Menjelang berakhirnya operasional haji tahun 2025, Kementerian Agama (Kemenag) melalui Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) mencatat adanya penurunan jumlah jemaah haji Indonesia yang wafat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Berdasarkan data Siskohat per Kamis, 10 Juli 2025 pukul 12.00 WIB, jumlah jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia di Tanah Suci tercatat sebanyak 443 orang. Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun 2024 yang mencapai 461 orang.
Rincian Data Jemaah Haji Wafat 2025
Total wafat: 443 jemaah
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jenis kelamin:
Laki-laki: 270 orang
Perempuan: 173 orang
Rentang usia:
Usia 41-64 tahun: 157 orang
Lansia (65 tahun ke atas): 286 orang
Lokasi wafat terbanyak:
Makkah: 333 orang
Madinah: 59 orang
Mina: 20 orang
Bandara: 18 orang
Arafah: 13 orang
Data ini memperlihatkan bahwa mayoritas jemaah wafat terjadi di Makkah, yang memang menjadi lokasi jemaah tinggal paling lama selama sekitar 40 hari masa ibadah haji.
Kloter dengan Jumlah Wafat Terbanyak
Berdasarkan kloter keberangkatan, jemaah yang berasal dari Kloter SUB (Surabaya dan sekitarnya) mencatat jumlah wafat tertinggi dengan 93 orang. Disusul jemaah asal Kloter SOC (Solo) sebanyak 54 orang dan Kloter JKS (Jakarta-Bekasi) sebanyak 51 orang
Kloter JKG, UPG, BTH, dan PLM juga tercatat memiliki jemaah yang wafat, namun jumlahnya lebih kecil.
Menag Nasaruddin: Jumlah Wafat Menurun
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyatakan bahwa angka jemaah wafat tahun ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan hari yang sama pada tahun 2024. Hal ini disampaikan pada pertengahan Juni 2025.
"Alhamdulillah perkembangan per hari ini jumlah yang wafat jemaah kita itu lebih kurang daripada hari yang sama pada tahun yang lalu," kata Menag dikutip dari laman resmi Kemenag, Kamis (10/7/2025).
"Data per hari ini 279 orang jemaah wafat. Sedangkan hari yang sama pada tahun yang lalu itu sebanyak 298 orang jemaah. Berarti ini terjadi pengurangan jumlah jemaah wafat," sambungnya.
Menag menyebut bahwa penurunan angka kematian ini menjadi salah satu indikator keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini, baik dalam skala nasional maupun di mata Pemerintah Kerajaan Arab Saudi.
Menteri Agama juga mengakui bahwa sempat terjadi beberapa tantangan di awal pelaksanaan haji, terutama terkait penerapan sistem multi syarikah. Namun, seiring berjalannya waktu, seluruh persoalan tersebut berhasil diatasi dengan baik.
"Semua teratasi dan tidak ada jemaah yang terlantar atau terbengkalai. Silakan temen-temen wartawan tanyakan langsung ke jemaah. Tidak ada yang ditutup-tutupi, mari kita objektif," tandas Menag.
Baca juga: 412 Jemaah Haji Indonesia Meninggal Dunia |
(dvs/erd)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana
Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi