Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) kembali mengingatkan jemaah Indonesia jelang puncak haji di Arafah. Jangan lupa untuk niat dan berihram di hotel sebelum berangkat menunaikan rukun Islam yang kelima.
Imbauan itu disampaikan oleh Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda. Hal ini merujuk pada Tuntunan Manasik Haji bagi Lansia yang diterbitkan oleh Kementerian Agama (Kemenag).
"PPIH Arab Saudi akan memberangkatkan jemaah haji ke Arafah untuk memulai rangkaian puncak haji pada 14 Juni 2024 atau 8 Zulhijjah 1445 H, dimulai pukul 07.00 Waktu Arab Saudi (WAS)," kata Widi dalam konferensi pers nya yang disiarkan melalui YouTube Kemenag RI, Minggu (9/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebelum berangkat ke Arafah, setiap jemaah harus memastikan dirinya sudah berihram dan niat haji di hotel masing-masing," sambungnya.
Pelaksanaan niat ihram haji bisa dilakukan setelah jemaah bersuci. Disunahkan untuk membersihkan badan dengan mandi dan berwudhu, memotong kuku hingga menggunakan wangi-wangian.
"Lalu berpakaian ihram, dilanjutkan dengan melaksanakan salat sunah ihram dan berniat haji," jelas Widi.
Khusus jemaah haji lansia, yang lemah atau sakit, Widi menyarankan agar melakukan niat ihram haji disertai isytirat (ihram bersyarat). Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya halangan yang dapat menyulitkan pelaksanaan ibadah haji.
Setelah melakukan niat ihram haji, jemaah dianjurkan untuk berdzikir dengan membaca talbiyah selama perjalanan dari Makkah ke Arafah. Tak lupa pula untuk bershalawat.
Teruntuk jemaah lansia laki-laki, perlu melatih diri dengan bimbingan pembimbing ibadah kloter mengenai cara memakai pakaian ihram yang nyaman dan sah menurut fikih. Hal ini termasuk menggunakan ikat pinggang atau sabuk di atas pusar, menggulung kain ihram hingga sabuk tidak terlihat, serta menggunakan kain ihram yang nyaman dan tidak membatasi gerakan kaki dan tangan.
Mengingat jemaah haji lansia mudah melupakan hal-hal yang diharamkan saat memakai baju ihram, seperti mengganti baju ihram dengan baju biasa. Jika mereka lupa sedang berihram atau tidak mengetahui hal-hal yang diharamkan saat berihram, tidak wajib membayar fidyah.
"Ini pendapat mazhab Syafi'i dan Hambali," ungkap Widi.
Selain mendalami secara mandiri melalui buku-buku dan referensi yang dapat diunduh di aplikasi Superapps Pusaka Kementerian Agama, jemaah juga dapat bertanya dan berkonsultasi tentang manasik haji kepada pembimbing ibadah yang mendampingi di hotel atau sektor. Hal ini untuk pemantapan manasik haji.
Selain itu, bus shalawat juga akan berhenti sementara menjelang puncak haji. Tepatnya pada tanggal 5 Zulhijah atau 11 Juni 2024.
Mulai tanggal 5 hingga 8 Zulhijah, atau saat jemaah mulai diberangkatkan ke Arafah, seluruh aktivitas ibadah dilakukan di hotel.
"Jemaah dapat beristirahat penuh dan mempersiapkan diri menjalani rangkaian puncak haji," ungkap Widi.
Adapun jemaah haji yang mengikuti skema murur di Muzdalifah, yaitu mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah setelah menjalani wukuf di Arafah, tidak perlu khawatir tentang cara memperoleh batu kerikil untuk lontar jumrah.
"PPIH akan membekali jemaah batu kerikil sejak jemaah ada di Arafah. Pihak Mashariq menyiapkan kantong berisi kerikil sejumlah 70 buah. Jumlah tersebut cukup untuk keperluan lontar Jumrah Aqabah hingga selesai Nafar Tsani," tukas Widi.
(hnh/rah)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!