Orang yang sakit memiliki sejumlah keistimewaan di sisi Allah SWT. Menurut sebuah riwayat, Allah SWT akan mencatat satu pahala baginya dan menghapuskan satu dosanya serta meninggikannya satu derajat.
Hadits tersebut diriwayatkan Al-Hakim dalam al-Mustadrak sebagaimana dinukil Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam Kitab 'Uddat ash-Shabirin. Rasulullah SAW bersabda,
"Setiap kali orang mukmin tertimpa suatu rasa sakit, pasti dengannya Allah mencatat baginya satu pahala dan menghapuskan dengannya satu dosa, serta meninggikan dengannya satu derajat." (Dinilai shahih oleh adz-Dzahabi. Al-Haitsami mengatakan dalam Majma' az-Zawaid bahwa sanadnya hasan)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, pahala sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas hanya diperoleh berkat kesabaran si sakit yang ia lakukan atas pilihannya sendiri. Itulah amal saleh baginya.
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah menceritakan, ada seorang laki-laki dari kaum Muhajirin menjenguk orang sakit seraya berkata, "Orang yang sakit itu memiliki empat hal: Pertama, diangkat darinya pena (dari mencatat dosanya) dan dicatat baginya pahala amal perbuatan, seperti pahala amal perbuatan yang biasa dia lakukan semasa sehatnya.
Kedua, penyakitnya memburu setiap dosa dari sendi-sendiri tubuhnya lalu menyingkirkannya. Ketiga, apabila dia sembuh maka dia hidup dalam keadaan dosa-dosanya diampuni. Dan keempat, apabila dia meninggal dunia maka dia meninggal dunia dalam keadaan dosa-dosanya telah diampuni."
Mendengar itu, si sakit langsung berucap, "Ya Allah, ini aku masih terbaring sakit."
Dalam al-Musnad terdapat suatu riwayat dari Nabi SAW,
"Demi Dia yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, Allah hanya menetapkan bagi orang mukmin suatu ketetapan yang lebih baik baginya. Apabila mendapatkan sesuatu yang menyenangkan maka dia bersyukur, dan itu lebih baik baginya. Dan apabila tertimpa kesulitan maka dia bersabar, itu pun lebih baik baginya. Itu semua hanya ada pada diri orang mukmin."
Riwayat lain menyebut, "Semua kondisi orang mukmin mengagumkan. Apabila mendapat kesenangan maka dia bersyukur, itu baik baginya. Dan apabila tertimpa kesulitan maka dia bersabar, itu pun baik baginya." (HR Muslim dalam az-Zuhud dan Ahmad)
Hadits tentang Allah SWT mencatat pahala amal orang sakit turut disebutkan Sayyid Sabiq dalam Kitab Fiqih Sunnah-nya. Dari Abu Musa Al-Asy'ari RA, dia berkata, Nabi SAW bersabda,
Ψ₯ΩΨ°ΩΨ§ Ω ΩΨ±ΩΨΆΩ Ψ§ΩΩΨΉΩΨ¨ΩΨ―Ω Ψ£ΩΩΩ Ψ³ΩΨ§ΩΩΨ±Ω ΩΩΨͺΩΨ¨Ω ΩΩΩΩ Ω ΩΨ«ΩΩΩ Ω ΩΨ§ ΩΩΨ§ΩΩ ΩΩΨΉΩΩ ΩΩΩ Ω ΩΩΩΩΩ ΩΨ§ Ψ΅ΩΨΩΩΨΩΨ§
Artinya: "Jika seorang hamba sakit atau dalam perjalanan, Allah menulis baginya pahala seperti halnya dia beramal dalam keadaan tinggal menetap dan dalam keadaan sehat." (HR Bukhari)
Dalam kitabnya yang lain, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah mengatakan, orang yang dalam kondisi sakit tidak mampu melaksanakan kewajiban, seperti salat dan puasa, dengan sempurna. Meskipun demikian, jika orang yang bersangkutan tetap mengerjakannya walau hanya mampu dalam hati, maka Allah tetap mencatat amalnya itu dengan sempurna.
(kri/lus)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah