Tahiyat akhir adalah gerakan akhir dalam sholat yang dilakukan sebelum salam. Menurut ulama mahzab, ada kebolehan menyisipkan doa tahiyat akhir dalam sholat yang dibaca setelah bacaan shalawat nabi.
Untuk bacaan doa yang dibolehkan, ulama mahzab Hanafiyah hanya membolehkan bacaan doa yang ma'tsur. Sementara, ulama mahzab lain memberi kebolehan bacaan doa selain yang ma'tsur.
"Boleh saja berdoa dengan doa apa saja yang berkaitan dengan kebaikan dunia dan akhirat, tetapi doa yang ma'tsur lebih afdal," kata Prof Wahbah Az Zuhaili dalam Kitab Fiqih Islam Wa Adillatuhu Jilid 2.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di samping itu, bacaan doa tahiyat akhir disunnahkan bersifat merata menurut ulama mazhab. Artinya, doanya berisikan permohonan untuk seluruh umat muslim karena lebih dekat dengan terkabulnya doa.
Bagaimana contoh-contoh doa tahiyat akhir yang ma'tsur dan boleh diamalkan dalam salat?
Doa Tahiyat Akhir Lengkap Sebelum Salam Sesuai Sunnah
1. Versi pertama
Doa ini dinukil dari Abu Hurairah RA yang menganjurkan muslim untuk memanjatkan doa setelah selesai membaca bacaan dalam tahiyat akhir. Doa ini ditujukan untuk memohon perlindungan pada Allah SWT dari siksa neraka, azab kubur, bencana, dan fitnah Dajjal.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Bacaan latin: Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah waqina 'adzabannar
Artinya: "Ya Allah, berilah kami kebaikan dalam kehidupan di dunia dan kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari siksaan api neraka," (HR Bukhari)
2. Versi kedua
Doa tahiyat akhir selanjutnya berdasarkan keterangan hadist dari Aisyah, istri Nabi Muhammad SAW. Ia mengatakan, Rasulullah dalam salatnya membaca doa,
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِجَهَنَّمَ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
Bacaan latin: Allaahumma inni a'uudzubika min 'adzaabil qabri wa min 'adzaabinnaari jahannama wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wa min fitnatil masiihid dajjaal.
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari azab Jahannam, azab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnah Dajjal." (HR Bukhari dan Muslim).
3. Versi ketiga
Abu Bakar RA pernah meminta diajari doa Rasulullah SAW tentang bacaan doa yang dapat dipanjatkan dalam salat. Berikut bacaannya,
اللَّهمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا كَبِيْرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Bacaan latin: Allahumma inni zhalamtu nafsi zhulman katsira wa laa yaghfirudz dzunuba illa anta faghfirli maghfiratan min 'indika, warhamni innaka antal ghafurur rahim.
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku telah banyak berbuat aniaya kepada diriku. Tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau. Oleh karena itu, berikanlah ampunan kepadaku, sayangilah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Penyayang," (HR Bukhari).
Bolehkah Doa Tahiyat Akhir dengan Bahasa Indonesia?
Ulama Hanafiyyah melarang bacaan doa dalam sholat dengan bahasa ucapan biasa. Doa-doa tersebut termasuk dalam hukum makruh tahrim dan dapat membatalkan sholat.
"Doa yang menyerupai ucapan biasa, contohnya, 'Ya Allah, berilah aku ini,'" bunyi keterangan dalam Kitab Fiqih Islam Wa Adillatuhu Jilid 2.
Para fuqaha juga sepakat, doa dalam sholat harus menggunakan bahasa Arab. Keterangan ini dilandasi oleh hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, "Salat itu tidak sah jika di dalamnya terdapat ucapan manusia, karena salat itu tasbih, takbir, dan bacaan Al-Qur'an,"
Meski demikian, ulama Syafi'iyyah dalam Mughnil Muhtaaj menambahkan, hukum tersebut berlaku bagi muslim yang mampu dan tidak ada uzur. Sementara ada keringanan menggunakan bahasa selain Arab dalam doa tahiyat akhir bagi yang tidak mampu.
(rah/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
BPJPH Dorong Kesiapan Industri Nonpangan Sambut Kewajiban Sertifikasi Halal