Seluruh Jemaah Haji Indonesia Tiba di Makkah, PPIH Siapkan Skema Murur

Kabar Haji 2025

Seluruh Jemaah Haji Indonesia Tiba di Makkah, PPIH Siapkan Skema Murur

Devi Setya - detikHikmah
Minggu, 01 Jun 2025 15:00 WIB
Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin
Sekretaris Jenderal Kemenag RI, Kamaruddin Amin Foto: Dok. Kemenag
Jakarta -

Hingga hari ini, sebanyak 203.149 jemaah haji Indonesia yang tergabung dalam 525 kelompok terbang (kloter) telah tiba di Kota Makkah dalam keadaan sehat dan aman. Seluruh jemaah bersiap menanti pelaksanaan puncak ibadah haji.

Kedatangan seluruh jemaah di Makkah menandai fase penting menjelang puncak ibadah haji, yaitu wukuf di Arafah pada tanggal 9 Zulhijjah 1446 H, bertepatan dengan 4 Juni 2025. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengajak seluruh jemaah untuk mulai memusatkan perhatian pada persiapan fisik, mental, dan spiritual.

Dalam konferensi pers haji 1446 H/2025 M yang disiarkan langsung melalui saluran YouTube Kementerian Agama, Sekretaris Jenderal Kemenag RI, Kamaruddin Amin menyampaikan imbauan menjelang puncak haji.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seluruh jemaah dihimbau untuk tetap berada di hotel atau tenda, memperbanyak istirahat, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, menghindari aktivitas di luar ruangan yang tidak mendesak, rutin minum air putih, bahkan sebelum merasa haus," jelas Kamaruddin Amin, Minggu (1/6/2025).

Langkah-langkah ini penting guna menjaga kondisi tubuh agar tetap prima saat menjalani ibadah puncak yang membutuhkan tenaga dan stamina optimal.

ADVERTISEMENT

Penghentian Sementara Layanan Bus Salawat

Sebagai bagian dari pengaturan operasional menuju Arafah, Muzdalifah, dan Mina (ARMUZNA), layanan bus Salawat akan dihentikan sementara. Penghentian ini dimulai pada:

Tanggal: 5 Zulhijjah 1446 H / 1 Juni 2025

Waktu: Pukul 12.00 waktu Arab Saudi (WAS)

Layanan bus akan kembali beroperasi mulai:

Tanggal: 14 Zulhijjah 1446 H / 10 Juni 2025

Waktu: Pukul 00.00 dini hari WAS

Selama masa penghentian ini, jemaah diminta untuk tidak bepergian ke luar dan memanfaatkan waktu untuk beribadah dan mempersiapkan diri.

Layanan Konsumsi dan Distribusi Makanan

Kamaruddin Amin juga menjelaskan, "Pemerintah telah menyiapkan total 15 kali makan dan 1 snack berat bagi seluruh jemaah selama berada di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, yang terdiri atas 5 kali makan di Arafah, 1 snack berat di Muzdalifah, 10 kali makan di Mina."

Untuk mengantisipasi padatnya kondisi menjelang wukuf, sejak tanggal 7 Zulhijjah (3 Juni 2025), distribusi makanan reguler di hotel akan digantikan oleh makanan siap saji (ready to eat) sebanyak 6 kali makan, dengan rincian sebagai berikut:

7 Zulhijjah: 3 kali makan

8 Zulhijjah: 1 kali makan

13 Zulhijjah: 2 kali makan

Makanan siap saji ini praktis dan higienis, cukup dengan merendam nasi selama 5-10 menit sebelum dikonsumsi, sementara lauk dapat langsung disantap tanpa dipanaskan.

Penting untuk diingat bahwa makanan ini harus langsung dikonsumsi setelah kemasan dibuka dan tidak boleh disimpan kembali demi alasan kesehatan.

Skema Pergerakan Jemaah: Murur dan Tanazul

Demi menghindari kepadatan dan menjaga kenyamanan jemaah, PPIH Arab Saudi menerapkan dua skema pergerakan yakni skema Murur dan Tanazul.

Skema Murur

Jemaah bergerak dari Arafah dan hanya melewati Muzdalifah tanpa turun dari kendaraan. Mereka langsung menuju Mina untuk mabit dan melempar jumrah. Skema ini diperuntukkan khusus bagi jemaah lansia, disabilitas, dan yang memiliki keterbatasan fisik. Diperkirakan sekitar 50.000 jemaah akan mengikuti skema ini.

Skema Tanazul

Merupakan kepulangan lebih awal dari Mina ke hotel di Makkah setelah selesai melempar jumrah. Tujuannya adalah mengurai kepadatan di Mina. Sekitar 30.000 jemaah dari sektor Syisyah dan Raudhah akan mengikuti skema ini, terutama pada tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijjah. Mereka tidak kembali ke tenda di Mina, tetapi langsung menuju hotel.

Safari Wukuf dan Badal Haji

Bagi jemaah yang sakit berat dan tidak memungkinkan untuk wukuf secara fisik di Arafah, telah disiapkan layanan Safari Wukuf menggunakan ambulans. Sementara itu, bagi jemaah yang wafat sebelum sempat wukuf, ibadah hajinya akan dibadalhajikan oleh petugas resmi yang telah ditunjuk oleh pemerintah. Hal ini dilakukan demi menjamin hak jemaah untuk tetap menjalankan ibadah haji secara sah dan syar'i.




(dvs/inf)

Hide Ads