Kedua tangan Fajar Supriyadi melekat erat dengan tubuhnya. Fajar berputar melawan arah jarum jam sembari sesekali mengurai kedua tangannya. Takut akan surga yang mungkin tak jadi rumah terakhirnya, Fajar dalam hati melantunkan nama Sang Ilahi di setiap putaran kakinya.
"Mendekap ini (menggambarkan) rasa ketakutan. Karena disimbolkan saking takutnya kita mau masuk surga itu nggak punya pahala apa-apa. kemudian tangan terurai ini menggambarkan kegembiraan, karena cinta kasihnya Gusti Allah sangat besar," jelas Fajar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Demikianlah Fajar Supriyadi menikmati setiap gerakan tari sufi. Terhitung enam tahun sudah ia menggeluti tarian asal Turki ini. Selain menari, Fajar juga mengajar tari sufi di komunitas Komunitas Tari Sufi Jakarta Utara.
"Saya belajar di Pondok Pesantren Ash-sholihin Al-abror, tahun 2017 atau 2018," kenangnya.
Meski hanya berlatih selama 4 pertemuan saja, Fajar cukup berani untuk meneruskan ilmu yang diperolehnya kepada mereka yang memiliki ketertarikan terhadap tari Sufi. Ia pun mulai mengajar di sebuah madrasah hingga saat ini.
Kemudian, setelah empat pertemuan (latihan). kita jalankan (tari sufi) sendiri di madrasah, sampai akhirnya banyak pengikut," ungkap Fajar di program Sosok detikcom.
Kini, Fajar sudah memiliki lebih dari 30 murid yang ia latih di daerah Cilincing, Jakarta Utara. Fajar mengaku, pada awalnya tak ada niat untuk mengelola dan membesarkan sebuah komunitas tari sufi. Namun, tarian yang didalami Fajar ini ternyata menarik perhatian banyak pasang mata.
"Sebenarnya saya nggak ingin berusaha menyebarluaskan. Saya tidak ingin merasa memperkenalkan tarian ini. (Ternyata) tanpa diperkenalkan, tanpa disebarluaskan, ya dengan sendirinya (komunitas ini terkenal)," ungkap Fajar.
Lambat laun, Fajar pun tenar sebagai seorang penari sufi. Namanya terdengar hingga ke luar daerah Jakarta Utara. Panggilan untuk tampil di berbagai acara dan stasiun televisi pun banyak menghampiri. Memberikan Fajar kesempatan lebih luas untuk menyampaikan pesan spiritual melalui gerakan-gerakan yang indah.
Keberhasilan Fajar dalam membesarkan nama Komunitas Tari Sufi Jakarta Utara diakui sang adik, Anwar. Menurutnya, Fajar adalah sosok berjasa yang memperkenalkan Komunitas Tari Sufi Jakarta Utara agar tidak terhenti di diri sang kakak.
"Saya tuh, kagum sama dia (Fajar). Karena tadinya cuma empat orang. Dari saya, Mas Fajar, sama ponakan dua, (lalu) bisa sampai kurang lebih 30 orang (yang belajar menari sufi). Karena beliau yang ngembangin, yang ngajak orang buat latihan tari sufi, buat berusaha ngembangin tari sufi tuh nggak mentok di dia, gitu," jelas Anwar.
Anwar yang juga seorang penari sufi ini menuturkan, ia bangga bisa tampil di berbagai acara, terutama di stasiun televisi. Di sisi lain, Anwar mengaku, kebutuhannya semasa sekolah cukup terbantu karena ia sering mendapat panggilan untuk menampilkan tari sufi ini.
Meski sudah mendapatkan banyak undangan untuk tampil sebagai seorang penari sufi, hal tersebut tak membuat Fajar dan Anwar luput dari komentar negatif masyarakat. Terutama saat awal-awal mulai menggeluti tari sufi. Namun, Fajar menganggap hal tersebut sebagai bahan bakar untuk membangkitkan semangatnya.
"Aku pernah nari (sufi) di salah satu kuil peribadatan Kong Hu Chu, Buddha. Kemudian aku posting, ada salah satu tetangga atau saudara gitu yang mengomentari, 'Anak-anak muda, hal yang seperti ini jangan ditiru. Ini toleransi yang kebablasan.' Buat aku, perkataan kurang baik itu adalah bahan bakar untuk diriku sendiri," kata Fajar.
Bagi Fajar, tari sufi bukan hanya sekedar tarian. Lebih dari itu, tarian ini merupakan cara lain untuk beribadah kepada Tuhan. Baik Fajar atau Anwar, keduanya memiliki harapan besar untuk bisa melebarkan sayap komunitas tari sufi ini ke seluruh sudut Jakarta. Bahkan, Fajar berharap tari sufi ini bisa mulai diperkenalkan di lingkungan sekolah dan perguruan tinggi.
"Sebagai putra daerah Jakarta, saya ingin di sekolahan dan di beberapa tempat kuliah, dibuatkan atau dikasih fasilitas, dibukakan tempat, untuk diadakannya ekstrakurikuler tarian sufi ini. Karena manfaatnya besar banget. Salah satunya anak-anak di situ dipaksa untuk berzikir dan berdoa kepada Tuhannya," pungkas Fajar.
(sss/nel)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
BPJPH Dorong Kesiapan Industri Nonpangan Sambut Kewajiban Sertifikasi Halal