Cerita 3 Jemaah Spanyol Berhaji Naik Kuda Susuri Rute Kuno Andalusia

Cerita 3 Jemaah Spanyol Berhaji Naik Kuda Susuri Rute Kuno Andalusia

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Minggu, 08 Jun 2025 07:00 WIB
Jemaah haji asal Spanyol
Potret jemaah haji asal Spanyol (Foto: AP)
Jakarta -

Kisah menarik datang dari tiga jemaah haji asal Spanyol yang berangkat haji dengan menunggangi kuda. Mereka menempuh perjalanan dengan jarak ribuan kilometer di tengah salju dan hujan.

Menurut laporan Arab News, jalur yang dilewati ketiganya bahkan belum pernah dilalui selama lebih dari 500 tahun. Ketiga pria itu bernama Abdelkader Harkassi Aidi, Tarek Rodriguez, dan Abdallah Rafael Hernandez Mancha.

Mereka berangkat dari Spanyol selatan pada Oktober 2024 lalu. Bersama kudanya, ketiga jemaah haji itu melewati Prancis, Italia, Slovenia, Kroasia, Bosnia, Serbia, Bulgaria, Turki, Suriah, dan Yordania sampai akhirnya tiba di Arab Saudi pada Mei 2025.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut penuturan mereka, tidak ada jemaah haji yang melakukan perjalanan dengan cara tersebut sejak 1491. Harkassi menyebut perjalanan rombongan dari Spanyol itu membawa mereka sejauh sekitar 8.000 kilometer atau hampir 5.000 mil sebelum mereka mencapai Masjidil Haram.

Harkassi bercerita sepanjang perjalanannya ke Tanah Suci dengan berkuda, mereka menemukan hamparan alam yang indah dan tempat-tempat bersejarah di Suriah, termasuk Benteng Aleppo dan Masjid Umayyah. Mereka juga menemukan rel kereta api tua yang dibangun pada masa Kekaisaran Ottoman yang menghubungkan Istanbul dengan Arab Saudi.

ADVERTISEMENT

Ketiga pemuda itu menyusuri rel tersebut selama berhari-hari. Ada juga tantangan yang mereka rasakan dalam perjalanan ke Tanah Suci.

Mereka sempat kehilangan kuda di Bosnia dan kemudian menemukannya di zona ranjau darat. Tak seorang pun dapat menyelamatkan kuda-kuda itu karena adanya bahan peledak.

Namun, tiba-tiba kuda tersebut berhasil keluar dari area tanpa mengalami cedera. Selain itu, Harkassi juga menceritakan bantuan yang mereka peroleh selama menempuh perjalanan.

"Ketika kami tidak punya apa-apa, orang-orang membantu kami dengan kuda, makanan, dan uang. Ketika mobil bantuan kami rusak, mereka memperbaikinya untuk kami," ujarnya.

"Orang-orang sangat luar biasa. Saya pikir itu bukti bahwa umat Islam bersatu, bahwa satu umat (bangsa) yang dirindukan setiap muslim adalah kenyataan," pungkas Harkassi.




(aeb/kri)

Hide Ads