Gambaran Kondisi Manusia saat Tanda Terakhir Hari Kiamat Muncul

Gambaran Kondisi Manusia saat Tanda Terakhir Hari Kiamat Muncul

Kristina - detikHikmah
Sabtu, 14 Jan 2023 07:30 WIB
Dramatic apocalyptic background - burning and exploding planet Earth, hell, asteroid impact, glowing horizon. Elements of this image furnished by NASA
Ilustrasi gambaran manusia saat muncul api dari Yaman sebagai tanda terakhir hari kiamat. Foto: Getty Images/iStockphoto/Ig0rZh
Jakarta -

Munculnya api dari Yaman akan menjadi tanda terakhir hari kiamat sebagaimana disebutkan dalam sabda Nabi SAW. Api ini dikirim untuk menggiring umat manusia.

Disebutkan dalam Kitab Nihayatul 'Alam karya Muhammad al-'Areifi, hadits yang menerangkan tentang munculnya api sebagai tanda terakhir datangnya kiamat ini diriwayatkan Hudzaifah bin Usaid al-Ghiffari RA. Ia menuturkan, suatu hari Nabi SAW menemui para sahabat ketika mereka sedang berbincang-bincang.

Beliau lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian perbincangkan?" Mereka menjawab, "Kami sedang memperbincangkan hari kiamat. Beliau pun bersabda,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sesungguhnya kiamat belum akan terjadi sampai kalian melihat sepuluh tanda: kemunculan kabut, keluarnya Dajjal, keluarnya binatang melata, terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam AS, keluarnya Ya'juj dan Ma'juj, amblasnya bumi di tiga tempat, yaitu di timur, di barat, dan di Jazirah Arab. Lalu, yang terakhir api yang keluar dari Yaman yang akan menggiring manusia ke Padang Mahsyar." (HR Muslim)

Muhammad al-'Areifi menjelaskan, hadits di atas mengandung pengertian bahwa api tersebut tidak untuk membakar manusia, tetapi hanya menggiring mereka ke Padang Mahsyar di tanah Syam. Api tersebut akan mengikuti apa yang dilakukan manusia.

ADVERTISEMENT

"Apabila manusia berjalan, lalu lelah dan berhenti untuk beristirahat tidur siang, maka api tersebut pun ikut berhenti. Apabila manusia bangun dari tidur siangnya dan melanjutkan perjalanan, maka ia pun kembali menggiring mereka. Demikian pula ketika mereka bermalam," jelasnya seperti diterjemahkan oleh Zulfi Askar.

Hal ini turut disebutkan dalam Kitab An-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim karya Imam Ibnu Katsir. Ulama tafsir dan ahli hadits ini mengatakan, api itu akan menginap bersama manusia di malam hari dan tetap menyala saat mereka tidur di siang hari. Hal ini mengacu pada riwayat Ahmad, Muslim, dan para penyusun kitab-kitab Sunan.

Mahmud Al-Mishri Abu Ammar menerangkan dalam Kitab Rihlah Ila Ad-Dar Al-Akhirah, tatkala muncul api dari Yaman lalu menyebar luas ke seluruh penjuru bumi dan mengarah ke Padang Mahsyar, orang-orang yang digiring itu terbagi menjadi tiga rombongan.

Pertama, rombongan yang berbahagia, memakan makanan, berpakaian, dan berkendara. Kedua, rombongan yang sesekali berjalan dan sesekali berkendara di belakang satu unta.

Ketiga, rombongan yang digiring oleh api dan mengelilingi mereka dari belakangnya. Rombongan ini akan dibawa menuju Padang Mahsyar. Dikatakan, barang siapa yang ketinggalan di belakang, maka ia akan termakan api. Hal ini turut dijelaskan dalam Kitab an-Nihayah fi Al-Fitan wa Al-Malahim.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,

"Manusia digiring melalui tiga cara: Orang yang senang, orang yang takut, dua orang berada dalam satu unta, tiga orang berada dalam satu unta, empat orang berada dalam satu unta, sepuluh orang berada dalam satu unta, dan sisanya digiring ke neraka. Ia ikut berbicara bersama mereka ketika mereka berbicara, diam bersama mereka ketika mereka diam, menatap pagi bersama mereka ketika mereka menatap pagi, dan menghadapi waktu sore mereka ketika mereka menghadapi waktu sore." (HR Bukhari dan Muslim)

Ada pendapat yang menyebut bahwa peristiwa ini terjadi setelah tiupan kebangkitan, yakni ketika manusia berhamburan keluar dari kuburnya usai malaikat Israfil meniup sangkakala yang kedua.

Sementara itu, pendapat lain sebagaimana termuat dalam Risalah Ahlussunnah wal Jama'ah karya Hasyim Asy'ari, menyebut, api dari Yaman ini akan menggiring manusia ke sebuah tempat menjelang datangnya kiamat. Peristiwa ini terjadi menjelang ditiupnya sangkakala yang pertama dan pada waktu itu tinggalah orang-orang kafir.

Imam an-Nawawi dalam Muslim bi Syarh an-Nawawi turut menjelaskan, para ulama menyebut peristiwa ini terjadi pada hari terakhir dunia menjelang kiamat dan menjelang ditiupnya sangkakala. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Sisa mereka digiring oleh api, bermalam, berbicara, dan menatap pagi, serta menghadapi waktu sore bersama mereka."

Adapun di akhirat, manusia akan digiring ke Padang Mahsyar dan selanjutnya digiring ke surga atau ke neraka.

Wallahu a'lam.




(kri/lus)

Hide Ads