Sholat gerhana Bulan maupun Matahari sudah dipraktikkan sejak masa kehidupan Rasulullah SAW. Kedua sholat ini biasa juga dikenal dengan sholat khusuf untuk gerhana Bulan dan kusuf untuk gerhana Matahari.
Lebih lanjut, Rasulullah SAW pernah bersabda dalam haditsnya, untuk melaksanakan sholat khusuf dan kusuf ketika melihat gerhana. Berikut bunyi haditsnya,
فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَافْزَعُوا إِلَى الصَّلاَةِ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Jika kalian melihat gerhana tersebut (Matahari atau Bulan), maka bersegeralah untuk melaksanakan shalat." (HR Bukhari).
Hadits di atas juga menjadi bukti bahwa sholat gerhana sudah disyariatkan sejak zaman nabi. Lantas, bagaimana sejarah asal usul sholat gerhana tersebut?
Sejarah Sholat Gerhana
Tujuan diamalkannya sholat gerhana adalah berlindung kepada Allah SWT agar dijauhkan dari bala (cobaan). Sholat sunnah ini juga dijadikan sebagai bentuk permohonan dikembalikannya sinar Matahari dan Bulan seperti sediakala.
Menurut Syarah Fathal Qarib Diskursus Ubudiyah Jilid 1 yang disusun Tim Pembukuan Mahad Al-Jamiah Al-Aly UIN Malang, sholat kusuf pertama kali disyariatkan pada tahun kedua Hijriah, tepatnya Jumadil Akhir menurut kaul rajib. Sementara sholat khusuf disyariatkan pada tahun kelima Hijriah.
Pada masa itu, gerhana terjadi bertepatan dengan waktu wafatnya putra Rasulullah SAW. Beberapa riwayat menyebut, wafatnya putra Rasulullah SAW yang bernama Sayyid Ibrahim itu berada dalam usia muda yakni, 16 bulan, 18 bulan, satu tahun sepuluh bulan, dan ada pula yang mengatakan 22 bulan.
Salah satu hadits yang pernah menyebutkan hal ini adalah riwayat dari Mughirah bin Su'bah RA. Ia meriwayatkan yang diterjemahkan buku Ringkasan Shahih Al-Bukhari oleh Imam Az Zabidi,
"Ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup, gerhana matahari terjadi pada hari yang bersamaan dengan wafatnya Ibrahim atau putra Nabi SAW," (HR Bukhari).
Diceritakan dalam hadits tersebut, hal itulah yang membuat masyarakat muslim saat itu mengira, gerhana sebagai tanda berduka cita atas wafatnya putra Rasulullah SAW.
Rasulullah pun menyanggah asumsi tersebut dan mengajak mengerjakan sholat gerhana. Sholat sunnah tersebut diamalkan dengan tujuan mengagumi keagungan Allah SWT atas penciptaan Matahari dan Bulan.
Hingga akhirnya, Rasulullah SAW menegaskan dan memerintahkan muslim untuk mengerjakan sholat gerhana ketika muncul fenomena langit tersebut. Seperti diriwayatkan dari Abu Bakrah RA, saat Rasulullah SAW dan para sahabat tengah duduk bersama, terjadilah gerhana Matahari.
Setelahnya, Rasulullah SAW berdiri menarik jubahnya hingga masuk ke dalam masjid. Beliau pun memimpin para muslimin sholat dua rakaat hingga Matahari kembali bercahaya. Lalu, Rasulullah SAW bersabda,
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا ، وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
Artinya: "Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah sholat, dan bersedekahlah," (HR Bukhari).
Sholat gerhana juga ditujukan sebagai penghadiran rasa takut kepada Allah SWT. Belum lagi, peristiwa gerhana tersebut mengingatkan manusia pada tanda-tanda kejadian hari kiamat atau azab akibat dosa-dosa yang pernah dilakukan.
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda, "Tetapi dengan gerhana ini, Allah membuat para hambaNya takut," (HR Bukhari).
Untuk itulah, hukum sholat gerhana adalah sunnah muakkad yang juga memegang syiar Islam. Terutama bagi umat muslim yang masih memiliki kepercayaan atau keyakinan bahwa gerhana memiliki kaitan dengan hidup dan mati seseorang.
Adapun dalam waktu dekat, fenomena gerhana Bulan dapat disaksikan di kawasan Indonesia pada 8 November 2022 mendatang. Fenomena ini menjadi gerhana Bulan total terakhir yang akan terjadi di tahun 2022.
Pada puncaknya, gerhana Bulan total ini bisa disaksikan di Indonesia terkecuali di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Bengkulu. Kementerian Agama (Kemenag) pun mengajak umat Islam melaksanakan sholat gerhana Bulan untuk itu sekaligus memperbanyak amalan, seperti zikir, istighfar, sedekah, dan amal saleh lainnya.
(rah/kri)
Komentar Terbanyak
BPJPH: Ayam Goreng Widuran Terbukti Mengandung Unsur Babi
OKI Gelar Sesi Darurat Permintaan Iran soal Serangan Israel
Iran-Israel Memanas, PBNU Minta Kekuatan Besar Dunia Tak Ikut Campur