Bacaan sujud sahwi dan gerakannya perlu diamalkan bila seorang muslim merasa ada kekurangan atau kelebihan dalam salat tanpa harus mengulanginya. Gerakan sujud sahwi ini biasanya dilakukan di sela-sela dalam salat.
Menurut Al Allamah Syaikh Muhammad bin Shalih Al-ÃUtsaimin dalam buku Lupa dalam Sholat, setidaknya ada tiga kondisi yang menyebabkan diperlukannya sujud sahwi. Ketiganya adalah menambah, mengurangi, dan ragu dalam sholat fardhu atau sunnah karena lupa.
Rasulullah SAW sendiri pernah menganjurkan kepada umat Islam dalam haditsnya untuk melakukan sujud sahwi ketika ragu dalam sholat, termasuk dalam perhitungan jumlah rakaat sholat. Beliau bersabda,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ø¥ÙØ°Ùا ØŽÙÙÙÙ Ø£ÙØÙØ¯ÙÙÙÙ Ù ÙÙ٠صÙÙØ§ÙتÙÙÙ ÙÙÙÙÙ Ù ÙÙØ¯Ùر٠ÙÙ٠٠صÙÙÙÙÙ Ø«ÙÙØ§ÙØ«ÙØ§ Ø£ÙÙ Ù Ø£ÙØ±ÙØšÙØ¹Ùا ÙÙÙÙÙÙØ·ÙØ±ÙØÙ Ø§ÙØŽÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙØšÙÙ٠عÙÙÙÙ Ù ÙØ§ Ø§Ø³ÙØªÙÙÙÙÙÙÙ Ø«ÙÙ ÙÙ ÙÙØ³ÙØ¬ÙØ¯Ù Ø³ÙØ¬ÙØ¯ÙØªÙÙÙÙÙ ÙÙØšÙÙ٠أÙÙÙ ÙÙØ³ÙÙÙÙÙ Ù ÙÙØ¥ÙÙÙ ÙÙØ§Ù٠صÙÙÙÙÙ Ø®ÙÙ ÙØ³Ùا ØŽÙÙÙØ¹ÙÙÙ ÙÙÙ٠صÙÙØ§ÙتÙÙÙ ÙÙØ¥ÙÙÙ ÙÙØ§Ù٠صÙÙÙÙÙ Ø¥ÙØªÙÙ ÙØ§Ù ÙØ§ ÙØ£ÙØ±ÙØšÙع٠ÙÙØ§ÙÙØªÙا ØªÙØ±ÙغÙÙÙ ÙØ§ ÙÙÙØŽÙÙÙÙØ·ÙاÙÙ
Artinya: "Apabila kalian ragu dalam (jumlah bilangan rakaat) sholat, maka tinggalkan keraguan dan ambillah yang yakin. Kemudian sujudlah dua kali sebelum salam. Jika ternyata dia sholat lima rakaat, maka sujudnya telah menggenapkan sholatnya. Lalu jika ternyata sholatnya memang empat rakaat, maka sujudnya itu adalah sebagai penghinaan bagi setan," (HR Muslim).
Bacaan sujud sahwi dibaca ketika sujud yang dilakukan sebelum salam dalam sholat. Sujud ini hanya perlu dilakukan sebanyak dua kali seberapa banyak pun kesalahan dalam sholat yang dilakukan, seperti diriwayatkan 'Abdullah bin Buhainah yang menjelaskan cara Rasulullah SAW melakukan sujud sahwi.
ÙÙÙÙÙ ÙÙØ§ Ø£ÙØªÙÙ Ù٠صÙÙÙØ§ØªÙÙÙ Ø³ÙØ¬ÙØ¯Ù Ø³ÙØ¬ÙØ¯ÙØªÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙØšÙÙØ±Ù ÙÙÙ ÙÙÙÙÙ Ø³ÙØ¬ÙØ¯ÙØ©Ù ÙÙÙÙÙÙ Ø¬ÙØ§ÙÙØ³Ù ÙÙØšÙÙ٠أÙÙÙ ÙÙØ³ÙÙÙÙÙ Ù
Artinya: "Setelah beliau (Rasulullah SAW) menyempurnakan sholatnya, beliau sujud dua kali. Ketika itu beliau bertakbir setiap akan sujud dalam posisi duduk. Beliau lakukan sujud sahwi ini sebelum salam." (HR Bukhari dan Muslim).
