Jakarta - Dalam sejarah bangsa Indonesia, Masjid Istiqlal menjadi sebuah bangunan yang memiliki berbagai nilai penting, seperti pengetahuan, pendidikan, dan keagamaan.
Galeri detikHikmah
Menyelami Sejarah Masjid Istiqlal

Foto aerial memperlihatan pembangunan Masjid Istiqlal pada April 1973. Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, tercetus cita-cita untuk membangun sebuah masjid yang mampu menjadi simbol bagi Indonesia. Pada tahun 1953, KH. Wahid Hasyim bersama H. Agus Salim, Anwar Tjokroaminoto dan Ir. Sofwan dan dibantu sekitar 200 tokoh Islam pimpinan KH. Taufiqorrahman mengusulkan untuk mendirikan sebuah yayasan. Kemudian pada tanggal 7 Desember 1954 didirikanlah yayasan Masjid Istiqlal yang diketuai oleh H. Tjokroaminoto untuk mewujudkan ide pembangunan masjid nasional tersebut. Dok. F. Silaban via ArsitekturIndonesia
Foto ini diambil pada Mei 1973. Selanjutnya, H. Tjokroaminoto menyampaikan rencana pembangunan masjid pada presiden Ir. Soekarno. Usulan tersebut mendapatkan sambutan hangat dan akan mendapat bantuan sepenuhnya dari Presiden RI pertama itu. Saat itu, Ir. Soekarno juga sekaligus diangkat menjadi kepala bagian teknik pembangunan Masjid Istiqlal dan ketua dewan juri untuk menilai sayembara maket Istiqlal. Dok. F. Silaban via ArsitekturIndonesia
Sejumlah mobil melintas di depan pembangunan Masjid Istiqlal pada Mei 1973. Pasca kemerdekaan pun persiapan pembangunan menyita waktu. Penetapan pemenang rancangan bangunan baru terjadi pada 1956. Saat pengumuman pemenang 3 April 1956 malam di Istana Negara diadakan juga pemungutan sumbangan-sumbangan secara sukarela. Dok. F. Silaban via ArsitekturIndonesia
Suasana pertemuan mencapai klimaksnya setelah Bung Karno maju ke mimbar untuk mengumumkan nyonya Ali Sastroamidjojo atau Titi Roelia akan menyumbangkan suatu nyanyian. Suara Nyonya Ali akan dibeli pengusaha Agus Musin Dasaad, pemilik Dasaad Musin Concern sebesar Rp 100 ribu. Pembangunan Masjid Istiqlal baru benar-benar bisa terwujud lima tahun setelah rancangan ditetapkan. Dikhy Sasra/detikcom
Masjid yang beralamat di Jl. Taman Wijaya Kusuma, Ps. Baru, Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, dulu sempat membuat Soekarno dan Hatta berdebat. Bung Karno dan Bung Hatta yang pada saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden RI, berdebat soal penentuan lokasi Masjid. Bung Karno mengusulkan lokasi Masjid Istiqlal di atas bekas benteng Belanda Frederick Hendrik dengan Taman Wilhelmina di antara Jalan Perwira, Jalan Lapangan Banteng, Jalan Katedral dan Jalan Veteran. Agung Pambudhy/detikcom
Sementara Bung Hatta mengusulkan lokasi pembangunan masjid terletak di Jalan Thamrin, yang pada saat itu banyak dikelilingi kampung-kampung di sekitarnya. Namun akhirnya Presiden Soekarno memutuskan untuk membangun di lahan bekas benteng Belanda. Karena di seberangnya telah berdiri gereja Kathedral dengan tujuan untuk memperlihatkan kerukunan dan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia. Pradita Utama/detikcom
Setelah ditentukan lokasi, baru pada tanggal 24 Agustus 1961, pemancangan tiang pertama dilakukan oleh Presiden Soekarno. Tanggal tersebut bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Pemancangan tiang pertama turut disaksikan oleh ribuan umat Islam. Rifkianto Nugroho/detikcom
Dalam proses pembangunannya, Masjid Istiqlal mengalami banyak persoalan. Selama lima tahun pertama dari 1961 hingga 1965, pembangunan tidak mengalami banyak kemajuan. Pembangunan masjid tersendat karena situasi politik yang kurang kondusif. Puncaknya terjadi pada tahun 1965 saat meletus peristiwa G30S/PKI. Hal ini kemudian mengakibatkan pembangunan masjid terhenti. Agung Pambudhy/detikcom
Pada tahun 1966, setelah situasi politik mereda, Menteri Agama KH. Muhammad Dahlan mempelopori kembali pembangunan masjid ini. Kepengurusan dipegang oleh KH. Idham Chalid yang bertindak sebagai Koordinator Panitia Nasional Pembangunan Masjid Istiqlal. Grandyos Zafna/detikcom
Setelah berjalan tujuh belas tahun sejak 24 Agustus 1961, akhirnya Masjid Istiqlal selesai dibangun. Masjid Istiqlal kemudian diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978. Peresmian masjid ditandai dengan prasasti yang dipasang di area tangga pintu As-Salam. Diketahui, biaya pembangunan Masjid Istiqlal mencapai Rp 7 miliar (diperoleh terutama dari APBN) dan US$ 12 juta. Grandyos Zafna/detikcom
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Merapat! Lowongan di BP Haji Bisa untuk Nonmuslim