Hajar Aswad Disebut Batu Surga, Bagaimana Asal Usulnya?

Hajar Aswad Disebut Batu Surga, Bagaimana Asal Usulnya?

Alvin Setiawan - detikHikmah
Rabu, 19 Jun 2024 06:30 WIB
A Saudi policeman stands alert beside Al-Hajar al-Aswad, the black stone, at right, a Muslim holy relic which according to Islamic tradition dates back to the time of Adam and Eve, at the Grand Mosque, a day before the annual hajj pilgrimage, Saturday, July 17, 2021. The pilgrimage to Mecca required once in a lifetime of every Muslim who can afford it and is physically able to make it, used to draw more than 2 million people. But for a second straight year it has been curtailed due to the coronavirus with only vaccinated people in Saudi Arabia able to participate. (AP Photo/Amr Nabil)
Batu Hajar Aswad. Foto: AP/Amr Nabil
Jakarta -

Hajar Aswad adalah batu yang turun dari langit. Melansir dalam buku Sejarah Hajar Aswad yang ditulis oleh Prof. Dr. Said Muhammad Bakdasv, batu ini diserahkan oleh Allah SWT kepada Nabi Ibrahim untuk diletakkan di sudut Ka'bah sebagai tanda dan lokasi dimulainya tawaf.

Mengutip buku Ka'bah Rahasia Kiblat Dunia karya Muhammad Abdul Hamid Asy-Syarqawi dan Muhammad Raja'I Ath-Thahlawi, disebutkan digambarkan Hajar Aswad berbentuk bulat telur, dan berwarna hitam kemerah-merahan. Di batu tersebut terdapat titik-titik berwarna merah dan zig-zag berwarna kuning.

Hajar Aswad mengalami perubahan warna. Karena dulunya berwarna putih, bahkan lebih putih dari salju dan susu. Lalu berubah menjadi hitam akibat dosa orang-orang musyrik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hajar Aswad memiliki diameter sekitar 30 sentimeter, dan lebarnya 10 sentimeter. Hajar Aswad terletak pada dinding Ka'bah yakni di bagian timur laut dengan tinggi satu setengah meter dari permukaan tanah. Dari situlah tawaf dimulai. Agar tidak pecah, Hajar Aswad dilapisi dengan pembungkus dan beberapa pengikat.

Dalam rangkaian haji, ketika jemaah melaksanakan tawaf disunahkan untuk mencium atau mengusap batu Hajar Aswad. Dikutip dari buku Panduan Beribadah Khusus Pria Menjalankan Ibadah Sesuai Tuntunan Al-Qur'an Dan As-Sunnah karya Syaikh Hasan Muhammad Ayyub, disebutkan ada empat rukun hajar aswad, namun Nabi SAW hanya melakukan dua rukun saja.

ADVERTISEMENT

Dari Ibnu Umar, ia berkata, "Aku senantiasa mengusap dua rukun ini, yaitu Yamani dan Hajar Aswad, semenjak aku melihat Rasulullah mengusap keduanya dalam kondisi susah ataupun senang." (HR. Muslim, Nasa'i, dan Baihaqi).

Kemudian dalam riwayat lain, Ibnu Umar berkata, "Aku tidak pernah melihat Nabi menyentuh rukun-rukun itu kecuali dua Rukun Yamani." (HR. Thahawi dan as-Sab'ah kecuali Tirmidzi).

Nabi SAW hanya mengusap dua rukun sebab Hajar Aswad punya dua keutamaan, yakni ia dibangun di atas pondasi Nabi Ibrahim AS dan ada Hajar Aswad di dalamnya. Sehingga banyak muslim yang berbondong-bondong mengusap hingga menciumnya.

Asal-Usul Hajar Aswad

Hajar Aswad merupakan batu dari surga yang kemudian diturunkan ke bumi. Asalnya Hajar Aswad berwarna putih seperti salju. Dedi dalam buku 13 Misteri Di Kota Mekkah, menyebut karena dosa manusia dan kelakukan orang-orang musyrik di muka bumi, Hajar Aswad akhirnya berubah jadi hitam. Seperti yang dijelaskan dalam riwayat Ibnu Abbas RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Hajar Aswad turun dari surga padahal batu tersebut begitu putih lebih putih daripada susu. Dosa manusialah yang membuat batu tersebut menjadi hitam". (HR. Tirmidzi)

Dari Ibnu 'Abbas RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Hajar Aswad adalah batu dari surga. Batu tersebut lebih putih dari salju. Dosa orang-orang musyrik lah yang membuatnya menjadi hitam." (HR. Ahmad)

Diceritakan pula pada sebuah riwayat, Hajar Aswad kelak akan bisa berbicara untuk menjadi saksi bagi yang mengusap dan menciumnya di hari kiamat. Dari Ibnu 'Abbas, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda mengenai Hajar Aswad:

"Demi Allah, Allah akan mengutus batu tersebut pada hari kiamat dan ia memiliki dua mata yang bisa melihat, memiliki lisan yang bisa berbicara dan akan menjadi saksi bagi siapa yang benar-benar menyentuhnya." (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Asal Mula Penempatan Hajar Aswad di Ka'bah

Masih merujuk buku yang sama, disebutkan ketika Nabi Ibrahim AS diperintahkan Allah SWT membangun kembali Ka'bah. Ia memenuhi perintah itu dibantu putranya, Ismail AS. Saat hampir selesai mengerjakannya, Ibrahim AS merasa ada yang kurang pada Ka'bah. Kemudian ia memerintahkan putranya, "Pergilah engkau mencari sebuah batu lagi yang akan aku letakkan di Ka'bah sebagai penanda bagi manusia."

Ismail AS mematuhi perintah ayahnya. Ia pergi dari satu bukit ke bukit lain untuk mencari batu yang paling baik. Ketika sedang mencari, malaikat Jibril datang pada Ismail AS dan memberinya sebuah batu yang cantik. Dengan senang hati ia menerima batu itu dan segera membawa batu itu untuk diberikan pada ayahnya. Ibrahim AS pun gembira dan mencium batu itu beberapa kali.


Kemudian Ibrahim AS bertanya pada putranya, "Dari mana kamu peroleh batu ini?" Ismail AS menjawab, "Batu ini aku dapat dari yang tidak memberatkan cucuku dan cucumu." Ibrahim AS mencium batu itu lagi dan diikuti juga oleh Ismail AS.

Begitulah, sampai saat ini banyak yang berharap bisa mencium batu yang dinamai Hajar Aswad itu. Umar bin Khattab pernah menyampaikan bahwa Rasulullah SAW sendiri pernah mencium- nya.

Saat Umar bin Khattab berada di hadapan Hajar Aswad dan menciumnya ia berkata, "Demi Allah, aku tahu bahwa engkau hanyalah sebongkah batu. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah SAW menciummu, niscaya aku tidak akan menciummu." (HR Muslim).

Hajar Aswad dahulu berbentuk satu bongkahan. Lalu di masa pemerintahan al Qahir Billah Muhammad bin al Mu'tadhid tahun 317 H batu surga ini dicongkel dari tempatnya. Sehingga terpecah menjadi bongkahan kecil dan diletakkan di sisi selatan Ka'bah.


Wallahua'lam.




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads