3 Kerajaan Islam Terbesar Paling Berpengaruh di Dunia, dari Turki-India

3 Kerajaan Islam Terbesar Paling Berpengaruh di Dunia, dari Turki-India

Christavianca Lintang - detikHikmah
Senin, 02 Jan 2023 11:30 WIB
Masjid Sehitlik berdiri megah di Berlin, Jerman. Keberadaan masjid ini tidak lepas dari sejarah hubungan diplomatik Kekhalifahan Usmaniyah dan Kerajaan Prussia.Sehitlik Mosque as Muslim worshippers pray  October 3, 2006 in Berlin, Germany. In recent a government-sponsored initiative 15 German politicians met with 15 leading members of Germany?s diverse Muslim community for a conference that will continue with a series of workshops to strengthen the integration of Muslims, most of whom are immigrants, into German society, as well as to afford Islam a level of official recognition on par with other religions in Germany.  (Photo by Andreas Rentz/Getty Images)
Ilustrasi kerajaan Islam yang berpengaruh di dunia. Foto: Getty Images/Andreas Rentz
Jakarta -

Islam memiliki pengaruh dalam bidang sosial, budaya, maupun pendidikan. Kerajaan Islam menyebarkan ajaran Islam ke berbagai penjuru dunia dan memperoleh kejayaannya. Melansir pada buku Sejarah Peradaban Islam yang ditulis oleh Prof. Dr. H. J. Suyuthi Pulungan, M.A., kerajaan Islam terbesar yaitu kerajaan Turki Usmani, Mughal, dan kerajaan Safawi.

1. Kerajaan Turki Utsmani

Kerajaan Turki Utsmani merupakan kekhalifaan yang cukup besar dalam Islam dan memiliki pengaruh yang signifikan dalam perkembangan Islam di Asia, Afrika, dan Eropa. Berdirinya kesultanan Turki Utsmani merupakan awal kebangkitan Islam setelah sebelumnya Bani Abbasiyah menjadi pusat peradaban Islam yang diluluhlantakan oleh invasi bangsa Mongol dari Asia Tengah dan menjarah kota Baghdad sehingga tak tersisa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Melansir pada buku Turki Utsmani hingga Republik Turki yang ditulis oleh Tigor Mulia Siregar, puncak kejayaan Turki Utsmani dicapai pada masa pemerintahan Sulaiman I yang digelari Al-Qanuni karena berhasil membuat undang-undang yang mengatur masyarakat. Pada masanya, wilayahnya meliputi daratan Eropa hingga Austria, Mesir, Afrika Utara hingga Aljazair, Asia hingga Persia yang meliputi Lautan Hindia, Lautan Arabia, Laut Merah, laut Tengah, dan Laut Hitam. Dengan luas kerajaan Turki Utsmani yang mencakup tiga benua, kerajaan Turki Utsmani menjadi salah satu kerajaan besar.


Faktor kehancuran Turki Utsmani meliputi tiga hal, yaitu:

1. Ketergantungan sistem birokrasi kerajaan Turki Utsmani pada kemampuan seorang sultan dalam mengendalikan pemerintahan yang menjadikan sistem politik menjadi rentan terhadap kejatuhan kerajaan.

ADVERTISEMENT

2. Perubahaan mendasar yang terjadi pada jumlah penduduk kerajaan sebagaimana yang terjadi pada struktur ekonomi dan keuangan yang menyebabkan kerajaan menghadapi masalah internal sebagai dampak pertumbuhan perdagangan pada ekonomi internasional.

3. Munculnya politik baru di daratan Eropa yang dapat dianggap secara umum sebagai faktor mempercepatnya proses keruntuhan Turki Utsmani.

2. Kerajaan Safawi

Kerajaan Safawi dikatakan sebagai salah satu dinasti terpenting dalam sejarah Iran. Kerajaan Safawi merupakan salah satu negeri Persia terbesar semenjak penaklukan muslim di Persia. Pada masa pemerintahan Ismail, Safawi berhasil mengembangkan kekuasaannya sampai ke daerah Nazandaran, Guran, Yazd, Diyar, Bakr, Baghdad, Sirwan, dan Khursan hingga meliputi daerah bulan sabit subur atau fetrile crescent.

Salah satu bentuk kejayaan kerajaan Safawi adalah kemajuan di bidang ekonomi, terutama dalam bidang industri dan perdagangan. Kemudian, di bidang ilmu pengetahuan, filsafat dan sains bangkit kembali di dunia Islam.

Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan berakhirnya kerajaan Safawi:

1. Konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan Turki Utsmani yang disebabkan oleh perbedaan mazhab antara kedua kerajaan. Konflik tersebut berlangsung lama.

2. Adanya dekadensi moral yang melanda sebagian para pemimpin kerajaan Safawi.

3. Pasukan Ghulam atau budak-budak yang dibentuk oleh Abbas I tidak memiliki semangat perang yang tinggi seperti Qizilbash (baret merah). Hal tersebut disebabkan pasukan tersebut tidak dipersiapkan secara terlatih dan tidak melalui proses Pendidikan rohani.

4. Seringnya terjadi konflik internal dalam bentuk perebutan kekuasaan di kalangan istana.

3. Kerajaan Mughal

Kerajaan Mughal merupakan kerajaan yang didirikan oleh Zhahiruddin Babur (1482-1530 M). Kerajaan tersebut terletak di India dan ber-ibu kota di Delhi. Keberhasilan ekspansi militer menandai berdirinya Mughal sebagai kerajaan besar. Pada bidang ekonomi, kerajaan Mughal mengembangkan sektor pertanian, pertambangan, dan perdagangan. Sumber utama finansial kerajaan Mughal bertumpu pada sektor pertanian. Pada bidang seni dan ilmu pengetahuan, kerajaan Mughal berhasil dalam bidang arsitektur. Salah satu puncak karya arsitektur pada masa tersebut adalah Taj Mahal.


Kekuasaan kerajaan Mughal mengalami kemunduran pada tahun 1858 M dengan faktor sebagai berikut:

1. Terjadi stagnasi dalam pembinaan militer sehingga operasi militer Inggris di wilayah pantai tidak dapat dipantau oleh kekuatan maritime Mughal.

2. Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elite politik yang mengakibatkan pada pemborosan dalam penggunaan uang negara.

3. Kurang cakapnya pemerintahan Aurangzeb, konflik antar-agama yang terjadi sangat sukar diatasi oleh sultan-sultan sesudahnya.

4. Semua pewaris takhta kerajaan pada paruh terakhir adalah orang-orang yang lemah dalam bidang kepemimpinan.




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads