Jemaah haji Indonesia yang sudah berada di Makkah akan mendapatkan bimbingan ibadah dari Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi secara bergiliran.
Pada Jumat (24/5/2024) sore, ratusan jemaah dari Pare-pare dan Barru Sulawesi Selatan (Sulsel) mendapatkan edukasi di Hotel Al Hasan (113), Makkah. Ratusan jemaah yang tergabung dalam kloter UPG 3 ini tampak antusias mengikuti kegiatan ini.
Salah satu konsultan ibadah Haji, KH Afifuddin, mengatakan pihaknya terus mengintensifkan bimbingan ibadah atau edukasi kepada jemaah haji di hotel-hotel tempat mereka menginap. Hingga Jumat, sudah ada lima hotel yang sudah mendapatkan edukasi bimbingan ibadah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi ketika jemaah datang ke Makkah, mereka harus umrah wajib dulu. Dua hari setelah datang baru kami datangi untuk memberikan bimbingan, termasuk persiapan puncak haji," ujar Kiai Afifuddin saat diwawancarai usai memberikan edukasi kepada jemaah, Jumat (24/5/2024).
Di hadapan jemaah, Afifuddin memberikan materi tentang ibadah wajib, seperti tawaf dan sai. Selain itu, dia juga memberikan materi tentang apa saja yang harus dilakukan jemaah selama masa tunggu haji di Makkah.
"Kita berikan juga materi tentang apa yang mereka harus siapkan, apa yang mereka harus lakukan dalam masa tunggu sampai ke wukuf itu," ucap dia.
Afifuddin berharap jemaah Indonesia bisa memahami apa saja yang harus dihindari selama masa tunggu di Makkah. Jemaah haji akan membutuhkan tenaga yang cukup untuk mengikuti proses pelaksanaan puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
"Ketika jemaah itu tidak paham yang mana yang harusnya dihindari, maka bisa jadi nanti ketika masa tunggu itu mereka melakukan hal-hal yang membuat mereka sakit atau lelah," ujarnya.
Karena itu, lanjut dia, pihaknya akan terus melakukan edukasi kepada jemaah untuk menghindari hal-hal yang berisiko, seperti terlalu sering keluar hotel dan akhirnya terkena cuaca panas di Makkah.
"Alasannya mereka mau pergi sholat berjamaah di Haram. Tapi kita anjurkan supaya jangan terlalu sering pergi, karena di sinilah berjamaahnya. Sesekali boleh pergi," jelas Kiai Afifuddin.
Selain itu, dia juga mengimbau kepada jemaah haji Indonesia untuk tidak terlalu sering melakukan ibadah umrah sunah di Masjidil Haram. Hal ini penting menjadi perhatian agar proses ibadah haji berjalan lancar.
"Ini supaya mereka siap fisik untuk menghadapi hari wukuf yang penting itu, jangan sampai mereka kita biarkan melakukan apa saja yang membuat mereka sakit, sehingga gagal mendapatkan hajinya," ujar Afifuddin.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana