Tangis Tamu Allah dalam Perjalanan antara Jeddah dan Madinah

Haji 2023

Tangis Tamu Allah dalam Perjalanan antara Jeddah dan Madinah

Kristina - detikHikmah
Minggu, 04 Jun 2023 14:02 WIB
Bambang Agus Trijanto (71), jemaah haji 2023 asal Jakarta.
Bambang Agus Trijanto (71), jemaah haji 2023 asal Jakarta. Foto: MCH Makkah
Makkah -

Bambang Agus Trijanto (71) tak kuasa menahan air matanya saat melewati bukit bebatuan selama perjalanan dari Jeddah ke Madinah. Bus yang melaju selama 7 jam menjadi penuh hikmah baginya.

Jeddah merupakan gerbang menuju Tanah Haram, Makkah dan Madinah. Tempat ini menjadi saksi perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan agama Islam.

"Di sepanjang jalan saya tengok kanan tengok kiri itu bukit-bukit batu. Saya bingung, 'Ya Allah Nabi Muhammad bisa hidup di lingkungan yang seperti ini'. Nangis saya sepanjang jalan itu," ucap Bambang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lansia asal Jakarta yang tergabung dalam rombongan haji 2023 kloter pertama ini merenungi betapa sulitnya kehidupan Rasulullah SAW pada saat itu. Tanah yang gersang dan jauh dari kata subur, begitulah yang ada di benaknya.

"Saya nangis melihat itu, gunung-gunung batu yang tanaman pun susah hidup di sini, tapi Nabi Muhammad ada di sini gitu lho," tuturnya dengan raut kebingungan.

ADVERTISEMENT

Kebingungan Bambang pun terjawab usai ia tiba di Madinah. Tempat yang dikenal dengan Kota Nabi SAW ini ternyata subur. "Alhamdulillah, ternyata Allah bisa menciptakan kesuburan di antara bebatuan," ungkap Bambang yang akhirnya bisa berangkat haji setelah 11 tahun menanti panggilan.

Menurut sejarah, Jazirah Arab dulunya adalah tanah yang subur berupa padang rumput dan sungai-sungai. Hal ini dikatakan seorang ahli geologi asal Institute of Geosciences Johannes Gutenberg-University Jerman, Alfred Kroner, sebagaimana termuat dalam buku Mausu'ah al-Ijaz al-Qur'ani karya Nadiah Tharayyarah.

Dalam perbincangannya dengan seorang dai muslim bernama Syekh Abdul Majid al-Zindani saat membahas tanah Arab yang gersang dulunya adalah padang rumput yang hijau, Alfred Kroner mengatakan bahwa para pakar geologi sudah mengetahui hal itu.

Ia mengatakan, apabila tanah di Jazirah Arab digali, akan ditemukan jejak-jejak yang membuktikan bahwa wilayah tersebut dulunya adalah tanah yang subur. Salah satunya pernah ditemukan kampung hijau bernama al-Faw di bawah gurun pasir Rub' al-Khali.




(kri/lus)

Hide Ads