Tujuan Berdirinya NU yang Lahir pada 31 Januari Seabad Lalu

Tujuan Berdirinya NU yang Lahir pada 31 Januari Seabad Lalu

Kristina - detikHikmah
Selasa, 31 Jan 2023 12:15 WIB
Nahdlatul Ulama tahun 2023 menginjak usia 1 abad.
Ilustrasi tujuan berdirinya Nahlatul Ulama (NU) yang menginjak usia 100 tahun. Foto: NU Online Jawa Timur
Jakarta -

Nahdlatul Ulama (NU) adalah organisasi Islam yang didirikan oleh KH Hasyim Asy'ari di Surabaya. Tujuan berdirinya NU tercantum secara eksplisit dalam anggaran dasar pertamanya.

NU lahir pada tanggal 31 Januari 1926 atau 16 Rajab 1344 H. Pada tahun ini, dalam kalender Hijriyah, NU menginjak usia yang ke-100 tahun.

Disebutkan dalam buku Pendidikan Ke-NU-an: Konsepsi Ahlussunnah Wal Jamaah Annahdliyah karya Nur Cholid, latar belakang berdirinya NU tak lepas dari kiprah ulama Ahlusunnah wal Jama'ah atau para pengasuh pesantren. KH Hasyim Asy'ari dan KH Abdul Wahab Hasbullah adalah dua tokoh besar di balik berdirinya NU.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut buku Muqaranah Madzahib karya Ahmad Musadad, latar belakang berdirinya NU juga berkaitan erat dengan perkembangan pemikiran keagamaan dan politik dunia Islam kala itu.

Tujuan Berdirinya NU

Tujuan berdirinya NU termuat dalam anggaran dasar formal (Statuten) yang pertama. Dalam manuskrip berjudul Traditionalist Muslims in A Modernizing World: The Nahdlatul Ulama and Indonesia's New Order Politics, Factional Conflict and The Search for A New Discourse 1994 karya Martin van Bruinessen dan diterjemahkan oleh Farid Wajidi, anggaran dasar tersebut dibuat pada Muktamar NU yang ketiga pada 1928.

ADVERTISEMENT

Disebutkan, tujuan berdirinya NU adalah mengembangkan ajaran-ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah dan melindunginya dari penyimpangan kaum pembaru dan modernis. Tujuan ini termuat dalam pasal 2 dan 3, sebagaimana berbunyi:

Fatsal 2. Adapoen maksoed perkoempoelan ini jaitoe: "Memegang dengan tegoeh pada salah satoe dari madzhabnja Imam ampat, jaitoe Imam Moehammad bin Idris Asj-Syafi'i, Imam Malik bin Anas, Imam Aboe-Hanifah An-Noe'man, atau Imam Ahmad bin Hambal dan mengerdjakan apa sadja yang mendjadikan kemaslahatan Agama Islam.

Fatsal 3. Oentoek mentjapai maksoed perkoempoelan ini maka diadakan ichtiar:

a. Mengadakan perhoeboengan di antara 'Oelama-'Oelama jang bermadzhab terseboet dalam fatsal 2.
b. Memeriksai kitab-kitab sebeloemnja dipakai oentoek mengadjar, soepaja diketahoei apakah itoe daripada kitab-kitabnja Ahli Soennah Wal Djama'ah atau kitab-kitabnja Ahli Bid'ah.
c. Menjiarkan Agama Islam di atas madzhab sebagai terseboet dalam fatsal 2, dengan djalanan apa sadja jang baik.
d. Berichtiar memperbanjakkan Madrasah-madrasah jang berdasar Agama Islam.
e. Memperhatikan hal-hal jang berhoeboengan dengan masdjid2, langgar2 dan pondok2, begitoe dengan hal ihwalnja anak-anak jatim dan orang-orang jang fakir miskin.
f. Mendirikan badan-badan oentoek memadjoekan oeroesan pertanian, perniagaan dan peroesahaan, jang tiada dilarang oleh sjara' Agama Islam.

Statuten NU tersebut diterbitkan sebagai suplemen Javasche Courant 25 Februari 1930. Format anggaran dasar ini tidak menyebut hubungan dengan Hijaz yang merupakan latar belakang langsung berdirinya NU.

Martin van Bruinessen mencatat, tujuan berdirinya NU yang termuat dalam anggaran dasar NU tersebut tidak semata-mata menunjukkan penolakan terhadap semua pendirian kaum pembaru dan modernis. Ia mengatakan, dalam praktiknya, tampak NU mendorong pembaruan pendidikan dan kerja-kerja karitatif yang coraknya tidak berbeda jauh dari kegiatan yang sebelumnya dipelopori oleh para pembaru.




(kri/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads