Dalam Islam, hubungan antara guru dan murid bukan hanya sebatas proses belajar di kelas. Lebih dari itu, guru memiliki peran sebagai pembimbing yang mendorong murid menuju kebaikan, ilmu, dan akhlak mulia. Salah satu wujud perhatian seorang guru adalah dengan mendoakan murid-muridnya agar diberi keberkahan ilmu serta dimudahkan dalam memahami pelajaran.
Tak hanya bertujuan untuk mendoakan murid, keutamaan mendoakan orang lain juga banyak disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadits. Karena itu, doa guru untuk murid termasuk amalan baik yang dianjurkan.
Dalil tentang keutamaan ilmu dan orang berilmu sendiri telah tertuang dalam QS Al-Mujadilah Ayat 11 yang berbunyi sebagai berikut:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
Yâ ayyuhalladzîna âmanû idzâ qîla lakum tafassaḫû fil-majâlisi fafsaḫû yafsaḫillâhu lakum, wa idzâ qîlansyuzû fansyuzû yarfa'illâhulladzîna âmanû mingkum walladzîna ûtul-'ilma darajât, wallâhu bimâ ta'malûna khabîr.
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu "Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis," lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, "Berdirilah," (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Ayat di atas memberikan penjelasan mengenai keutamaan ilmu, bahwa orang yang beriman dan berilmu adalah orang yang mempunyai derajat yang paling tinggi di sisi Allah. Ilmunya itu diamalkan sesuai dengan yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya. Ayat ini menjadi landasan bahwa proses belajar, baik mengajar maupun menuntut ilmu, memiliki kemuliaan tersendiri di sisi Allah.
Keutamaan mencari ilmu tidak hanya dijelaskan dalam Al-Qur'an. Rasulullah SAW bersabda "Apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya." (HR Muslim).
Hadits ini menjadi pengingat bahwa mengajarkan ilmu dan mendoakan murid adalah amal yang pahalanya terus mengalir.
Kisah Doa Seorang Guru untuk Muridnya
Doa seorang guru adalah salah satu bentuk kasih sayang dan harapan tulus agar muridnya senantiasa diberi pemahaman yang mudah, memiliki akhlak baik, menjadi pribadi yang bermanfaat, dan mendapatkan keberkahan ilmu.
Selain itu, doa guru juga menjadi penyempurna tanggung jawab moral seorang pendidik setelah proses belajar mengajar berlangsung.
Terkait doa guru kepada muridnya, al-Qadhi 'Iyadh menceritakan dalam Tartib al-Madarik wa Taqrib al-Masalik, bahwa dahulu ada seorang guru yang mulia mendatangi Ka'bah dan berdoa:
اَللَّهُمَّ أَيُّمَاغُلَامٍ عَلَّمْتُهُ، فَاجْعَلْهُ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ
Arab-latin: Allāhumma ayyumā ghulāmin 'allamtuhu faj'alhu fī 'ibādika aṣ-ṣāliḥīn.
Artinya: "Ya Allah, siapa pun yang telah aku ajar, tempatkan dia di antara hamba-hamba-Mu yang saleh."
Melalui doa tersebut, dirinya berhasil menjadikan sekitar sembilan puluh ulama dan orang-orang shaleh yang telah dibentuk melalui pengajarannya.
Selain doa guru kepada murid, alangkah baiknya juga selalu berdoa sebelum memulai belajar. Dikutip dari buku Doa Harian Pengetuk Pintu Langit karya H. Hamdan Hamedan, MA., berikut ini doa sebelum belajar agar anak-anak menjadi pandai, dapat dibaca siapa pun termasuk guru kepada para muridnya.
اَللَّهُمَّ فَقِّهُّ فِي الدِّيْنِ وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيْلَ
Arab latin: Allahumma faqqihhu fiddin wa a'llimhuttakwil.
Artinya: "Ya Allah, berilah kepahaman kepadanya dalam urusan agama dan ajarkan Takwil (tafsir Al-Qur'an) dan berikan saya kemampuan untuk memahami hal-hal yang sulit".
Doa hanyalah salah satu cara memohon kemudahan kepada Allah. Namun, kemudahan belajar juga erat kaitannya dengan adab yang dijaga oleh seorang penuntut ilmu. Itulah mengapa ulama selalu menekankan pentingnya adab sebelum ilmu, sebab sikap yang baik akan membuka jalan bagi pemahaman yang lebih luas.
Mu'adz bin Jabal radhiyallahu'anhu dikutip dalam buku 101 Riwayat tentang Adab Menuntut Ilmu oleh Muhammad Reski HR, berkata:
تَعَلَّمْ الْعِلْمَ فَإِنَّ تَعَلُّمَهُ لَكَ حَسَنَةٌ ، وَطَلَبَهُ عِبَادَةٌ ، وَمُذَاكَرَتَهُ تَسْبِيحٌ ، وَالْبَحْثَ عَنْهُ جِهَادٌ ، وَتَعْلِيمَهُ مَنْ لَا يَعْلَمُهُ صَدَقَةٌ ، وَبَذْلَهُ لِأَهْلِهِ قُرْبَةٌ
"Belajarlah ilmu, karena mempelajarinya adalah kebaikan, menuntutnya adalah ibadah, mengulang-ulangnya adalah tasbih, mengkajinya adalah jihad, memberikannya adalah pendekatan diri (kepada Allah), dan mengajarkannya kepada siapa yang tidak mengetahuinya adalah sedekah."
Doa guru untuk murid bukan hanya rangkaian kata, tetapi wujud kepedulian dan keikhlasan agar setiap langkah murid dipenuhi keberkahan. Doa tanpa adab pun juga tidak cukup untuk menjadikan diri sebagai seorang murid yang baik. Dengan dasar ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits, amalan ini menjadi semakin bermakna. Mengajarkan ilmu dan memohonkan doa bagi murid adalah bentuk investasi kebaikan yang pahalanya terus mengalir.
(inf/inf)












































Komentar Terbanyak
Tolak Mundur dari Ketum PBNU, Gus Yahya Kumpulkan Ulama Malam Ini Tanpa Rais Aam
Gus Yahya Kumpulkan Alim Ulama di PBNU Malam Ini, Rais Aam & Sekjen Tak Diundang
Fatwa MUI: Bumi & Bangunan Hunian Tak Boleh Kena Pajak Berulang