Mudik menjadi salah satu tradisi masyarakat muslim Indonesia ketika Lebaran tiba. Ada doa yang dapat dibaca ketika sudah sampai di tujuan dan melihat kampung halaman.
Perjalanan jauh merupakan bagian dari kehidupan manusia, baik untuk tujuan ibadah, pekerjaan, silaturahmi, maupun hal lainnya. Dalam Islam, perjalanan jauh memiliki adab dan sunnah yang dianjurkan agar perjalanan menjadi berkah dan selamat.
Salah satu momen yang penuh makna dalam perjalanan adalah ketika seseorang kembali ke kampung halamannya setelah sekian lama merantau. Biasanya momen pulang kampung dilakukan di hari Idul Fitri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam hadits dari Abu Hurairah RA, dia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Tiga doa mustajabah yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang yang dizalimi, doa seorang musafir, dan doa orang tua kepada anaknya."
Doa Melihat Kampung Halaman
Ketika seseorang kembali ke kampung halaman setelah lama merantau, dianjurkan untuk bersyukur kepada Allah SWT atas keselamatan dan kesempatan untuk bertemu kembali dengan keluarga serta orang-orang tercinta.
Mengutip buku Riyadhus Shalihin karya Imam An-Nawawi, dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah SAW ketika melihat kota Madinah setelah perjalanan, beliau mengucapkan doa sebagai berikut:
"Allahumma habbib ilayna al-Madinata kama ahbabta Makkata aw ashaddu hubban, Allahumma barik lana fi sha'riha wa muddihâ, wa naqliha, wa ibâratihâ."_
Artinya: "Ya Allah, jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana Engkau menjadikan kami mencintai Makkah atau bahkan lebih dari itu. Ya Allah, berkahilah kami dalam takaran (makanan) dan dalam timbangan kami." (HR. Bukhari & Muslim)
Kemudian merujuk pada buku Doa & Dzikir Umrah Amisya: Kumpulan Doa dan Dzikir Ibadah Umrah, bisa juga membaca doa berikut saat tiba di kampung halaman:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي نَصَرَنِي بِقَضَاءِ نُسُكِي وَحَفَظَنِيْ مِنْ وَعْتَاءِ السَّفَرِ حَتَّى أعُوْدَ إِلَى أَهْلِ . اَللهُمَّ بَارِكْ فِي حَيَاتِي بَعْدَ الْعُمْرَةِ وَاجْعَلْنِي مِنَ الصَّالِحِيْنَ.
Arab latin: Alhamdulillaahil ladzzii nasharanii bi qadhaa'I nusukii wa hafadzanii min wa'tsaa'is safari hattaa a'uuda ilaa ahlii. Allaahummaa baarik fii hayaatii ba'dal umrati waj'alnii minash shaalihiin
Artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah memberikan pertolongan kepadaku untuk melaksanakan ibadah dan telah menjaga diriku dari kesulitan bepergian sehingga aku dapat kembali lagi. Ya Allah, berkatilah dalam hidupku setelah melaksanakan umrah dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang saleh."
Umat Islam juga dianjurkan untuk membaca doa begitu mulai memasuki kampung halaman. Mengutip Kitab Al-Fiqhu al-Islamiyyuu wa Adilatuhu karya Wahbah az-Zuhaili doa ketika melihat perbatasan kampung halaman,
باسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ إنِّي أسألُكَ خَيْرَها وَخَيْرَ أهلها وَخَيْرَ ما فِيها وأعُوذُ بِكَ مِنْ شَرّها وَشَرّ أهلها وَشَرّ مَا فِيهَا
Bismillâh allâhumma innî as-aluka khaira hâdzihi-s-sûqi wa khaira mâ fîhâ wa a'ûdzubika min syarrihâ wa syarri mâ fîhâ. Allâhumma innî a'ûdzubika an ushîba fîhâ yamînan fâjiratan au shafqatan khâsiratan
Artinya: "Ya Allah, aku memohon Engkau memberiku kebaikan negeri ini, kebaikan penduduknya, dan kebaikan apa saja yang ada di dalamnya; dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan negeri ini, kejahatan penduduknya, serta kejahatan apa pun yang ada di dalamnya."
Sunnah-Sunnah dalam Perjalanan Jauh
1. Berdoa Sebelum Memulai Perjalanan
Sebelum memulai perjalanan, seorang Muslim dianjurkan untuk berdoa agar perjalanan diberkahi dan dilindungi oleh Allah. Doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah sebagai berikut,
سُبْحَانَ الَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ
Arab latin: Subhanalladzi sakh-khoro lanaa hadza wa maa kunna lahu muqrinin. Wa inna ila robbina lamun-qolibuun
Artinya: "Mahasuci Allah yang telah menundukkan untuk kami kendaraan ini, padahal kami sebelumnya tidak mempunyai kemampuan untuk melakukannya, dan sesungguhnya hanya kepada Rabb kami, kami akan kembali." (QS. Az-Zukhruf: 13-14)
2. Memilih Waktu yang Tepat untuk Bepergian
Rasulullah menganjurkan agar perjalanan dilakukan pada waktu yang lebih nyaman, seperti pagi hari atau malam hari. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda:
"Hendaklah kalian melakukan perjalanan di malam hari karena bumi dilipat pada waktu itu." (HR. Abu Dawud)
Hadits ini menunjukkan bahwa perjalanan di waktu malam sering kali lebih efisien dan nyaman, terutama di daerah yang beriklim panas.
3. Berjalan Bersama Rombongan
Rasulullah SAW menganjurkan agar dalam perjalanan jauh, seseorang tidak berjalan sendirian, tetapi bersama rombongan. Beliau bersabda:
"Jika manusia mengetahui apa yang terjadi dalam kesendirian seperti yang aku ketahui, niscaya tidak ada yang melakukan perjalanan sendirian." (HR. Bukhari)
4. Mengucapkan Salam Ketika Akan Berpisah dan Kembali
Saat hendak bepergian, seorang Muslim dianjurkan untuk berpamitan dengan keluarga dan kerabat serta mengucapkan salam.
5. Mengucapkan Takbir di Tempat yang Tinggi
Dalam perjalanan yang melewati pegunungan atau bukit, Rasulullah SAW dan para sahabat terbiasa mengucapkan takbir. Sebagaimana disebutkan dalam hadits,
"Apabila Rasulullah SAW dan pasukannya naik ke dataran tinggi, mereka bertakbir, dan jika turun ke lembah, mereka bertasbih." (HR. Bukhari)
6. Mempercepat Kepulangan Setelah Urusan Selesai
Rasulullah SAW juga menganjurkan agar seseorang tidak berlama-lama dalam perjalanan jika urusan telah selesai. Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Apabila salah seorang dari kalian telah selesai urusannya dalam perjalanan, maka hendaklah ia segera kembali ke keluarganya." (HR. Bukhari & Muslim)
7. Sholat di Perjalanan (Qashar dan Jama')
Dalam perjalanan jauh (safar), Islam memberikan keringanan dalam ibadah sholat. Seseorang boleh meng-qashar sholat (meringkas) sholat empat rakaat menjadi dua rakaat dan menjamak (menggabungkan) dua sholat dalam satu waktu (Zhuhur dengan Ashar, Maghrib dengan Isya). Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam Surat An-Nisa ayat 101,
وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِى ٱلْأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَقْصُرُوا۟ مِنَ ٱلصَّلَوٰةِ إِنْ خِفْتُمْ أَن يَفْتِنَكُمُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ ۚ إِنَّ ٱلْكَٰفِرِينَ كَانُوا۟ لَكُمْ عَدُوًّا مُّبِينًا
Artinya: Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu men-qashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.
(dvs/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
BPJPH Dorong Kesiapan Industri Nonpangan Sambut Kewajiban Sertifikasi Halal