٢٠ فَهُوَ فِيْ عِيْشَةٍ رَّاضِيَةٍۚ ٢١ فِيْ جَنَّةٍ عَالِيَةٍۙ ٢٢ قُطُوْفُهَا دَانِيَةٌ ٢٣ كُلُوْا وَاشْرَبُوْا هَنِيْۤـًٔا ۢبِمَآ اَسْلَفْتُمْ فِى الْاَيَّامِ الْخَالِيَةِ ٢٤

Artinya: "Adapun orang yang diberi catatan amalnya di tangan kanannya, dia berkata (kepada orang-orang di sekelilingnya), "Ambillah (dan) bacalah kitabku (ini)! Sesungguhnya (saat di dunia) aku yakin bahwa (suatu saat) aku akan menerima perhitungan diriku." Maka, ia berada dalam kehidupan yang menyenangkan dalam surga yang tinggi yang buah-buahannya dekat. (Dikatakan kepada mereka,) "Makan dan minumlah dengan nikmat sebagai balasan amal yang kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu." (QS Al Haqqah: 19-24)

Ibnul Jauzi mengatakan, ayat tersebut turun untuk Abdullah ibn Abdul Asad. Sementara firman Allah SWT,

وَاَمَّا مَنْ اُوْتِيَ كِتٰبَهٗ بِشِمَالِهٖ ەۙ فَيَقُوْلُ يٰلَيْتَنِيْ لَمْ اُوْتَ كِتٰبِيَهْۚ ٢٥

Artinya: "Adapun orang yang diberi catatan amalnya di tangan kirinya berkata, "Seandainya saja aku tidak diberi catatan amalku." (QS Al Haqqah: 25)

turun tentang al-Aswad ibn Abdul Asad, saudara dari Abdullah ibn Abdul Asad.

Diceritakan, Abdullah adalah seorang mukmin. Ia akan masuk melalui balik tirai dan dihadapkan di depan Allah SWT. Ibnul Jauzi mengatakan, Abdullah amat ketakutan ketika dihadapkan kepada Allah SWT.

"Seluruh tulang sendinya bergemeretak, jiwanya melayang disebabkan takut yang amat sangat kepada Allah SWT. Ketika ia berada dalam ketakutan yang sangat seperti itu, tiba-tiba datanglah seorang malaikat dari sisi Allah dan di tangannya terhadap catatan putih yang dicap dengan tanda keabadian," terang Ibnul Jauzi.

Wallahu a'lam.




(kri/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads