Siapakah yang Boleh Jadi Khatib Jumat?

Siapakah yang Boleh Jadi Khatib Jumat?

Rahma Harbani - detikHikmah
Jumat, 25 Nov 2022 09:00 WIB
Rhoma Irama jadi khatib salat Jumat di Masjid Fatahillah Balai Kota DKI Jakarta
Ilustrasi khatib Jumat. Siapa yang boleh jadi khatib pada sholat Jumat? (Foto: Indra Komara/detikcom)
Jakarta -

Khutbah termasuk dalam syarat sah dilaksanakannya sholat Jumat sesuai dengan kesepakatan para ahli fikih dalam Kitab Bidaayah al Mujtahid. Orang yang melakukannya disebut dengan khatib. Lantas, siapakah yang boleh jadi khatib Jumat?

Seorang khatib dituntut untuk mampu memenuhi syarat khutbah itu sendiri. Menurut Mazhab Syafi'i dalam Terjemah Fiqhul Islam wa Adillathuhu Juz 2 karangan Prof Wahbah Az Zuhaili, khatib diharapkan memiliki kemampuan untuk membuat jemaah salat Jumat mendengarkan khutbahnya dengan cara meninggikan suaranya.

Di samping itu, mazhab ini berpendapat, rukun khutbah disampaikan dengan bahasa Arab. Untuk itu, seorang khatib perlu memiliki kemampuan dalam berbahasa Arab.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak cukup bagi khatib untuk membacakannya dengan bahasa selain Arab jika dia mampu untuk mempelajarinya. Namun apabila hal itu tidak memungkinkan maka diperbolehkan baginya menggunakan bahasa lain," tulis Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi melalui buku Fikih Empat Madzhab Jilid 1.

Hal di atas menjadi keharusan bagi orang-orang Arab dan sebuah kesunnahan bagi warga negara lainnya. Meski demikian, ayat Al-Qur'an tetap harus dibacakan bersama bahasa Arabnya dan tidak boleh hanya terjemahannya.

ADVERTISEMENT

"Jika dia tidak mampu maka harus menggantinya dengan zikir atau doa yang berbahasa Arab," terang Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi.

Untuk itulah, bukan sembarang orang yang bisa menjadi khatib Jumat. Berikut syarat-syarat lengkap menjadi khatib yang dihimpun detikHikmah.

Siapakah yang Boleh Jadi Khatib Jumat?

1. Berakal

Seseorang yang hilang akalnya atau tidak waras alias gila sudah tentu tidak menyampaikan khutbah dengan baik.

2. Suci dari Hadats

Suci dari hadats besar artinya sudah mandi besar bagi seseorang lelaki dewasa baik karena mimpi basah maupun melakukan hubungan suami istri yang sudah menikah. Berikut juga suci dari hadats kecil dan najis di pakaian, tubuh, dan tempat khutbahnya.

Pasalnya, khutbah Jumat memiliki kedudukan yang penting selayaknya dua rakaat sholat. Jadi, seorang khatib disyaratkan memenuhi semua syarat dalam sholat, seperti menutup aurat, suci pakaian, tubuh, dan tempat.

"Jika seorang khatib mengalami hadats di tengah-tengah berkhutbah, ia harus memulai dari awal meskipun ia segera bersuci," tulis Syaikh Dr. Alauddin Za'tari dalam Fikih Ibadah Madzhab Syafi'i.

Khatib yang berhadats juga bisa menunjuk penggantinya. Lalu, pengganti tersebut dituntut mampu meneruskan apa yang telah disampaikan khatib sebelumnya.

3. Menutup Aurat

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, kedudukan khutbah dalam sholat Jumat sama pentingnya dengan dua rakaat sholat.

Sebab itu, khatib tidak bisa berpakaian sendiri semaunya sendiri yang menurut jemaah tidak pantas, apalagi membuka aurat. Seperti tidak menggunakan pakaian yang tembus pandang.

4. Laki-laki

Syekh al Qalyubu dalam buku Panduan Khutbah Jumat untuk Pemula karangan Irfan Maulana menyebutkan, seorang khatib Jumat disyaratkan adalah laki-laki atau orang yang sah menjadi imam bagi jemaah. Syarat ini juga berlaku pada pelaksanaan di luar khutbah Jumat.

5. Paham

Syarat khatib Jumat selanjutnya adalah mampu membedakan antara sunnah dan rukun khutbah. Sebab itu, penting memilih khatib dari golongan orang-orang yang memiliki pengetahuan luas di bidang agama.

Khatib Jumat juga perlu menyampaikan khutbah dengan fasih dan jelas. Isi khutbah yang disampaikan tidak terlalu lama hingga membosankan ataupun tidak terlalu singkat hingga tidak memuaskan.




(rah/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads