Membaca doa safar atau bepergian sangat dianjurkan Rasulullah SAW. Sebab, momen tersebut termasuk salah satu waktu mustajab untuk berdoa. Rasulullah SAW bersabda,
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ "
Artinya: Ada tiga doa yang mustajab (dikabulkan), tak ada keraguan padanya; doa orang dizalimi, doa musafir, dan doa seorang bapak untuk anaknya (HR Abu Daud).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syaikh Abdurrazaq Bin Abdul Muhsin Al-Badr dalam Fiqih Do'a dan Dzikir Jilid 1 menjelaskan, semakin lama safar bahkan semakin mendekatkan dengan pengabulan doa. Sebab, momen safar bertepatan dengan luluhnya jiwa yang disebabkan dari lamanya terasing di suatu tempat dan menanggung kesulitan.
Senada dengan itu, Imam Ibnu Rajab Al Hambali dalam Kitab Jami'ul 'Ulumi wal Hikam mengatakan, orang yang sedang melakukan perjalanan dianggap mengemban beban yang berat. Kondisi seseorang menanggung beban berat inilah yang menjadi salah satu sebab dikabulkannya doa.
Sekalipun seseorang sekadar bepergian saja, hal itu sudah memenuhi syarat dikabulkannya sebuah doa.
Bahkan dalam haditsnya, Rasulullah SAW pernah menyebut bahwa safar adalah bagian dari azab karena kesulitan yang dihadapi oleh musafir atau pelaku safarnya. Selama safar yang dilakukan bukan untuk perbuatan maksiat.
السَّفَرُ قِطْعَةٌ مِنَ الْعَذَابِ ، يَمْنَعُ أَحَدَكُمْ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَنَوْمَهُ ، فَإِذَا قَضَى نَهْمَتَهُ فَلْيُعَجِّلْ إِلَى أَهْلِهِ
Artinya: Safar adalah bagian dari azab (siksaan). Ketika safar salah seorang dari kalian akan sulit makan, minum dan tidur. Jika urusannya telah selesai, bersegeralah kembali kepada keluarganya. (HR Bukhari dan Muslim).
Untuk itu, sudah sepatutnya seorang muslim memanjatkan doa safar perjalanan jauh sesuai sunnah. Berikut bunyinya yang dinukil dari Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq karya Syekh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi.
Doa Safar Perjalanan Jauh Sesuai Sunnah
بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَىَّ
Bacaan latin: Bismillahhi tawakkaltu 'alallah, laa haula wa laa quwwata illa billaah, allahumma inni audzubika an adhilla aw udholla aw azilla aw uzalla aw azhlima aw uzhlama aw ajhala aw yujhala alayya
Artinya: Dengan menyebut nama Allah, aku bertawakal kepada Allah, dan tidak ada daya maupun kekuatan kecuali dengan izin Allah. Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari menjadi sesat atau disesatkan, dari tergelincir atau digelincirkan, dari berbuat zalim atau dizalimi, dari menjadi bodoh atau dibodohi.
Selain membaca doa safar di atas, mengutip Buku Pintar Beribadah dalam Perjalanan karya Mahima Diahloka, dianjurkan pula untuk memperbanyak doa dan dzikir selama perjalanan sesuai sunnah Rasulullah SAW. Membaca tasbih saat berada di dataran rendah, membaca takbir kala berada di dataran tinggi.
"Adalah Rasulullah SAW dan pasukannya apabila naik ke tempat tinggi mereka bertakbir. Jika turun mereka bertasbih." (HR Abu Daud).
Jadi, jangan lupa dahului setiap perjalanan yang bertujuan baik dengan doa safar perjalanan jauh sesuai sunnah dan niat yang baik pula. Semoga selamat sampai tujuan ya, detikers.
(rah/lus)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana