Manasik Kesehatan Haji Akan Dimulai Januari 2026

Manasik Kesehatan Haji Akan Dimulai Januari 2026

Hanif Hawari - detikHikmah
Minggu, 23 Nov 2025 17:00 WIB
Wakil Menteri Haji dan Umrah, Dahnil Anzar Simanjuntak, saat ditemui di acara Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi) di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (22/11/2025).
Wakil Menteri Haji dan Umrah, Dahnil Anzar Simanjuntak, saat ditemui di acara Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi) di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (22/11/2025). Foto: Hanif Hawari/detikcom
Jakarta -

Setelah seleksi petugas haji rampung, Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) akan melaksanakan manasik kesehatan untuk calon jemaah haji 1447 H/2026 M. Manasik kesehatan haji ini bakal dimulai pada Januari 2026.

Wakil Menteri Haji dan Umrah Dahnil Anzar Simanjuntak menjelaskan manasik kesehatan tahun ini akan berlangsung lebih singkat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Namun, intensitas keterlibatan tenaga kesehatan justru akan lebih besar.

"Jadi kita kan manasik kesehatan relatif tahun ini lebih singkat ya. Paling nanti mulai Januari," kata Dahnil saat ditemui di acara Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi) di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (22/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dokter Akan Mulai Awasi Jemaah Selama 3 Bulan

Dahnil mengatakan pada November dan Desember 2025, daftar jemaah haji yang berhak berangkat sudah diumumkan. Sehingga proses pembinaan kesehatan bisa segera dipersiapkan.

ADVERTISEMENT

"Januari itu artinya dokter akan banyak terlibat untuk mengawasi kesehatan jemaah," ujarnya.

"Kan bulan November, Desember ini pasti porsi siapa yang akan berangkat sudah diumumkan. Artinya di situ ada keterlibatan quote unquote manasik kesehatan," lanjut Dahnil.

Para dokter dari Pusat Kesehatan Haji kemudian akan melakukan pengawasan intensif selama tiga bulan terhadap kondisi calon jemaah. Pengawasan ini mencakup pembiasaan aktivitas fisik, pola makan, hingga kebiasaan sehat lainnya.

"Para dokter nanti akan lakukan pengawasan terus-menerus selama 3 bulan untuk mereka. Supaya misalnya tertib jalan kaki, kemudian menjaga makanan, dan sebagainya," jelasnya.

Ia menggambarkan proses ini layaknya mempersiapkan seorang atlet sebelum bertanding. Bedanya, para dokter sedang mempersiapkan calon jemaah haji sebelum puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

"Karena ini seperti mempersiapkan atlet yang akan bertanding nanti di puncak haji," tukas Dahnil.

Sebagaimana diketahui, masalah istitha'ah kesehatan menjadi hal yang krusial dalam pelaksanaan ibadah haji. Pada 2025, angka kematian jemaah haji RI menyumbang 50 persen dari total jemaah wafat.

"Tingkat kematian jemaah haji kita tinggi sekali, persentasenya itu pun tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain," kata Dahnil di acara Evaluasi Nasional Kesehatan Haji Bersama Perdokhi & BPH - 2025, di Kantor Kemenag Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (23/8/2025).

Menurut Dahnil, yang mengejutkan adalah angka kematian jemaah haji tidak selalu berkaitan dengan faktor usia. Ia menyebutkan, banyak kasus kematian justru terjadi pada jemaah non-lansia yang memiliki riwayat penyakit penyerta (komorbid).

Hal ini menjadi indikasi kuat bahwa permasalahan kesehatan haji berakar dari hulu. Yakni tahapan pemeriksaan kesehatan awal yang belum optimal.

"Banyak orang yang sejatinya sakit dan tidak pantas berangkat, itu bisa berangkat karena dokumennya bilang dia sehat," ungkap Dahnil.




(hnh/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads