"Semoga menjadi haji mabrur," demikian doa yang kerap disampaikan pada jemaah yang ingin berangkat haji.
Mabrur menjadi kosa kata yang akrab di telinga jika berbicara soal haji. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan mabrur sebagai "diterima Allah Swt.; baik".
Tetapi, sebenarnya apakah mabrur itu? Apakah haji mabrur memiliki ciri-ciri yang bisa ditiru? Serta, bagaimana cara mendapatkan haji mabrur?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Haji Mabrur?
Berikut penjelasan Sekretaris Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Dr. Abdul Mu'thi yang dikutip dari situs resmi Kementerian Agama mengenai pengertian haji mabrur.
Dari segi etimologi, al mabrur adalah isim maf'ul dari akar kata al birru, yang memiliki arti kebaikan atau kebajikan. Jadi, al hajjul mabruru artinya haji yang diberikan kebaikan dan kebajikan.
Dari segi makna istilahnya, haji mabrur berarti haji yang diterima oleh Allah, kemudian berdampak pada kebaikan diri serta bermanfaat bagi orang lain.
Mengutip NU Online, menurut istilah syar'i, haji mabrur ialah haji yang dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya, dengan memperhatikan berbagai syarat, rukun, dan wajib, serta menghindari hal-hal yang dilarang (muharramat) dengan penuh konsentrasi dan penghayatan semata-mata atas dorongan iman dan mengharap ridha Allah SWT.
Ciri-ciri Haji Mabrur Menurut Rasulullah SAW
Predikat mabrur merupakan hak prerogatif dari Allah Swt. kepada hamba yang dikehendaki-Nya. Tetapi, seseorang yang meraih haji mabrur tentu memiliki ciri-ciri tersendiri.
Rasulullah SAW juga pernah memberikan kisi-kisi tanda seseorang mendapatkan predikat mabrur. Ini tercatat oleh Imam Ahmad dalam Musnad.
قالوا: يَا رَسُولَ اللهِ، مَا الْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ؟ قال: "إِطْعَامُ الطَّعَامِ، وَإِفْشَاءُ السَّلَامِ
Para sahabat berkata, 'Wahai Rasulullah, apa itu haji mabrur? Rasulullah menjawab, "Memberikan makanan dan menebarkan kedamaian."
Selanjutnya, sebagaimana dikutip Imam Badrudin Al-Aini dalam Umdatul Qari:
سئل النبي ما بر الحج قال إطعام الطعام وطيب الكلام وقال صحيح الإسناد ولم يخرجاه
Rasulullah SAW ditanya tentang haji mabrur. Rasulullah kemudian berkata, "Memberikan makanan dan santun dalam berkata." Al-Hakim berkata bahwa hadits ini sahih sanadnya tetapi tidak diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Dari dua hadits di atas, kita mengetahui kalau ciri-ciri haji mabrur setidaknya ada 3:
- Santun dalam bertutur kata (thayyibul kalam)
- Menebarkan kedamaian (ifsya'us salam)
- Memiliki kepedulian sosial, contohnya mengenyangkan orang lapar (ith'amut tha'am).
Bagaimana Mencapai Haji Mabrur?
Jika ingin mencapai haji mabrur, kita peru melakukan aktivitas yang mendukung pencapaian tersebut.
1. Pahami Ajaran Agama dengan Baik
Persiapan pertama dalam usaha mencapai haji mabrur adalah memahami ajaran agama Islam dengan baik, termasuk manasik hajinya. Sebab, amal ibadah yang tidak disertai ilmu bisa saja sia-sia.
2. Pastikan Rezeki Halal
Kedua, pastikan rezekinya halal. Jangan sampai berangkat ibadah haji menggunakan uang hasil curian. Ibadah ini tidak akan diterima.
3. Tingkatkan Amal Ibadah
Langkah persiapan ketiga adalah menyempurnakan amal ibadah.
Pada saat pelaksanaan ibadah haji, kita perlu memastikan terlaksananya syarat, rukun, dan wajib haji. Sunnah-sunnah haji juga harus dipahami, termasuk hal-hal yang terlarang agar dapat dijauhi.
Kesimpulannya, haji mabrur adalah sesuatu yang diusahakan tanpa henti. Tidak hanya saat pelaksanaan ibadah haji, tetapi juga dari persiapan, saat, dan pasca haji.
(fds/fds)
Komentar Terbanyak
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza