Masjid Sheikh Zayed Solo Akan Dikelola Profesional dan Jadi Masjid Percontohan

Masjid Sheikh Zayed Solo Akan Dikelola Profesional dan Jadi Masjid Percontohan

Christavianca Lintang - detikHikmah
Selasa, 15 Nov 2022 19:45 WIB
Masjid Sheikh Zayed Solo, Senin (14/11/2022) malam.
Masjid Sheikh Zayed Solo. Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng
Jakarta -

Kemarin, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo meresmikan Masjid Sheikh Zayed Solo bersama Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Mohammed bin Zayed Al-Nahyan.

Peresmian masjid ini ditandai dengan ditandatangani prasasti oleh Presiden Joko Widodo dan Pangeran Zayed. Kemudian, setelah menandatangani prasasti, kedua presiden tersebut menanam pohon Sala di area Masjid. Penanaman pohon tersebut merupakan bentuk simbol dari persahabatan kedua negara.

Kemudian, Masjid Raya Sheikh Zayed Solo adalah pemberian hadiah dari Presiden Uni Emirates Arab, Mohamed Bin Zayed Al-Nahyan yang dimana masjid Raya Sheikh Zayed Solo merupakan replika dari Sheikh Zayed Grand Mosque, Abu Dhabi, UEA.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, Masjid Sheikh Zayed Solo diproyeksikan untuk menjadi contoh dalam tata kelola masjid yang profesional bagi seluruh masjid di Indonesia.

ADVERTISEMENT

"Hadirnya Masjid Raya Syeikh Zayed Solo diharapkan menjadi prototipe masjid yang dikelola secara profesional, baik idarah (manajemen), imarah (memakmurkan), dan riayah-nya (pemeliharaan)." Ucap Kamaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar yang dilansir dalam laman Kemenag (14/11/22).

Berdasarkan pada fungsi masjid dalam sejarah, Nabi Muhammad SAW melakukan ibadah dan pendidikan agama, konsultasi, serta komunikasi masalah ekonomi dan kewirausahaan di masjid. Menurut Kamaruddin, Masjid merupakan ruang yang termasuk dalam kontestasi dan diseminasi informasi yang mendapatkan banyak kepercayaan oleh publik.

Selain itu, Bukan hanya karena moderasi beragama telah menjadi prioritas Kemenag, tetapi penguatan moderasi beragama diperlukan agar Masjid Sheikh Zayed Solo juga dapat menjadi pionir penguatan dalam moderasi bersama.

Kamaruddin menegaskan bahwa kerukunan hidup beragama menjadi buah dari penguatan moderasi beragama. Kemudian, dengan terbangunnya moderasi beragama, maka kemajemukan Indonesia dapat terkendali, keharmonisan terwujud, dan upaya-upaya pembangunan untuk kemajuan dapat terus dilakukan.




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads