Kuota Haji 2025 Terisi Penuh, Komisi VIII Pastikan Kesiapan Pemerintah

Kuota Haji 2025 Terisi Penuh, Komisi VIII Pastikan Kesiapan Pemerintah

Hana Nushratu - detikHikmah
Rabu, 07 Mei 2025 17:38 WIB
Muslim pilgrim arrive to perform the symbolic stoning of the devil ritual during the annual hajj pilgrimage in Mina on June 16, 2024. Friends and family searched for missing hajj pilgrims on June 19 as the death toll at the annual rituals, which were carried out in scorching heat, surged past 900. (Photo by Fadel SENNA / AFP)
Foto: AFP/FADEL SENNA
Jakarta -

Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang (Mardas) memastikan kuota haji Indonesia untuk tahun 2025 telah terisi penuh. Bahkan jumlah tersebut lebih dari batas kuota yang disediakan.

Berdasarkan laporan terbaru, jumlah jemaah yang telah melakukan pelunasan biaya haji mencapai 215.000 orang. Sementara kuota yang disediakan adalah 221.000 jemaah, dengan rincian 203.320 haji reguler dan 17.680 haji khusus.

Pernyataan tersebut disampaikan Marwan setelah rapat kerja (Raker) Komisi VIII dengan berbagai pihak terkait, termasuk Badan Penyelenggara Haji (BPH), Kementerian Agama (Kemenag), PT Garuda Indonesia, dan PT Lion Air.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menurut laporan, kuota haji sudah terisi semua. Bahkan, yang melunasi itu sudah melebihi ambang batas kuota," ujar Mardas, dalam keterangan tertulis, Rabu (7/5/2025).

ADVERTISEMENT

Dilansir dari Emedia DPR RI, Mardas menambahkan meskipun jumlah jemaah haji reguler hanya mencapai 203.320 orang, sebanyak 215.000 jemaah sudah melunasi biaya haji. Bagi jemaah yang telah melunasi biaya haji, tapi belum bisa berangkat tahun ini, mereka akan masuk dalam daftar cadangan.

"Jadi, baik yang reguler maupun yang khusus sudah terpakai semua. Dengan catatan tidak melanggar hak orang lain yang berangkat," kata Mardas.

Mardas menjelaskan pihaknya akan memastikan seluruh kuota haji terpakai secara maksimal dan tidak ada yang tersisa. Ia juga mengingatkan tidak boleh ada jemaah yang melangkahi hak orang lain atau memberikan kuota kepada jemaah yang belum berhak berangkat.

Selain itu, Komisi VIII juga berfokus pada persiapan haji di tanah air, baik dari segi jemaah maupun infrastruktur yang ada di embarkasi. Semua persiapan di dalam negeri harus rampung dengan baik, mengingat waktu hanya tinggal 15 hari lagi.

Peningkatan Kesiapan di Mina dan Skema Tanazul

Di sisi lain, Mardas juga menyoroti kesiapan penyelenggaraan haji di Tanah Suci, terutama di area Mina yang menjadi sorotan utama. Sejumlah 203 ribu jemaah reguler akan berada di Mina, yang memiliki area terbatas. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, setiap jemaah hanya akan memiliki ruang sekitar 0,8 meter, yang tentunya akan menyulitkan mereka untuk duduk atau beristirahat.

Melihat masalah tersebut, Komisi VIII mendorong pemerintah untuk mengimplementasikan skema tanazul yang memungkinkan jemaah haji untuk bermalam di hotel alih-alih di tenda Mina. Meskipun para jemaah tetap akan bertanggung jawab atas akomodasi di hotel, mereka akan tetap mendapat pelayanan dari syarikah (perusahaan penyedia layanan) yang akan mengelola keberangkatan dan kedatangan mereka.

"Duduk saja sulit. Maka kita memberikan dorongan, skema tanazul, maksudnya jemaah tidak bermalam di tenda Mina, tapi bermalam di hotel masing-masing," jelas Legislator asal Dapil Sumatera Utara II tersebut.

Mardas juga menjelaskan dua skema disiapkan untuk menghadapi situasi tersebut. Pertama, skema murur yang memungkinkan jemaah untuk tetap berada di dalam bus di Muzdalifah dan langsung dibawa ke Mina tanpa harus turun.

Kedua, jemaah yang menggunakan skema ini akan langsung melontar jumrah, tanpa harus bermalam di tenda Mina. Mereka akan bermalam di hotel, yang jaraknya sekitar 1,5 kilometer dari Jamarat.

Skema ini diharapkan dapat memberikan kenyamanan lebih bagi jemaah haji, mengingat mereka akan mendapatkan tempat yang lebih lapang dan nyaman serta konsumsi yang sudah ditanggung oleh syarikah, bukan oleh jemaah itu sendiri.

"Dari Jamarot turun ke hotel, itu jaraknya sekitar 1,5 km dan mereka di situ menginap di hotel. Tentu lebih nyaman, lebih lapang, dan konsumsi ditanggung syarikah, bukan ditanggung masing-masing," ujar Politisi dari Fraksi PKB itu.

Selain itu, Mardas menjelaskan ada 8 syarikah yang akan melayani jemaah haji Indonesia. Setiap syarikah akan melayani jemaah yang memilih skema tanazul dan murur.

Ia mengungkapkan meskipun ini merupakan langkah baru yang belum pernah diterapkan sebelumnya, pihaknya mendapat laporan bahwa semua syarikah sudah siap menjalankan tugas dengan baik. Mardas menambahkan persiapan haji tahun ini jauh lebih matang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Pihak Komisi VIII juga berupaya untuk mengantisipasi terjadinya kerumunan yang mengganggu kenyamanan jemaah, khususnya di Muzdalifah. Melalui adanya tambahan 37.600 jemaah yang akan mengikuti skema tanazul, diharapkan bisa mengurangi kepadatan di Mina dan memberikan kenyamanan lebih.

Meski membawa 37.600 orang untuk berjalan menuju hotel bukanlah hal mudah, Mardas optimistis jika skema ini berjalan sukses, jumlahnya akan semakin diperbesar pada masa mendatang. Menurut Mardas, kalau bisa para jemaah bisa jalan dari tenda ke Jamarot, kembali lagi ke tenda, apalagi jarak dari Jamarot ke hotel cukup dekat.

Berkat persiapan matang ini, Komisi VIII berharap bahwa pelaksanaan haji 2025 dapat berjalan lancar, nyaman, dan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi seluruh jemaah.




(anl/ega)

Hide Ads