Dalam pandangan Islam, silaturahmi (menyambung tali silaturahmi) adalah suatu keutamaan yang sangat dianjurkan dan memiliki banyak manfaat. Silaturahmi tidak hanya terbatas pada keluarga, tetapi juga mencakup hubungan baik dengan sesama muslim, tetangga, dan bahkan orang yang tidak dikenal.
Silaturahmi dapat memperpanjang umur dan melapangkan rezeki. Hadits riwayat Bukhari dan Muslim menyebutkan, Rasulullah SAW. bersabda, "Allah memberikan rahmat kepada orang yang menyambung silaturahmi dan memutus rahmat bagi yang memutusnya."
Sebagaimana dalam firman-Nya pada surah an-Nisa ayat 1 yang terjemahannya, "Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu (Adam) dan Dia menciptakan darinya pasangannya (Hawa). Dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu."
Baca juga: Amal |
Maksud ayat ini adalah : Allah SWT. menjelaskan bahwa untuk meraih tujuan kebahagiaan manusia perlu menjalin persatuan dan kesatuan, serta menanamkan kasih sayang antara sesama.
Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu dengan menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, mensyukuri karunia dan tidak mengkufuri nikmat-Nya.
Saling meminta pertolongan antar sesama, dengan saling membantu, dan juga peliharalah hubungan kekeluargaan dengan tidak memutuskan tali silaturahmi. Sesungguhnya Allah SWT. selalu menjaga dan mengawasimu karena setiap tindakan dan perilaku kamu tidak ada yang samar sedikit pun dalam pandangan-Nya. Menjalin persatuan dan menjaga ikatan kekeluargaan adalah dasar ketakwaan yang dapat mengantarkan manusia ke tingkat kesempurnaan.
Islam juga mengajarkan kepada para elite ( penguasa negeri dan daerah/wilayah ) untuk berlaku baik. Hal ini seperti firman-Nya pada surah Muhammad ayat 22 dan 23 yang terjemahannya, "Apakah seandainya berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaanmu ?.Mereka itulah orang-orang yang dilaknat oleh Allah. Lalu, Dia menulikan (pendengaran) dan membutakan penglihatan mereka."
Maksud kedua ayat ini adalah : Maka apakah sekiranya kamu berkuasa, atau jika kamu berpaling dari iman, kamu akan berbuat kerusakan di bumi, menumpahkan darah, dan memutuskan hubungan kekeluargaan sehingga kamu saling membenci satu sama lain? Ayat ini mencela kaum munafik yang selalu mengejar kesenangan hidup di dunia. Seandainya orang munafik berkuasa pastilah mereka berbuat aniaya dengan menumpahkan darah, merampas harta dan memutuskan hubungan silaturahmi.
Orang-orang munafik yang bersikap seperti yang disebutkan di atas, mereka itulah orang-orang yang dikutuk Allah SWT. Mereka telah dijauhkan dari rahmat dan kasih sayang-Nya, lalu dibuat tuli pendengarannya sehingga tidak dapat mengambil pelajaran dari apa yang mereka dengar, dan dibutakan penglihatannya sehingga tidak dapat mengambil manfaat dari apa yang mereka saksikan.
Sesungguhnya orang-orang yang berkuasa itu mempunyai tanggung jawab yang besar, kekuasaan bukan untuk senang-senang tapi gunakanlah untuk kemanfaatan sesama. Kita tidak pungkiri, saat ini ada beberapa orang berebut kekuasaan untuk kemewahan hidup, ketenaran sehingga tidak sedikit yang berurusan dengan pihak berwajib.
Abu Bakar RA. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda, "Tidak ada dosa yang lebih pantas Allah segerakan hukuman bagi pelakunya di dunia dengan apa yang disimpan baginya di akhirat daripada kezaliman dan pemutusan silaturahmi."
Menurut ulama Ibn Hibban dan lainnya telah meriwayatkan, " Ada tiga orang yang tidak masuk surga : pecandu khamar, pemutus silaturahmi, dan yang mempercayai sihir."
Abu Ya'la berkata, "Dengan sedekah dan silaturahmi Allah SWT. menambahkan umur, menolak kematian yang buruk, serta menolak segala hal yang dibenci dan dikhawatirkan. Ketahuilah amalan yang terbaik adalah beriman kepada Allah SWT. kemudian menyambung tali silaturahmi. Sedang amalan yang sangat dibenci Allah SWT. adalah menyekutukan-Nya dan selanjutnya orang yang memutus tali silaturahmi.
Ya Allah, terangilah hati kami dan para penguasa agar mengedepankan amalan silaturahmi. Dengan bersilaturahmi, kami dan para penguasa bisa berkomunikasi dan saling bantu membantu dengan masyarakat.
Aunur Rofiq
Penulis adalah Pendiri Himpunan Pengusaha Santri Indonesia
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih - Redaksi)
Baca juga: Penjarahan |
Simak Video "Video: SBY Bakal Hadiri Silaturahmi KIM 1 Tahun Pilpres di Hambalang"
(lus/lus)