Apa yang dimaksud dengan khalwat? Syaikh Ahmad Zaruq menyatakan bahwa khalwat bentuknya semacam i'tikaf. Ada yang melakukannya di masjid seperti i'tikaf, ada juga yang tidak.
Dalam buku Hakekat Tasawuf yang ditulis oleh Abdul Qadir Isa dkk, sunnah memberi petunjuk bahwa khalwat dapat dilakukan selama 40 hari. Khalwat dikatakan sebagai pintu untuk menjalin kedekatan dengan Allah SWT.
Dikutip dari buku Hukum Jinayat Aceh oleh Dr Ali Abubakar MA dkk, secara bahasa khalwat artinya khulwah yang berarti sunyi atau sepi. Secara istilah, khalwat adalah keadaan seseorang yang menyendiri dan jauh dari pandangan orang lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Makna positif dari khalwat adalah menarik diri dari keramaian dan menyepi untuk mendekatkan diri kepada Allah. Sementara itu, ada juga makna khalwat dari segi negatif yang berarti perbuatan berdua-duaan di tempat sunyi atau terhindar dari pandangan orang lain antara seorang pria dan wanita yang tidak diikat dengan hubungan perkawinan dan bukan mahram.
Kali ini, khalwat yang akan dibahas adalah dari segi makna positif.
Dua Macam Khalwat
Adapun, KH Muhammad Sholikhin dalam bukunya yang bertajuk Rahasia Hidup Makrifat, Selalu Bersama Allah mengatakan bahwa terdapat dua macam khalwat, yaitu khalwat lahiriah dan batiniah.
Khalwat lahiriah berarti membebaskan diri dari orang lain untuk mendidik ego, sehingga memungkinkan perkembangan spiritual dengan keikhlasan. Dengan demikian, terciptalah benteng atas dosa, kesalahan, dan terjaga kebersihan jiwanya.
Sementara itu, khalwat batiniah artinya menjauhkan hati dari pikiran yang sifatnya duniawi, dari kejahatan dan ego, meninggalkan makan dan minum, serta dari harta, keluarga, dan lain sebagainya.
Ketika seseorang menjalani khalwat batiniah, maka hatinya harus terkunci dari semua kesombongan, kebanggaan, marah, iri hati, balas dendam, dan hal buruk lainnya.
Jadi, dapat disimpulkan khalwat merupakan aktivitas memutuskan hubungan dengan manusia dan meninggalkan segala hal yang bersifat duniawi dalam waktu tertentu.
Bagaimana Cara Melaksanakan Khalwat?
Mengacu pada buku Hakekat Tasawuf, seorang syaikh meminta muridnya untuk berkhalwat di tempat tertentu lalu menugaskan seseorang untuk mengantarkan sedikit makanan kepada murid tersebut.
Kemudian, syaikh tersebut mendiktekan sebuah zikir kepada muridnya agar lisan dan hatinya disibukkan. Kalimat zikir tersebut ialah "Allah, Allah", "Subhanallah, subhanallah," dan kalimat semacamnya.
Sang murid terus melantunkan zikir hingga hatinya kosong dan hanya terisi Allah SWT. Selama berkhalwat, seseorang tidak boleh mengingat urusan duniawi dan hanya disibukkan dengan zikir kepada Allah.
Dalil Mengenai Khalwat
Dalil khalwat dari sunnah terdapat dalam sebuah hadits. Diriwayatkan dari Aisyah RA, dia berkata:
"Permulaan wahyu Rasulullah adalah dalam bentuk mimpi yang benar di kala beliau tidur. Beliau tidak bermimpi kecuali sesuatu yang muncul seperti terangnya fajar. Kemudian beliau suka berkhalwat. Beliau berkhalwat di gua Hira. Di sana beliau beribadah dalam waktu beberapa malam, sebelum beliau kembali kepada keluarga beliau dan mengambil bekal. Kemudian beliau pulang ke rumah Khadijah dan mengambil bekal lagi. Sampai akhirnya, wahyu datang kepada beliau, sedang beliau berada di gua Hira," (HR Bukhari).
Saat menerangkan hadits tersebut, Ibnu Jumrah menyatakan bahwa hadits itu diperoleh dalil bahwa khalwat adalah sarana yang efektif untuk membantu seseorang beribadah dan memperbaiki agamanya.
Sebab, ketika Nabi Muhammad SAW mengasingkan diri dari manusia dan pergi berkhalwat, beliau memperoleh kebaikan yang sangat besar. Oleh karenanya, siapa saja yang berkhalwat maka akan mendapat kebaikan.
(aeb/erd)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza