Arda Naff Bagikan Pengalaman Berhaji, Gambarkan Antrean Toilet di Mina

Arda Naff Bagikan Pengalaman Berhaji, Gambarkan Antrean Toilet di Mina

Devi Setya - detikHikmah
Sabtu, 22 Jun 2024 10:00 WIB
Gaya Tantri Syalindri menjalani ibadah haji bersama suaminya Hatna Danarda atau Arda NAFF
Arda Naff dan Tantri Kotak saat berhaji Foto: Dok. Instagram @tantrisyalindri.
Jakarta -

Hatna Danarda atau lebih populer dikenal Arda Naff berkesempatan menunaikan ibadah haji tahun ini. Ia berhaji bersama sang istri, Tantri.

Bersama sang istri, Arda yang merupakan vokalis band Naff ini kerap membagikan kisah perjalanan spiritualnya ke Makkah. Salah satunya pengalaman saat berdesakan dengan jutaan orang di puncak pelaksanaan ibadah haji.

Melalui akun instagramnya @ardanaff, ia menceritakan suasana Mina yang penuh dengan jemaah haji dan juga pengalaman dirinya kesulitan mencari toilet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hadiah ulang tahunku adalah toilet," tulis Arda pada keterangan foto yang ia unggah pada 18 Juni 2024 ini.

"Haji memang luar biasa perjalanan spiritualnya dan tiap orang akan mengalami serta punya pengertian kuatnya sendiri," lanjut Arda.

ADVERTISEMENT

Pria kelahiran 17 Juni 1988 ini mengatakan bahwa ketika di Mina, ia menempati tenda yang jaraknya sangat dekat dengan Jamarat, hanya sekitar 600 meter. Namun ketika selesai melempar jumrah, ia tak bisa melewati rute yang sama untuk tiba di tendanya.

Arda dan sang istri yang juga vokalis band ini, harus melintasi jalur memutar untuk menghindari tabrakan dengan arus jemaah yang menuju jamarat. Jarak jalur memutar ini sekitar 6 kilometer dengan berjalan kaki.

"Halah deket itu" hehe dengan cuaca panas ekstrem, desak-desakan dan emosional dalam beribadah, itu jadi luar biasa," kata Arda.

Pada puncak ibadah haji, daerah Makkah memang sedang dilanda panas ekstrem. Arda menceritakan, saat itu suhunya mencapai 46 derajat celcius, namun hujan tiba-tiba mengguyur.

"Saya menengadahkan tangan untuk berdoa, waktu yang sangat mustajab, air mata saya yang netes nyaru dengan air hujan," kenangnya.

Di perjalanan mencari tenda, Arda melintasi terowongan besar yang juga dilintasi jemaah lainnya. "Gema takbir dalam terowongan besar dengan massa segitu banyaknya bagaikan saya menuju alam lain. Saya ngetik ini aja masih merinding," ujarnya.

Arda dan Tantri harus menempuh jalan berkilo-kilo meter untuk bisa sampai di tendanya. Tentu bukan perjalanan yang mudah karena harus berdesakan di tengah cuaca panas.

Peristiwa tak terduga terjadi pada Arda. Di tengah perjalanan, ia merasakan sakit perut yang teramat sangat. "Di tengah lautan manusia, saya ingin buang air besar, semules-mulesnya, gak bisa ditahan, cuma bisa meringis kesakitan."

Saking tak bisa ditahan, Arda langsung masuk ke maktab jemaah yang tidak diketahui asalnya. Tujuannya adalah toilet.

Menemukan toilet di tengah jutaan manusia tidaklah mudah, Arda melihat tidak ada toilet yang kosong. Setiap pintu toilet bahkan memiliki antrean hingga delapan orang. Dengan kondisi perut yang sakit, ia tak bisa menunggu antrean.

Arda sempat meminta izin agar bisa didahului, namun sayangnya ia sempat mendapat penolakan.

Ia tak diizinkan memotong antrian toilet, namun ada orang dari seberang toilet menarik tangannya dan mempersilahkan Arda menggunakan toilet lebih dahulu.

"Mas pakai antrean saya saja, saya gak buru-buru kok, darurat mesti didahulukan," ujar orang yang menarik Arda.

Setelah memastikan seluruh orang mengizinkan, Arda langsung melepaskan hajatnya.

"Mas, pak makasih ya sudah mau nolong saya, kalo gak ketolong pasti buang air besar di jalan karena gak akan bisa nahan sakitnya luar biasa. Jangan bosen jadi orang baik ya, meskipun sekecil debu kebaikan kalian, tapi di tanah suci akan jadi berlipat dan kelak jadi penolong bagi diri atau keluarga."

Setelah itu, Arda bertemu sang istri yang juga tak kalah panik mencari dirinya.

"Toilet bersih itu jadi hadiah mewah di ulang tahun saya tanggal 17 Juni di musim haji dengan jutaan manusia yang bertepatan dengan Idul Adha. Setiap orang punya Ismail-nya sendiri-sendiri, punya pengorbanannya sendiri-sendiri. Haji bukan sekedar gelar dan syukuran keluarga, tapi haji buat saya pribadi adalah mengasah diri." tutup Arda.




(dvs/lus)

Hide Ads