Banyak Siksa Kubur Akibat Tidak Suci dari Kencing, Benarkah?

Banyak Siksa Kubur Akibat Tidak Suci dari Kencing, Benarkah?

Rahma Harbani - detikHikmah
Rabu, 11 Jan 2023 11:30 WIB
Sejumlah warga datang untuk berziarah di area makam korban COVID-19 di TPU Tegal Alur, Jakarta. Berikut penampakannya.
Ilustrasi. Benarkah tidak suci dair kencing menjadi salah satu penyebab siksa kubur? (Foto: Ari Saputra/detikcom)
Jakarta -

Rasulullah SAW senantiasa mengabarkan umatnya agar berhati-hati dan menghindarkan diri dari perkara yang menjadi penyebab siksa kubur melalui hadits-haditsnya. Benarkah salah satu sebabnya adalah tidak suci dalam beristinja atau kencing?

Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan dalam Ringkasan Fikih Lengkap menjelaskan, tidak membersihkan diri dari kencing ternyata memang menjadi salah satu penyebab azab kubur. Bahkan, hadits Rasulullah SAW menyebut, perkara tersebut menjadi perkara terbanyak yang menjadi alasan seorang muslim mendapat siksa kubur.

Hadits tersebut juga bersanad shahih dan memiliki hadits-hadits yang menguatkannya dalam Kitab Ash Shahihain. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW pernah berkata,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

اِسْتَنْزِهُوا مِنْ اَلْبَوْلِ, فَإِنَّ عَامَّةَ عَذَابِ اَلْقَبْرِ مِنْهُ

Artinya: Bersihkanlah dari kencing oleh kalian semua karena kebanyakan azab kubur dikarenakan olehnya. (HR Ad Daruquthni)

ADVERTISEMENT

Tidak hanya itu, Rasulullah SAW juga pernah menyatakannya dalam riwayat lain yang diceritakan dari Ibnu Abbas RA. Ia berkata,

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : كُنَّانَمْشِى مَعَ رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَرَرْنَاعَلَى قَبْرَيْنِ فَقَامَ فَقُمْنَامَعَهُ فَجَعَلَ لَوْ نُهُ يَتَغَيَّرُحَتَّى رَعَدَكُمُّ قَمِيْصِهِ فَقُلْنَامَالَكَ يَارَسُوْلَ اللَّهِ فَقَالَ: اَمَاتَسْمَعُوْنَ مَاأَسْمَعُ ؟ فَقُلْنَاوَمَاذَاكَ يَانَبِىَّ اللَّهِ؟ قَالَ : هَذَانِ رَجُلَا نِ يُعَذَّبَانِ فِى قُبُوْرِهِمَاعَذَابًاشَدِيْدًافِى ذَنْبٍ هَيِّنٍ فِيْمَ ذَلِكَ؟ قَالَ كَانَ أَحَدُ هُمَالَا يَسْتَنْزِهُ مِنَ الْبَوْلِ وَكَانَ الْاَخَرُيُؤْذِى النَّاسَ بِلِسَانِهِ وَيَمْشِى بَيْنَهُمْ بِالنَّمِيْمَةِ فَدَعَابِجَرِيْدَ تَيْنِ مِنْ جَرَائِدِالنَّحْلِ فَجَعَلَ فِى كُلِّ قَبْرٍوَاحِدَة , قُلْنَاوَهَلْ يَنْفَعُهُمْ ذَلِكَ ؟ قَالَ : نَعَمْ, يُخَفَّفُ عَنْهُمَامَادَامَتَارَطْبَتَيْنِ.

Artinya: Suatu ketika Nabi Muhammad SAW berjalan melewati dua buah kubur, Nabi kemudian bersabda, "Kedua penghuni kubur ini sedang disiksa, padahal ia tidak disiksa karena suatu hal yang besar. Salah satu orang ini biasa berjalan mengadu domba dan yang kedua tidak menyelesaikan kencingnya (tidak bersih beristinja dari kencing)."

Lalu, Nabi mengambil sebatang kayu basah dan mematahkannya hingga menjadi dua dan menanamnya pada kedua keburuan itu, lalu bersabda, "Semoga ini bisa meringankan siksa keduanya, selama belum kering." (HR Bukhari)

Perihal kebersihan dari kencing ini bahkan sampai diungkapkan oleh seorang wanita Yahudi pada istri Rasulullah SAW, Aisyah RA. Sebagaimana diriwayatkan dari An Nasa'i dalam Kitab Jami' Al Ushul, berikut bunyi haditsnya.

Seorang wanita Yahudi datang kepadaku lalu berkata, "Sesungguhnya siksa kubur disebabkan oleh kencing," Kemudian aku berkata, "Kamu bohong." Dia berkata lagi, "Benar, kamu bahkan memotong baju atau kulit yang terkena kencing."

Ketika Rasulullah hendak keluar untuk salat, beliau sempat bertanya, "Ada apa ini?" Lalu, aku beri tahu beliau apa yang wanita Yahudi itu ucapkan. Beliau bersabda, "Dia benar." Sejak saat itu, setiap selesai salat beliau bersabda, "Wahai Tuhannya Jibril, Mikail, dan Israfil, lindungilah aku dari panasnya api neraka dan siksa kubur." (HR An Nasa'i)

Berdasarkan keterangan hadits di atas, Syaikh Ali Raghib dalam Ahkam Ash-Sholah menyebutkan, hal itu menjadi bukti pentingnya thaharah atau bersuci dalam ajaran Islam. Ditambah, bersuci adalah salah satu syarat bagi keabsahan salat.

Al Hafizh Ibnu Rajab dalam tafsirnya juga menjelaskan, sebagian ulama menyoroti pengkhususan perkara kesucian dari kencing dalam hadits di atas hingga menjadi penyebab siksa kubur. Hal ini disebabkan, alam kubur adalah rumah utama menuju kampung akhirat.

Sementara, bentuk kemaksiatan yang diberikan balasan pada hari kiamat salah satunya adalah hak Allah SWT yang mencakup perkara salat. Perkara inilah yang menjadi perkara pertama diadili kelak.

"Perantara dari salat tersebut adalah suci dari hadas dan najis. Jadi di alam barzah dimulai untuk membalas kedua perantara tersebut," demikian penjelasan Al Hafizh Ibnu Rajab yang diterjemahkan Abdul Rahman dalam buku 1001 Siksa Kubur.

Adapun menurut Hasan Ayyub dalam buku Fikih Ibadah, membersihkannya dapat dilakukan sesuai dengan adat kebiasaan masing-masing. Kemudian, hadas setelah kencing tersebut dapat disucikan dengan batu, air, atau segala sesuatu yang bisa membersihkan dan menyucikan.

Jadi, jangan lupa senantiasa dalam membersihkan diri dari segala hadas termasuk buang air kecil sekalipun ya, detikers. Semoga kita semua terhindar dari bentuk siksa kubur. Aamiin.




(rah/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads