Fase pemulangan jemaah haji mengalami sejumlah masalah yang membuat ketidaknyamanan jemaah. Hal ini berujung permintaan maaf dari Garuda Indonesia selaku maskapai yang bertanggung jawab. Begini kronologinya.
Kejadian bermula saat Garuda Indonesia memutuskan mengalihkan 46 kelompok terbang (kloter) jemaah yang sedianya pulang dari Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah ke Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah. Jemaah ini adalah keberangkatan gelombang I yang sebelumnya juga mendarat di Madinah.
Sesuai Rencana Perjalanan Haji (RPH) 1445 H/2024 M, mestinya jemaah gelombang I dijadwalkan pulang ke Tanah Air melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam keterangan persnya pada Minggu (23/6/2024) menjelaskan, pihaknya melakukan penyesuaian jadwal dan asal pemulangan jemaah pada beberapa kloter dalam fase II operasional penerbangan haji.
"Pada Fase II operasional penerbangan haji ini Garuda Indonesia juga turut menyesuaikan jadwal dan asal pemulangan para jemaah pada beberapa kloter dari Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah dan Bandara Internasional Prince Muhammad bin Abdul-Aziz, Madinah," jelas Irfan.
Garuda Indonesia pun menjanjikan mengedepankan layanan terbaik bagi jemaah yang terdampak atas pengalihan rute kepulangan ini.
Keputusan Garuda Indonesia menuai protes dari Komnas Haji dan Umrah. Ketua Komnas Haji dan Umrah Mustolih Siradj menilai perubahan jadwal secara mendadak itu merepotkan jemaah dan petugas haji. Hal ini, kata dia, juga menambah biaya di luar skema dan menimbulkan efek domino.
"Perubahan jadwal penerbangan yang mendadak sangat merepotkan, bukan saja bagi jemaah tetapi tentu petugas dan berpotensi menambah beban biaya (cost) di luar skema,"ujar Mustolih dalam keterangannya, Selasa (25/6/2024).
"Perubahan penerbangan dipastikan menimbulkan efek domino dan sistemik. Jemaah kelelahan karena harus kembali menempuh perjalanan panjang dari Makkah ke Madinah," imbuhnya.
Usai dikonfirmasi lebih lanjut kepada pihak Garuda Indonesia, keputusan pengalihan rute bukanlah hal yang mendadak. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan pengalihan rute ini terjadi karena masalah operasional di bandara Arab Saudi.
"Nggak mendadak situasinya," ujarnya saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (25/6/2024).
"Itu sudah beberapa (waktu) lalu kita nggak dapat slot di Jeddah," lanjutnya.
Permasalahan fase kepulangan di Madinah kembali terjadi pada hari berikutnya. Pada Rabu (26/6/2024), detikHikmah melaporkan dari Tanah Suci, jemaah kloter 3 Embarkasi Kualanamu (KNO-03) mengalami penundaan keberangkatan atau delay hingga 12 jam.
Rombongan ini sedianya berangkat dari Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah pada Selasa (25/6/2024) pukul 18.40 waktu Arab Saudi (WAS). Namun, jemaah mendadak mendapat informasi pesawat Garuda delay hingga pukul 06.45 WAS.
"Ketika akan kembali sesuai jadwal ada delay kurang lebih 12 jam, yang seharusnya berangkat pukul 18.00 sore dari Madinah, namun kenyataannya saat ini kami masih menunggu bus untuk ke bandara," ujar Maluddin, salah satu jemaah haji KNO-03 kepada detikHikmah di Taiba Suite Hotel Madinah, Rabu (26/6/2024).
Jemaah pun telantar menunggu keberangkatan. Pantauan detikHikmah dini hari sekitar pukul 00.30 WAS, jemaah tampak memenuhi pelataran Taiba Suite Hotel tempat mereka menginap.
Hari ini, Kamis (27/6), Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra memberikan penjelasan lengkap usai mengubah rute kepulangan jemaah dari Jeddah ke Madinah.
"Sehubungan dengan informasi terkait dengan penyesuaian jadwal dan slot 46 kloter penerbangan pemulangan jemaah haji asal Indonesia yang disebabkan oleh keterbatasan slot di bandara Arab Saudi, dapat kami sampaikan bahwa Garuda Indonesia terus meningkatkan koordinasi intensif bersama berbagai stakeholder penerbangan haji," terang Irfan dalam keterangannya, Kamis (27/6/2024).
"Khususnya otoritas Bandara Arab Saudi dan Kementerian Agama untuk memastikan kelancaran operasional fase pemulangan jemaah haji 2024 khususnya terkait dengan langkah mitigasi dalam mengantisipasi adanya keterbatasan slot penerbangan di bandara Arab Saudi," sambungnya.
Irfan menyebut, Garuda Indonesia akan mengoptimalkan mitigasi seperti penyediaan kompensasi sesuai ketentuan yang berlaku pada seluruh jemaah terdampak. Pihaknya juga tidak memungkiri catatan delay hingga belasan jam. Ia pun minta maaf.
"Melalui kesempatan ini, kami turut menyampaikan permohonan maaf kepada para jemaah haji yang terdampak atas penyesuaian jadwal penerbangan pada fase pemulangan ini, termasuk kepada berbagai stakeholder layanan haji utamanya Kementerian Agama RI," ujarnya.
"Kami berkomitmen untuk terus memastikan kelancaran operasional penerbangan haji berjalan dengan maksimal khususnya dengan senantiasa mengedepankan aspek keselamatan penerbangan," pungkas Irfan.
(kri/erd)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
Gaza Zona Tempur Bahaya, 76 Warga Palestina Tewas Dibom Israel