Sepeninggalan Rasulullah SAW ada sejumlah pendusta yang mengaku sebagai nabi. Bahkan, ada pula nabi palsu yang muncul ketika sang penghulu Rasul itu masih hidup.
Para pendusta yang mengaku sebagai nabi mayoritas hidup di zaman Khulafaur Rasyidin hingga khalifah setelahnya. Para nabi palsu ini sebelumnya memeluk Islam, lalu menyimpang dari ajaran Rasulullah SAW dan mengaku mendapat wahyu dari Allah SWT.
7 Nabi Palsu Zaman Rasulullah SAW
Disebutkan dalam Nihayatul 'Alam karya Muhammad al-'Areifi dan diterjemahkan oleh Zulfi Askar, berikut tujuh nabi palsu yang hidup di zaman Rasulullah SAW dan khalifah sepeninggalan beliau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Al-Aswad al-'Ansi
Al-Aswad al-'Ansi adalah orang yang mengaku sebagai nabi di Yaman pada masa akhir-akhir kehidupan Nabi SAW. Ia murtad dari agama Islam dan mengaku mendapat nubuwwah atau kenabian. Ia juga menjadi orang pertama yang murtad pada zaman Rasulullah SAW.
Al-Aswad dan pengikutnya menguasai hampir seluruh wilayah Yaman hanya dalam waktu yang cukup singkat, sekitar tiga atau empat bulan. Melihat situasi itu, Nabi SAW pun mengirim surat kepada kaum muslimin Yaman yang berisi anjuran perang melawan Al-Aswad.
Singkat cerita, Al Aswad berhasil terbunuh di rumahnya sendiri berkat bantuan seorang mukminah yang beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
2. Thulaihah ibn Khuwailid al-Asadi
Nabi palsu yang meresahkan lainnya adalah Thulaihah ibn Khuwailid al-Asadi. Kaum muslimin sudah berkali-kali menggelar operasi militer untuk memburunya. Hingga akhirnya, Thulaihah kembali memeluk Islam dan menjadi muslim yang baik.
Disebutkan dalam Kitab Fath al-Bari karangan Ibnu Hajar al-'Asqalani, tobatnya Thulaihah ini terjadi pada zaman kekhalifahan Umar RA.
3. Musailamah al-Kadzdzab
Musailamah al-Kadzdzab adalah seorang pendusta yang mengaku dirinya menerima wahyu dalam kegelapan. Hal ini membuat Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq menggelar operasi militer di bawah pimpinan Khalid ibn al-Walid, Ikrimah ibn Abi Jahal, dan Syarahbil ibn Hasanah untuk menumpasnya.
Pertempuran tersebut berlangsung dengan dahsyat, di mana Musailamah membawa 40 ribu pasukan. Alhasil, kaum muslimin berhasil memenangkan pertempuran dan Musailamah sendiri terbunuh di tangan Wahsyi ibn Harb RA.
4. Sajah binti al-Harits at-Taghlabiyyah
Ada juga nabi palsu dari kalangan wanita. Ia adalah Sajah binti al-Harits at-Taghlabiyyah, wanita Arab-Kristen yang mengaku nabi setelah wafatnya Rasulullah SAW.
Sajah memiliki banyak pengikut yang berasal dari sukunya sendiri dan kabilah-kabilah sekitarnya. Bersama pasukannya, ia memperluas wilayah kekuasaannya hingga tiba di al-Yamamah dan bertemu dengan Musailamah al-Kadzdzab.
Usai pertemuannya itu, ia pun mengakui klaim kenabian Musailamah dan menikah dengannya. Setelah Musailamah terbunuh, Sajah kembali bersama sukunya bani Taghlab dan kembali memeluk Islam.
5. Al-Mukhtar ibn Abi Ubaid ats-Tsaqafi
Al-Mukhtar ibn Abi Ubaid ats-Tsaqafi adalah nabi palsu yang muncul pada masa masa tabi'in. Awalnya ia pura-pura sebagai seorang Syi'ah dan berhasil menarik banyak pengikut. Setelah itu, ia mengaku menerima wahyu dari Jibril.
Sejumlah pertempuran antara pasukannya dan pasukan kaum muslimin pun terjadi. Saat kaum muslimin berada di bawah komando Mush'ab ibn Zubair, Al-Mukhtar akhirnya terbunuh dan menandakan berakhirnya pertempuran.
6. Al-Harits ibn Sa'id al-Kadzdzab
Selanjutnya ada Al-Harits ibn Sa'id al-Kadzdzab. Ia awalnya memperkenalkan dirinya sebagai seorang ahli ibadah di Damaskus. Setelah itu, ia mengaku sebagai nabi.
Klaim kenabian yang dilakukan Al-Harits tersebut kemudian didengar oleh Khalifah Abdul Malik ibn Marwan. Ia pun bersembunyi, tetapi ada seorang pria dari Bashrah yang mengetahui keberadaannya.
Pria tersebut memberitahukan kepada Khalifah Abdul Malik. Lalu, khalifah pun mengirim sejumlah ulama dan ahli agama untuk menasihati Al-Harits bahwa pengakuannya sebagai nabi adalah bisikan setan. Namun, hal ini tak dihiraukan oleh Al-Harits dan akhirnya Khalifah Abdul Malik menjatuhkan hukuman mati kepadanya.
7. Mirza Ghulam Ahmad al-Qadiyani
Pendusta yang mengaku sebagai nabi lainnya adalah Mirza Ghulam Ahmad al-Qadiyani. Namun, sosok ini tergolong baru dan bukan dari masa Khulafaur Rasyidin.
Lelaki yang berasal dari India ini mengaku telah menerima wahyu dari langit. Ia juga menyatakan bahwa Allah SWT sudah memberinya kabar gembira bahwa ia akan hidup selama 80 tahun.
Mirza Ghulam Ahmad al-Qadiyani pun memiliki pengikut. Melihat hal itu, para ulama memberikan penjelasan kepada kaum muslimin bahwa Mirza Ghulam adalah pendusta besar. Hingga pada akhirnya, ia mati akibat sakit yang menimpanya.
Jelang Kiamat Ada 30 Orang yang Mengaku Nabi
Abdul Wahab Abdussalam Thawilah mengatakan dalam Al-Masih Al-Muntazhar wa NIhayat Al-Alam sebagaimana diterjemahkan oleh Subhanur, ada sebuah riwayat yang menyebut akan ada 30 pendusta yang mengaku nabi menjelang datangnya hari kiamat.
Hadits ini diriwayatkan dari Ibnu Umar RA yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Menjelang hari kiamat terdapat 30 pendusta (yang mengaku nabi)." (HR Ahmad)
Ibnu Katsir dalam Kitab An-Nihayah turut menukil riwayat yang menerangkan tentang kabar munculnya nabi palsu ini. Dari Abdul Jalas, Ali RA berkata kepada Abdullah bin Saba',
"Celakalah engkau! Demi Allah, Rasulullah SAW selalu menceritakan sesuatu kepadaku yang beliau sembunyikan kepada orang lain, akan tetapi aku pernah mendengar beliau bersabda, 'Menjelang kiamat terdapat 30 pendusta (yang mengaku nabi), dan engkau salah satu dari mereka.'"
(kri/erd)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah