Yaumul Hisab, Hari Perhitungan Amal Perbuatan Manusia, Sudah Siapkah Kita?

Yaumul Hisab, Hari Perhitungan Amal Perbuatan Manusia, Sudah Siapkah Kita?

Cicin Yulianti - detikHikmah
Rabu, 30 Nov 2022 20:00 WIB
libra scale on the wood background
Apa itu yaumul hisab. Foto: Getty Images/iStockphoto/Seng kui Lim
Jakarta -

Yaumul hisab adalah hari diperhitungkannya setiap amal perbuatan manusia. Di yaumul hisab ini, seluruh manusia akan dimintai pertanggungjawabannya atas apa yang ia lakukan selama hidup di dunia. Di hari tersebut, manusia tidak dapat berbohong atau membela diri karena mulut mereka akan dikunci dan anggota tubuhlah yang menjadi saksi.

Keterangan tentang yaumul hisab ini terdapat dalam Al-Qur'an Surat Al-Zalzalah ayat 7-8 yang artinya, "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya pula."

Berkaitan dengan yaumul hisab ini, salah satu sahabat Rasul yakni Umar bin Khattab pernah memberikan nasihat, "Hisablah diri kamu sebelum kamu dihisab." Menghisab diri dalam makna tersebut berarti bahwa seseorang harus berusaha menghitung diri dan melakukan evaluasi diri sebelum Allah yang nanti akan mengevaluasinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalil Tentang Yaumul Hisab

Mengutip buku berjudul Hari Penghitungan Amal (Al-Hisab, wa Al-Ardh' Alallah Subhanahu Jalla Jalaluh) oleh Mahir Ahmad Ash-Shufiy (2007), sebagai hari di mana nasib kita akan diketahui apakah perbuatan kita selama di dunia benar atau salah akan terjadi pada yaumul hisab ini. Perhitungan pada yaumul hisab ini amalan seseorang akan dihitung secara detail.

Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Maryam ayat 93-95, yang berbunyi,"Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, melainkan akan datang kepada (Allah) Yang Maha Pengasih sebagai seorang hamba. Dia (Allah) benar-benar telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. Dan setiap orang dari mereka akan datang kepada Allah sendiri-sendiri pada hari kiamat."

ADVERTISEMENT

Selain itu, anggota tubuh manusia akan menyampaikan masing-masing atas apa yang telah mereka lakukan, seperti penjelesan dalam Al-Qur'an Surat Al-Mursalah ayat 35-36 yang artinya, "Inilah hari, saat mereka tidak dapat berbicara, dan tidak diizinkan kepada mereka mengemukakan alasan agar mereka dimaafkan."

Bahkan, pada hari itu tidak akan ada yang bisa membela dan memberi pertolongan kecuali atas amal mereka sendiri, sebagaimana pada firman Allah dalam Al-Qur'an Surat Ath-Thur ayat 46 yang artinya, "(Yaitu) pada hari (ketika) tipu daya mereka tidak berguna sedikit pun bagi mereka dan mereka tidak akan diberi pertolongan."

Cara Memaknai Yaumul Hisab

Sebagai orang yang beriman, maka kita harus meyakini bahwa yaumul hisab adalah hari yang akan benar-benar kita lalui kelak. Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkan diri sedini mungkin untuk menghindari lebih banyaknya amalan buruk yang nanti akan kita peroleh.

Berikut adalah cara memaknai yaumul hisab yang dapat kita lakukan:

· Senantiasa mengerjakan amal kebajikan

· Menghindari maksiat

· Memperbanyak sedekah

· Mengerjakan sholat wajib serta sholat sunnah

· Tidak menggunakan mata untuk melihat hal-hal yang tidak baik atau memperbanyak menundukkan pandangan

· Menggunakan mulut untuk berbicara yang baik

· Menggunakan telinga untuk banyak mendengarkan ayat-ayat Al-Qur'an

· Banyak melangkahkan kaki ke tempat-tempat berkumpulnya orang sholeh

· Menutup aurat untuk perempuan

Sebagai pengingat, dalil yaumul hisab juga terdapat dalam Quran surat Al Anbiya ayat 47 yang berbunyi

Arab: وَنَضَعُ الْمَوَازِيْنَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔاۗ وَاِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ اَتَيْنَا بِهَاۗ وَكَفٰى بِنَا حَاسِبِيْنَ

Latin: wa naḍa'ul-mawāzīnal-qisṭa liyaumil-qiyāmati fa lā tuẓlamu nafsun syai`ā, wa ing kāna miṡqāla ḥabbatim min khardalin atainā bihā, wa kafā binā ḥāsibīn

Artinya: "Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan."




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads