Pasalnya, menurut Prof Wahbah Az Zuhaili dalam Kitab Fiqhul Islam wa Adillathuhu Juz 2, rukun salat sendiri adalah perkara dalam kegiatan ibadah yang tidak boleh ditinggalkan. Bila rukun salat tidak atau sengaja ditinggalkan maka salat fardhunya dianggap tidak sah.
Bacaan Takbiratul Ihram dalam Arab, Latin, dan Artinya
Menurut Bulughul Mahram, takbiratul ihram adalah bacaan takbir pertama ketika salat. Posisi takbiratul ihram dimulai dengan berdiri, menghadap kiblat, sambil mengucapkan takbir. Berikut lafadz dan artinya,
أللهُ أَكْبَرْ
Bacaan latin: Allahu Akbar
Artinya: Allah Mahabesar. (HR Muslim dan Ibnu Majah)
Seorang muslim disyariatkan memperdengarkan bacaan takbirnya pada diri sendiri sebagaimana membaca surah dan rukun-rukun berupa bacaan lainnya. Redaksi takbir yang dibaca juga harus jelas menurut kalangan ulama Syafi'iyyah dan Hanabilah.
"(Dibaca jelas artinya) dengan tidak membaca panjang pada huruf-huruf yang memang tidak dibaca panjang," demikian penjelasan dari Kitab Fiqhul Islam wa Adillathuhu Juz 2.
Lebih lanjut, ulama Syafi'iyyah berpendapat, orang yang tidak mampu mengucapkan bacaan takbiratul ihram dalam bahasa Arab boleh menggunakan bahasa apapun selama masih menunjukkan makna takbir. Meski demikian, tetap ada keharusan baginya untuk mempelajari bacaan takbir dalam bahasa Arab.
Senada dengan itu, Mazhab Hanafi juga membolehkan pembukaan salat dengan kalimat apa saja selama mengandung pengagungan terhadap Allah seperti, Allaahu ajall, allaahu a'zham, kabiir, ar rahmaan a'zham, dan lain sebagainya.
Takbiratul ihram adalah bagian dari rukun salat berupa bacaan dzikir yang memuji kebesaran Allah SWT. Sudah selayaknya bacaan takbiratul ihram dibaca tanpa cela setelah doa iftitah saat salat sebagaimana Rasulullah SAW telah menjelaskan keutamaan bacaan takbiratul ihram dalam haditsnya.
مِفْتَاحُ الصَّلاَةِ الطُّهُورُ وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ
Artinya: "Pembuka salat adalah bersuci, yang mengharamkan dari perkara di luar salat adalah ucapan takbir dan yang menghalalkan kembali adalah ucapan salam." (HR Tirmidzi)
Bacaan Setelah Takbiratul Ihram
Bacaan setelah takbiratul ihram adalah doa iftitah atau doa pembuka salat. Rasulullah SAW pernah mencontohkan amalan ini dalam haditsnya dengan beragam versi bacaan.
Salah satunya dalam hadits yang diceritakan Abu Hurairah, Rasulullah SAW dikisahkan pernah membaca doa iftitah saat sholat,
كان رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذا كبَّر في الصلاة؛ سكتَ هُنَيَّة قبل أن يقرأ. فقلت: يا رسول الله! بأبي أنت وأمي؛ أرأيت سكوتك بين التكبير والقراءة؛ ما تقول؟ قال: " أقول: ... " فذكره
Artinya: "Biasanya Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam setelah bertakbir ketika shalat, ia diam sejenak sebelum membaca ayat. Maka aku pun bertanya kepada beliau, wahai Rasulullah, kutebus engkau dengan ayah dan ibuku, aku melihatmu berdiam antara takbir dan bacaan ayat. Apa yang engkau baca ketika itu adalah:... (beliau menyebutkan doa istiftah)." (Muttafaqun 'alaih)
Salah satu bunyi bacaan doa iftitah yang disebutkan Rasulullah SAW di antaranya sebagai berikut,
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
Bacaan latin: Allahumma baaid baynii wa bayna khotoyaaya kamaa baa'adta baynal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii min khotoyaaya kamaa yunaqqots tsaubul abyadhu minad danas. Allahummagh-silnii min khotoyaaya bil maa-iwats tsalji wal barod.
Artinya: "Ya Allah, jauhkan lah antara aku dan kesalahan-kesalahanku, sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkan lah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cuci lah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan embun." (HR Bukhari dan Muslim)
Adapun pengamalan takbiratul ihram hingga doa iftitah ketika salat berjamaah, mayoritas ulama fiqih mensyaratkan makmum agar tidak bertakbir sebelum imam selesai membaca takbir. Hal itu sesuai dengan hadits yang menyebut bahwa imam dipilih untuk diikuti (Muttafaqun 'alaih).
Simak Video "Viral Penumpang Salat di KRL, KCI Sebut Setiap Stasiun Sediakan Musala"
[Gambas:Video 20detik]
(rah/lus)
Komentar Terbanyak
Hukum Patung dalam Ajaran Islam, Boleh atau Tidak?
Setan Dibelenggu pada Bulan Ramadan Menurut Hadits, Benarkah Demikian?
Masjid Sheikh Zayed Solo Jadi Primadona Saat Ramadan