Apa Bentuk Gangguan Setan pada Seorang Qari yang Mahir Seni Baca Al-Qur'an?

Apa Bentuk Gangguan Setan pada Seorang Qari yang Mahir Seni Baca Al-Qur'an?

Rahma Harbani - detikHikmah
Jumat, 02 Des 2022 13:45 WIB
al Quran on a recal in a mosque
Ilustrasi. Bagaimana bentuk gangguan setan pada seorang qari? (Foto: Getty Images/iStockphoto/Muhammad Fadli)
Jakarta -

Setan selalu punya cara untuk menyusupkan diri ke dalam diri manusia tanpa terkecuali. Orang sekaliber Rasulullah SAW bahkan pernah juga mengalami gangguan setan.

Perbedaannya hanya terletak bagaimana manusia tersebut menyikapi gangguan tersebut. Apakah mamu mengalahkan bisikan hawa nafsunya atau pun justru sebaliknya.

Kitab Tablis Iblis karangan Ibnul Jauzi menyebutkan ada sejumlah talbis iblis atau tipu daya iblis kepada para qari. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Qari adalah orang yang mahir dalam seni baca Al-Qur'an. Lalu, seperti apa gangguan setan pada qari?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sengaja Menarik Perhatian

Bentuk gangguan setan lain pada para qari adalah membaca Al-Qur'an di mihrabnya dengan cara yang salah dan meninggalkan cara yang sudah disepakati kebenarannya dengan sengaja. Apalagi, hal yang demikian dimaksudkan untuk menimbulkan keanehan tersendiri untuk menarik perhatian manusia.

"Dimaksudkan untuk menimbulkan keanehan tersendiri untuk menarik perhatian dan pujian manusia agar mereka beranggapan bahwa dia orang yang rajin membaca Al-Qur'an," tulis Ibnul Jauzi.

ADVERTISEMENT

Atau bentuk tipu daya setan yang lain yakni membuat seorang imam masjid menggemakan bacaan salatnya dengan sengaja. Artinya, imam tersebut berniat untuk mencari ketenaran dan dianggap orang yang ahli agar dapat berkumpul dengan para ulama.

Meramaikan Khatam Al-Qur'an

Meramaikan khatam Al-Qur'an yang dimaksud adalah seorang qari dengan sengaja mengundang orang-orang untuk berkumpul hingga menghambur-hamburkan uang. Bahkan qari tersebut dengan sengaja mengumpulkan laki-laki dan wanita dalam satu tempat pada waktu malam seperti kebiasaan orang Majusi.

Setan memanfaatkan kesempatan ini dan membisikkan pada qari tersebut hal itu adalah kegiatan yang dapat mengangkat nama Islam. Tentunya itu merupakan tipu daya yang besar.

Berlomba-lomba Banyak Qira'at

Terakhir, bentuk tipu daya setan pada para qari adalah merayu para sekelompok qari untuk berlomba-lomba banyaknya qira'at, seperti khatam tiga kali dalam sehari. Namun, yang dimaksud di sini adalah mereka yang tidak peduli bacaannya sempurna atau tidak dan juga mengumpulkan banyak orang untuk mendengarkannya.

Setan memperlihatkan pada mereka bahwa banyak bacaan tersebut sama dengan banyak pahalanya. Namun Ibnul Jauzi berpendapat, sebaik-baiknya qira'ah adalah diniatkan karena Allah SWT bukan untuk mencari simpati orang banyak dan membacanya pun harus perlahan seperti difirmankan dalam surah Al Muzzamil ayat 4.

اَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ

Artinya: atau lebih dari (seperdua) itu. Bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan.

Di samping itu semua, ada sejumlah qari yang mungkin masih meyakini karena dirinya mampu menghafal Al-Qur'an membuat dirinya bebas dari siksa neraka. Hal itu pula yang terkadang membuatnya melakukan perbuatan dosa seperti menggunjing saingannya.

Padahal, menurut Ibnul Jauzi, itu pun termasuk tipu daya setan. Bahkan, siksa yang ditimpakan bagi mereka yang mengetahui lebih berat daripada mereka yang tidak mengetahuinya. Status qari sekalipun tidak membuatnya terlindung dari dosa.

Naudzubillahi min dzalik.




(rah/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads