Kisah Nabi Adam AS dan godaan iblis adalah pelajaran berharga tentang tobat dan penyesalan. Setelah melanggar perintah Allah SWT karena godaan iblis, Nabi Adam AS segera menyadari kesalahannya.
Dengan penuh penyesalan, beliau memanjatkan doa tobat yang diabadikan dalam Al-Qur'an. Doa ini menjadi teladan bagi seluruh umat manusia tentang pentingnya mengakui kesalahan dan memohon ampunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bacaan Doa Nabi Adam AS
Doa tobat Nabi Adam AS ini tercantum dalam Surah Al-A'raf ayat 23. Menukil buku Dahsyatnya Doa Para Nabi karya Syamsuddin Noor, S.Ag., berikut adalah bacaan lengkap doa tersebut, beserta tulisan Arab, Latin, dan terjemahannya.
Doa Nabi Adam AS beserta Artinya
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Arab latin: Rabbanā ẓalamnā anfusana wa il lam tagfir lanā wa tar-ḥamnā lanakụnanna minal-khāsirīn
Artinya: "Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi."
Makna dan Tafsir Doa Nabi Adam
Menurut Tafsir Al-Quranul Majid An-Nur Jilid 2 karya Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, doa ini mencerminkan penyesalan mendalam Nabi Adam AS dan Siti Hawa. Mereka mengakui bahwa mereka telah menzalimi diri sendiri dengan melanggar larangan Allah dan menuruti bujukan setan, yang merupakan musuh nyata.
Dalam Tafsir Al-Qur'an Kementerian Agama RI, dijelaskan bahwa Nabi Adam dan Hawa mengucapkan doa ini dengan penuh penyesalan dan kerendahan hati. Mereka memohon ampunan dan rahmat-Nya.
Doa ini juga mengandung pengakuan bahwa jika Allah tidak mengampuni dan tidak merahmati mereka, niscaya mereka akan menjadi orang-orang yang merugi di dunia dan akhirat.
Perbedaan Adam AS dan Iblis dalam Bertobat
Dalam kitab terjemah Nashaihul 'Ibad karya Syekh Nawawi Al-Bantani (Bekal Menjadi Kekasih Allah), dijelaskan perbedaan mendasar antara Nabi Adam AS dan iblis dalam menyikapi dosa. Perbedaan ini menjadi penentu nasib keduanya.
Syekh Nawawi menukil riwayat Muhammad ibn Dauri RA yang menyebutkan iblis celaka karena lima hal, yaitu:
- Tidak pernah mengakui dosanya.
- Tidak pernah menyesal.
- Tidak pernah mencela dirinya sendiri.
- Tidak segera bertobat.
- Berputus asa dari rahmat Allah SWT.
Sebaliknya, Nabi Adam AS beruntung karena lima hal, yaitu:
- Mengakui dosa yang diperbuat.
- Menyesali dosanya.
- Mencela dirinya sendiri.
- Cepat bertobat.
- Tidak pernah putus asa dari rahmat Allah SWT.
Kisah ini mengajarkan bahwa setiap manusia pasti pernah berbuat salah. Namun, yang terpenting adalah segera kembali kepada Allah dengan bertobat, menyesali perbuatan, dan tidak pernah putus asa dari rahmat-Nya.
Doa ini menjadi panduan universal bagi siapa pun yang ingin kembali ke jalan yang benar setelah melakukan kesalahan. Wallahu a'lam.
(hnh/lus)
Komentar Terbanyak
Ketum PBNU Gus Yahya Minta Maaf Undang Peter Berkowitz Akademisi Pro-Israel
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
BPJPH Dorong Kesiapan Industri Nonpangan Sambut Kewajiban Sertifikasi Halal