Indonesia memperingati hari kemerdekaan setiap 17 Agustus. Kemerdekaan ini menjadi simbol perlawanan terhadap segala bentuk kezaliman dan penindasan di masa silam.
Dalam sejumlah riwayat, disebutkan hadits tentang kemerdekaan. Nilai-nilai kemerdekaan yang dijunjung tinggi sejalan dengan ajaran Islam.
Bahkan, Nabi Muhammad SAW menyebut pentingnya menolak kezaliman serta membebaskan diri dari segala bentuk penjajahan, baik itu fisik, mental maupun spiritual.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peringatan Hari Kemerdekaan ke-80 RI bisa dijadikan momen memperkuat rasa nasionalisme. Menukil dari buku Nasionalisme Qur'ani yang ditulis Lufaefi, nasionalisme berasal dari bahasa Inggris yaitu nation yang artinya bangsa dan isme yang artinya paham. Secara istilah, nasionalisme berarti mencintai bangsa atau Tanah Air.
Lantas, seperti apa hadits yang membahas tentang kemerdekaan?
Baca juga: Apa Makna Kemerdekaan Menurut Islam? |
Hadits tentang Kemerdekaan
Berikut sejumlah hadits yang membahas tentang kemerdekaan sebagaimana dikutip dari kitab Maadza Yuhibbu an Nabi Muhammad SAW wa Maadza Yukrihu susunan Adnan Tharsyah terjemahan Nur Faizah Dimyathi.
1. Rasulullah SAW Mencintai Kota Madinah
Melalui sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah SAW sangat mencintai Kota Madinah. Dengan begitu, tersirat makna dari hadits ini bahwa Nabi SAW mencintai Tanah Air sebagaimana dijelaskan oleh Al Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalany melalui Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari.
"Dari Anas bin Malik RA berkata Nabi SAW ketika kembali dari bepergian, dan melihat dinding-dinging Madinah beliau mempercepat laju untanya. Apabila beliau menunggangi unta maka beliau menggerakkannya (untuk mempercepat) karena kecintaan beliau pada Madinah." (HR Bukhari, Ibnu Hibban dan Tirmidzi)
2. Doa Rasulullah untuk Kota Madinah
Dalam hadits lainnya, Rasulullah SAW bahkan memanjatkan doa untuk kota Madinah. berikut bunyi sabdanya,
"Ya Allah, jadikan kami cinta Madinah, sebagaimana cinta kami kepada Makkah atau melebihi Makkah." (HR Bukhari)
3. Pentingnya Menjaga Keselamatan Sesama Muslim
Hadits tentang kemerdekaan lainnya adalah mengenai pentingnya menjaga keselamatan sesama muslim. Rasulullah SAW bersabda,
"Seorang muslim adalah orang yang sanggup menjamin keselamatan orang-orang muslim lainnya dari gangguan lisan dan tangannya." (HR Bukhari)
4. Anjuran Menolong Saudara yang Dizalimi
Menurut buku Hak-hak yang Wajib Anda Ketahui dalam Islam susunan Syaikh Muhammad Hasan terbitan Darul Falah, terdapat pula hadits yang menjelaskan tentang melawan kezaliman. Muslim dianjurkan menolong orang yang dizalimi dan yang menzalimi.
Nabi Muhammad SAW bersabda,
"Tolonglah saudaramu, baik ia yang zalim maupun yang dizalimi." Kami bertanya, 'Wahai Rasulullah, kami menolongnya sebagai orang yang dizalimi. Tetapi bagaimana kami bisa menolongnya jika ia orang yang zalim?' Beliau bersabda, 'Kamu mencegahnya dari berbuat zalim. Itulah yang disebut kamu menolongnya'." (HR Tirmidzi)
Melalui hadits ini muslim dianjurkan menolong saudaranya yang dizalimi. Apabila ia melihat saudara yang menzalimi, segera cegah ia dari perbuatan itu.
5. Bahaya Kezaliman
Diterangkan pula bahwa kezaliman merupakan perbuatan yang akan membawa kegelapan pada kiamat kelak. Rasulullah SAW bersabda,
"Takutlah kalian terhadap kezaliman, karena sesungguhnya kezaliman itu akan menjadi kegelapan di hari kiamat." (HR Muslim)
Penjajahan atas suatu negara berarti sama halnya dengan berbuat zalim dan menghalangi kemerdekaan. Hal ini akan diber ganjaran kegelapan pada hari kiamat kelak.
Wallahu a'lam.
Makna Kemerdekaan dalam Islam
Menurut buku Al-Qur'an sebagai Sumber Hukum yang ditulis Alik Al Adhim, kemerdekaan disebut Al Hurriyah dalam Islam. Maknanya sangat luas dan mendalam karena Islam sangat menghargai kemerdekaan individu bahkan kebebasan memilih agama.
Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 256,
لَآ إِكْرَاهَ فِى ٱلدِّينِ ۖ قَد تَّبَيَّنَ ٱلرُّشْدُ مِنَ ٱلْغَىِّ ۚ فَمَن يَكْفُرْ بِٱلطَّٰغُوتِ وَيُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱسْتَمْسَكَ بِٱلْعُرْوَةِ ٱلْوُثْقَىٰ لَا ٱنفِصَامَ لَهَا ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Artinya: "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Turut dijelaskan dalam buku Pemikiran dan Filsafat Hukum Islam susunan Izomiddin bahwa kemerdekaan menjadi prinsip penting dalam penerapan hukum Islam. Agama Islam disebarkan tanpa paksaan, melainkan penjelasan, demonstrasi dan argumentasi yang kuat.
(aeb/kri)
Komentar Terbanyak
Rekening Isi Uang Yayasan Diblokir PPATK, Ketua MUI: Kebijakan yang Tak Bijak
Sri Mulyani Sebut Bayar Pajak Sama dengan Zakat dan Wakaf, Begini Menurut Islam
Ayu Aulia Sempat Murtad, Kembali Syahadat karena Alasan Ini