Kementerian Agama (Kemenag) berencana untuk berinovasi dalam pelaksanaan haji tahun 2024. Kemenag akan menggunakan Artificial Intelligence (AI) untuk memverifikasi dokumen jemaah.
Dikutip dari laman Kemenag, Kamis (6/7/2023), pelaksanaan haji tahun 2023 memiliki berbagai kendala di kantor maupun di lapangan. Salah satunya dalam hal verifikasi dokumen jemaah.
Inspektur Jenderal (Irjen) Kemenag Faisal Ali Hasyim berencana untuk melakukan pembaruan khusus pada hal tersebut. Ia beserta tim telah melakukan evaluasi sehingga mendapatkan solusi menggunakan AI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya habis musim haji ini akan ngegas perbaikan di verifikasi dokumen. Kemarin itu kita diproses embarkasi ada kendala di dokumen," ujar Inspektur Jenderal (Irjen) Kemenag Faisal Ali Hasyim.
Contoh kendala yang dihadapi adalah saat melakukan pengajuan visa jemaah haji. Pihaknya cukup lama melakukan pengajuan karena terkendala di Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat).
"Di Siskohat ada yang satu nama tapi di endorsement-nya tiga nama itu enggak ada atau upload fotonya juga kurang. Saya sudah minta ke Tim Irjen untuk tahun depan, kita dengan teman-teman Siskohat mendorong Artificial Intelligence di situ," terang Faisal.
Dengan menggunakan AI, diharapkan bisa meminimalisir kendala-kendala yang terjadi. Misalnya seperti ada yang meng-input nama dengan satu suku kata, jika belum melampirkan lembar persetujuan halaman tiga maka pengajuannya akan ditolak.
"Misalnya nama Faisal, kalau cuma satu kan nggak bisa diproses. Nah, di-request visa itu ada endorsement tiga nama, setelah dilampirkan baru bisa," kata Faisal.
Tidak seperti tahun ini, jika ada dokumen yang datang dari kabupaten ke provinsi dan dari provinsi ke pusat. Kemudian dari pusat dinilai kurang, maka dokumen akan dilempar lagi ke kabupaten dan kota.
"Ke depan di kabupaten itu bisa dihadang terus. Saya sudah mempelajari sistem Siskohat, itu bisa dibuat. Cuma ini kadangkala perlu akselerasi dari saya untuk jalan," imbuh Faisal.
Ternyata setelah ditelusuri oleh tim, kendala itulah yang membuat jumlah kursi pesawat dari 480 menjadi 400 berubah. Karena adanya keterlambatan dalam proses validasi data jemaah.
"Ini juga catatan yang akan saya perbaiki yaitu, penyiapan data dokumen jemaah. Proses request visa kemarin injury time baru keluar. Nah kalau itu semua lengkap di awal, luar biasa itu," tukasnya.
(hnh/rah)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana