Jemaah haji Indonesia gelombang pertama secara bertahap telah tiba di Madinah. Mereka akan menetap di Madinah sebelum melakukan perjalanan ke Makkah. Apa yang dilakukan jemaah haji di Madinah?
Kedatangan jemaah haji di Madinah mengawali operasional musim haji 1445 H/2024 M Indonesia. Kepala Biro Humas Data dan Informasi Kementerian Agama (Kemenag) RI Akhmad Fauzin melaporkan sebanyak 4.500 orang telah mendarat di Bandara Internasional Amir Muhammad Bin Abdul Aziz (AMMA) Madinah per Senin (13/5/2024) dini hari.
"Berdasarkan laporan PPIH Arab Saudi pada pukul 21.00 waktu Arab Saudi atau pukul 01.00 WIB, jemaah yang sudah tiba di Tanah Suci berjumlah 4.500 orang yang terbagi dalam 11 kelompok terbang," jelas Akhmad dalam konferensi pers di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta yang disiarkan secara daring, Senin (13/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada hari yang sama, 9.070 jemaah haji Indonesia akan diterbangkan ke Madinah. Mereka terdiri dari 23 kelompok terbang (kloter).
Jemaah haji Indonesia yang diberangkatkan ke Madinah ini adalah mereka yang tergabung dalam gelombang pertama. Adapun, jemaah gelombang kedua akan diberangkatkan dari Tanah Air menuju Jeddah. Operasional gelombang kedua dimulai pada 24 Mei 2024.
Kegiatan Jemaah Haji di Madinah
Menukil Buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah 2024 terbitan Kemenag RI, selama di Madinah, jemaah haji dapat melakukan ibadah seperti salat fardhu ataupun salat sunah di Masjid Nabawi. Masjid Nabawi termasuk dalam masjid suci bersama Masjidil Haram, dengan keutamaannya yang luar biasa.
Dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan Jabir RA, Rasulullah SAW bersabda,
"Salat di masjidku lebih mulia nilainya 1.000 kali lipat dibanding salat di masjid lain, kecuali di Masjidil Haram dan salat di Masjidil Haram lebih mulia nilainya 100.000 kali lipat dibanding salat di masjid lain." (HR Ibnu Majah)
Selain ibadah salat, jemaah haji bisa berdoa di Raudah yang terletak di dalam Masjid Nabawi. Raudah adalah tempat di mana doa-doa dikabulkan, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits. Rasulullah SAW bersabda,
"Di antara rumahku dengan mimbarku adalah Raudah (taman) di antara taman-taman surga." (HR Bukhari)
Jemaah haji juga bisa berziarah ke makam Rasulullah SAW dan kedua sahabatnya, Abu Bakar ash-Shiddiq RA dan Umar bin Khattab RA. Makam ketiganya terletak di sebelah timur Masjid Nabawi.
Terakhir, jemaah haji dapat berziarah ke tempat-tempat bersejarah di Madinah seperti Masjid Quba, Masjid Qiblatain, Masjid Khamsah, Gunung Uhud, dan masjid-masjid bersejarah lainnya menggunakan bus yang disediakan oleh majmu'ah tanpa dipungut biaya.
Keutamaan Kota Madinah
Merupakan Tanah Suci
Madinah adalah tempat yang dijadikan Tanah Suci oleh Rasulullah SAW setelah Makkah, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abdullah bin Zaid. Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya Nabi Ibrahim telah mengharamkan Makkah dan berdoa untuknya dan aku mengharamkan Madinah sebagaimana Nabi Ibrahim mengharamkan Makkah dan aku berdoa untuk keberkatan Madinah, baik dalam mud maupun sa'-nya, sebagaimana Nabi Ibrahim AS berdoa untuk Makkah." (HR Bukhari dan Muslim)
Menenteramkan Hati Orang-orang Beriman
Allah SWT akan membuat hati orang-orang yang beriman tenteram ketika memasuki Kota Madinah, sebagaimana ular merasa tenteram ketika memasuki sarang mereka. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah RA. Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya iman akan berkumpul di Madinah sebagaimana berkumpulnya ular ke sarangnya." (HR Bukhari)
Diharamkan dari Kezaliman dan Kemaksiatan
Kota Madinah juga merupakan kota yang terbebas dari kezaliman dan kemaksiatan. Barang siapa melakukan perbuatan tercela di Madinah, Allah SWT akan melaknatnya. Hal ini dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan Ali bin Abi Thalib RA. Rasulullah SAW bersabda,
"Madinah adalah tanah haram, letaknya di antara bukit E'ir dan bukit Tsur. Barang siapa melakukan kezaliman (kemaksiatan) di dalamnya, maka baginya laknat Allah, Malaikat, dan manusia seluruhnya, dan semua amal baiknya yang wajib maupun yang sunah tidak akan diterima oleh Allah pada hari kiamat." (HR Bukhari dan Muslim)
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Ketum PBNU Gus Yahya Minta Maaf Undang Peter Berkowitz Akademisi Pro-Israel
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Siapa yang Akan Jadi Menteri Haji dan Umrah?