Adapun bacaan sujud sahwi yang tepat dapat disimak pada ulasan berikut.
Bacaan Sujud Sahwi dalam Arab, Latin, dan Artinya Sesuai Sunnah
Ø³ÙØšÙØÙاÙÙ Ù ÙÙÙ ÙÙØ§ ÙÙÙÙØ§Ù Ù ÙÙÙÙØ§ ÙÙØ³ÙÙÙÙ
Bacaan latin: Subhana man laa yanaamu wa laa yas-huw.
Artinya: "Maha Suci Dzat yang tidak mungkin tidur dan lupa."
Sebagian ulama berpendapat, wajib untuk melafalkan lafaz takbir sebelum sujud sahwi. Hal ini disebut dalam sebuah hadits yang berbunyi,
"Beliau (Nabi) sholat dua rakaat kemudian memberi salam kemudian bertakbir lalu sujud seperti sujud biasa atau lebih lama. Kemudian Beliau mengangkat kepalanya lalu bertakbir kemudian meletakkan kepalanya lalu bertakbir lalu sujud seperti sujudnya yang biasa atau lebih panjang. Kemudian Beliau mengangkat kepalanya dan bertakbir," (HR Bukhari, Muslim, dan Abu Hurairah).
Di samping itu, sujud sahwi dilakukan sesuai dengan adab sujud biasa. Dalam artian, melakukan sujud dengan tujuh anggota tubuh yang menyentuh alas salat atau lantai.
Ketujuh anggota tubuh itu yakni, kening, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung kaki. Kemudian, menjauhkan kedua lengan dari kedua lambung, menjauhkan perut dari kedua paha, merenggangkan kedua lutut, dan melafalkan bacaan sujud sahwi.
Alasan Melakukan Sujud Sahwi
Menurut Mazhab Syafi'i, ada 6 perkara yang menyebabkan seseorang disyariatkan melakukan sujud sahwi. Keenam perkara tersebut pada dasarnya melakukan penambahan dan pengurangan dalam gerakan sholat.
1. Meninggalkan sebagian sunnah-sunnah ab'adh. Bagian sunnah ab'adh di antaranya yakni, tasyahud awal, duduk dalam tasyahud awal, membaca doa qunut Subuh, berdiri dalam qunut, sholawat nabi pada tasyahud awal, dan membaca sholawat atas keluarga beliau pada tasyahud akhir.
2. Memindah atau membaca rukun dan sunnah yang berupa ucapan tidak pada tempatnya. Seperti, membaca surah Al Fatihah pada posisi duduk karena lupa.
3. Melakukan sesuatu yang dapat membatalkan salat karena lupa. Contohnya, mengucapkan sedikit kalimat yang tidak termasuk dalam bacaan salat karena lupa.
4. Bimbang dalam penambahan seperti bimbang dalam bilangan rakaat salat yang dikerjakan. Dalam kasus ini, dianjurkan untuk menambah satu rakaat lagi dan melakukan sujud sahwi.
5. Bimbang telah meninggalkan bagian sunnah ab'adh. Contohnya, bimbang karena belum membaca doa qunut selain qunut nazilah.
6. Bermakmum pada imam yang meninggalkan sebagian sunnah ab'adh menjadi alasan seseorang mengerjakan sujud sahwi. Contohnya, mengikuti imam yang tidak membaca sholawat nabi dalam tasyahud awal.
(rah/erd)












































Komentar Terbanyak
Cak Imin Sebut Indonesia Gudang Ulama
MUI Surakarta Jelaskan Hukum Jenazah Raja Dimakamkan dengan Busana Kebesaran
Cak Imin Sebut Pesantren Solusi Rakyat, Bisa Tangani Utang dan Kemiskinan