"Data Kementerian Kesehatan, pada tanggal 18 Mei kemarin, pukul 16.00, bahwa jumlah jemaah haji kita yang menderita penyakit infeksi saluran pernapasan akut, atau yang kita kenal dengan ISPA, itu sudah mencapai 1.167 kasus," ujar Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan PPIH Arab Saudi, Mohammad Imran, dalam keterangan persnya yang ditayangkan YouTube Kemenag, Senin (19/5/2025).
Kepadatan massa jadi salah satu pemicu masalah kesehatan itu muncul. Imran khawatir, ISPA ini dapat berlanjut menjadi radang paru atau penemonia yang lebih parah.
"Penemonia ini sendiri saat ini juga merupakan penyakit terbanyak yang menyebabkan jemaah kita harus menjalani perawatan di rumah sakit di Arab Saudi," tutur Imran.
"Ini tentu saja menjadi perhatian para petugas di sini, baik petugas dari Kementerian Kesehatan maupun petugas dari Kementerian Agama untuk menjaga agar supaya para jemaah haji tidak mengalami kendala dalam mengaksanakan ibadahnya ketika berada di Tanah Suci," lanjutnya.
Selain penularan penyakit, masalah kesehatan lainnya yang sering muncul karena adanya tingkat kepadatan adalah trauma akibat berdesakan. Kemudian stres atau rasa cemas akibat berhimpitan di tengah orang banyak, atau khawatir akan terpisah dari rombongan.
Masalah lainnya adalah jemaah haji juga dihadapkan pada tantangan cuaca panas ekstrem di Makkah. Dalam dua hari terakhir, suhu udara tercatat mencapai 42 hingga 46 derajat Celcius.
"Suhu aktual ini akan terasa lebih panas, di mana tingkat kelembaban udara di Tanah Suci juga sangat rendah, yaitu kurang dari 30 persen," papar Imran.
"Nah, cuaca panas ini kemudian juga berdampak langsung kepada kesehatan jemaah haji, diantaranya adalah kelelahan maupun juga dehidrasi," sambungnya.
Dengan kondisi ini, PPIH Arab Saudi mengimbau seluruh jemaah untuk menjaga kesehatan, menghindari kerumunan jika tidak perlu, banyak minum air, dan menggunakan alat pelindung diri dari panas seperti payung dan topi. Petugas kesehatan juga terus memantau kondisi jemaah dan memberikan pelayanan terbaik agar ibadah haji dapat berjalan lancar.
"Kemudian untuk menghindari penularan penyakit agar jemaah haji senantiasa menggunakan masker ketika beraktivitas di luar hotel. Terutama apabila jemaah haji sedang menderita batuk atau pilek," pungkas Imran.
(hnh/lus)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana