Selain menjadi bagian dari salat Jumat, khutbah juga berfungsi untuk menyampaikan nasihat dan mengingatkan jamaah tentang ajaran agama. Dalam Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq karya Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi, disebutkan beberapa riwayat tentang cara Rasulullah SAW berkhutbah.
'Ammar bin Yasir meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda: "Panjang salat seseorang dan singkat khutbahnya adalah tanda pemahamannya terhadap agama. Maka panjangkanlah salat dan ringkaslah khutbah." (HR. Ahmad dan Muslim).
Jabir juga menuturkan, "Saat Rasulullah berkhutbah, wajah beliau memerah, suara meninggi, dan penuh ketegasan, seperti seorang komandan yang memperingatkan pasukannya dengan ucapan, 'Pagimu dan soremu.'" (HR. Muslim dan Ibnu Majah).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari sinilah kita bisa belajar bahwa khutbah yang baik adalah khutbah yang ringkas, jelas, dan mampu menyentuh hati jamaah.
Contoh Teks Khutbah Jumat
Berikut teks khutbah Jum'at yang diambil dari buku Kumpulan Naskah Khutbah Jum'at Aktual terbitan Direktorat Penerangan Agama Islam, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI (2011).
1. Dzikir dan Fikir
Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلاَّ اللّٰه وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللّٰه، اَللّٰهُـمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللّٰه، أُوْصِيْنِيِ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰه، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَقَالَ تَعَالَى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللّٰهُ الْعَظِيمْ.
Arab latin: Alhamdulillaahil ladzii arsala rosuulahu bil huda wadiinil haq, liyudzhirohu 'alad diini kullihi walau karihal musyrikuun. Asyhadu allaa ilaaha illa llahu, wa asyhadu anna muhammadar rosulullah. Allaahumma sholli 'ala sayyidinaa muhammadin wa'ala alihi wa ash-habihi ajma'iin. Ammaa ba'du. Fayaa 'ibadallah. Uushiinii nafsii wa iyyakum bitaqwa llah, faqod faazal muttaquun. Wa qoola ta'ala yaa ayyuhal ladziina aamanut taqullaaha haqqo tuqootihi walaa tamuutunna illa wa antum muslimuun. Shodaqollaahul 'adziim.
Artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang benar, sehingga menjadikannya menang atas semua agama meskipun kaum musyrik membencinya. Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, berikanlah rahmat atas junjungan kita Nabi Muhammad san atas keluarga beliau serta para sahabatnya seluruhnya Wahai hamba-hamba Allah, aku menasihati diriku dan kamu untuk bertakwa, karena orang-orang yang bertakwalah yang menang. Dan Yang Maha Kuasa berfirman, Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebagaimana Dia patut ditakuti, dan janganlah kamu mati kecuali sebagai orang Islam. Maha benar Allah dengan segala firman-Nya."
Jamaah Jum'at yang dimuliakan Allah SWT.
Secara bahasa, dzikir berasal dari bahasa Arab dzakara-yadzkuru yang berarti mengingat. Dalam syariat, dzikir adalah mengingat Allah dengan menyebut berulang-ulang nama-nama Allah (asma al-husna) atau kalimat thayyibah seperti la haula wa la quwwata illa billahil 'aliyyil 'azhim.
Adapun fikir berasal dari bahasa Arab fakkara-yufakkiru yang berarti berpikir. Dalam istilah agama, fikir adalah merenungkan ciptaan Allah: pertama, sebagai bukti keberadaan-Nya, dan kedua, untuk menemukan hikmah di balik ciptaan serta peristiwa yang akhirnya melahirkan ilmu pengetahuan.
Allah memberikan kepada manusia dua potensi besar, yaitu hati dan akal, untuk menjalankan tugas kekhalifahan di muka bumi. Sebagaimana firman Allah yang artinya:
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
Dalam menjalankan tugas tersebut, manusia harus menyeimbangkan potensi hati (dzikir) dan akal (fikir). Jika hanya mengandalkan dzikir, manusia bisa terjebak dalam pemujaan tanpa peduli pada urusan dunia, bahkan cenderung menyendiri. Inilah yang menurut para sarjana Muslim menjadi salah satu penyebab kemunduran umat Islam.
Sebaliknya, jika hanya menggunakan fikir, manusia bisa tenggelam dalam konsep-konsep tanpa ujung. Ilmu pengetahuan memang berkembang, melahirkan teknologi, namun tak jarang justru membawa kerusakan, misalnya bom atom dan nuklir. Hal inilah yang membuat sebagian orang sampai berani berkata "Tuhan telah mati". Sejarah pun bergeser dari pengembangan nilai menuju pengembangan materi, hingga semua hal diukur dari kepemilikan.
Maka, keseimbangan dzikir dan fikir adalah kunci. Dzikir mengarahkan hasil dari fikir dan teknologi menuju nilai kemanusiaan dan kemaslahatan alam, bukan hanya kepentingan sesaat. Sebab manusia adalah wakil Allah di bumi yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban.
Baca juga: 9 Amalan Sunnah Hari Jumat |
Jamaah Jum'at yang dimuliakan Allah SWT.
Apakah dzikir dapat menenangkan hati?
Dzikir berarti menghadirkan hati bersama Allah dan menjauhkan diri dari kelalaian. Jika manusia senantiasa mengingat Allah, maka Allah pun akan mengingatnya. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 152:
"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku."
Dengan demikian, dzikir memiliki kedudukan yang tinggi. Dzikir membawa manusia pada suasana ibadah yang istiqomah, menempatkan Allah sebagai pusat kehidupan, dan menjadi amalan yang sangat mulia di sisi-Nya.
Mengapa kita harus berdzikir?
Sebagian orang bertanya: mengapa harus berdzikir? Bukankah untuk lulus ujian harus belajar? Untuk memperoleh rezeki harus bekerja keras? Ada yang menganggap kesuksesan hanya karena usaha sendiri. Benarkah demikian? Apakah cukup dengan belajar dan bekerja keras tanpa campur tangan Allah?
Firman Allah dalam QS. Al-A'raf ayat 54:
"Sesungguhnya Tuhan kamu adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan, dan bintang-bintang masing-masing tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam."
Dari sini jelaslah bahwa Allah yang menentukan segala sesuatu. Maka kita harus senantiasa mengingat-Nya.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.
Apa manfaat berdzikir?
Kadang usaha kita tidak membuahkan hasil. Akibatnya timbul kekecewaan, kegelisahan, ketakutan, bahkan kezaliman. Karena itu Allah memerintahkan manusia untuk selalu berdzikir, agar hati tetap kuat. Firman Allah dalam QS. Al-Jumu'ah ayat 10:
"Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung."
Bagaimana cara berdzikir dan kapan waktunya?
Dalam QS. Ali Imran ayat 191 dijelaskan:
"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau berbaring, dan mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi seraya berkata: Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka."
Dzikir dapat dilakukan kapan saja: pagi, petang, setelah shalat, saat lupa, setelah haji, saat merasa lemah, berhadapan dengan musuh, hingga ketika menyembelih hewan. Bahkan binatang pun bertasbih kepada Allah dengan caranya. Maka manusia, dengan derajat yang lebih tinggi, tentu lebih layak untuk banyak berdzikir.
Apa keutamaan dzikir?
Tujuan akhir hidup manusia adalah bertemu dengan Sang Pencipta. Karena itu, mengingat Allah ketika hidup adalah sebuah keniscayaan. Allah tidak membutuhkan dzikir kita, tetapi kitalah yang membutuhkannya. Dan Allah telah menjanjikan ampunan serta pahala yang besar bagi orang yang berdzikir.
Jamaah Jum'at yang dimuliakan Allah SWT.
Dari uraian khutbah ini, dapat kita simpulkan:
- Dzikir adalah mengingat Allah dengan menghadirkan hati dan menjauhkan diri dari kelalaian.
- Dzikir adalah ibadah mulia yang dapat menenangkan hati.
- Shalat adalah dzikir yang paling utama, disertai bacaan Al-Qur'an, tahmid, tahlil, dan takbir.
- Jernihkan pandangan dengan air mata, cerahkan wajah dengan wudhu, fasihkan lisan dengan dzikir, dan raih ampunan-Nya dengan taubat nasuha.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَ الْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
اللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Baca juga: Al-Waqiah Surat ke Berapa? Ini Penjelasannya |
2. Berwakaf Sejak Dini
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ الْمَلِكِ الْعَظِيمِ الَّذِي يَحْكُمُ بِالْحَقِّ وَيَقْضِي بِالْعَدْلِ وَيَهْدِى النَّاسِ إِلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيمِ , أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ إِلَى يَوْمِ الدِّينَ. أَمَّا بَعْدُ فَيَاعِبَادَ اللَّهَ أَوْصِيكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الكَرِيمِ. أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّحِيمِ : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Arab latin: Alhamdulillahi rabbil 'aalamiin almalikil 'adhiimil ladzii wahkumu bilhaqqi wa yaqdhii bil'adli wayahdin-naasi ilashirathal mustaqiim
Asyhadu ala ilaaha illallah wahdahulaa syarikalah, wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rasuuluhu, allahumma shalli wa sallim wa baarik 'ala nabiyyinaa muhammadin wa 'ala alihi wa ashaabihi wa man tabi'ahum ila yaumiddiin
Amma ba'du fayaa'ibaadallahu uushiikum wa iyyaaya bi taqwaallahi wa thaa'atihi la'allakum tuflihuun. Qaalallahu ta'alaa filquranil kariim. A'uudzubillahi minasyaithanirrajiim: yaa ayyuhalladziina amanu-taqullaha haqqa tuqaatihi walaa tamuutunna illa wa antum muslimuun.
Artinya: "Segala puji bagi Allah, Penguasa Alam Semesta, Raja Agung, yang memerintah dengan kebenaran, mengambil keputusan dengan adil, dan membimbing manusia ke jalan yang lurus."
"Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Tuhan saja, dan saya Bersaksilah bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Ya Allah, berkahilah dan limpahkanlah shalawat dan shalawat kepada Nabi kami Muhammad SAW dan kepada keluarga serta sahabat-sahabatnya serta orang-orang yang bertaubat, atas mereka sampai hari kiamat."
Adapun yang berikut ini:
"Wahai hamba-hamba Allah, aku berpesan kepadamu dan aku untuk bertakwa dan mentaati-Nya, agar kamu berhasil. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an. Aku berlindung kepada Allah dari setan Yang Maha Penyayang: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebagaimana yang patut ditakuti, dan janganlah kamu mati kecuali sebagai orang Islam."
Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah,
Marilah kita panjatkan doa dan syukur kepada Allah SWT. Atas kemurahan-Nyalah pintu-pintu hati yang sebelumnya tertutup untuk berderma kini terbuka lebar. Atas nama Tuhan Yang Maha Agung dan Bijaksana, kita memohon agar hati-hati yang masih tertutup untuk menunaikan dermanya bagi sesama dapat segera terbuka. Aamiin.
Ada pepatah tua yang mengatakan, "Belajar di waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu, sedangkan belajar di waktu dewasa bagaikan mengukir di atas air." Pepatah lainnya menyebutkan, jika kita ingin pohon tumbuh lurus, maka luruskanlah sejak kecil. Pohon yang bengkok bila diluruskan sejak kecil, maka ia akan tumbuh lurus. Tetapi jika sudah besar, maka bengkoknya tidak bisa lagi diluruskan.
Pepatah tersebut memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya pendidikan sejak dini. Pendidikan yang diberikan sejak anak kecil akan menjadi bekal berharga hingga dewasa. Anak adalah titipan Allah yang harus dijaga dengan baik. Sebagaimana titipan, tentu kita harus mempertanggungjawabkannya di hadapan Sang Pemilik. Salah satu cara mempertanggungjawabkan titipan itu adalah dengan memberikan pendidikan sejak dini.
Ingatlah, anak juga merupakan cobaan bagi orang tua. Barang siapa yang mampu mendidik anaknya dengan baik, maka ia telah selamat dari cobaan tersebut. Allah berfirman:
"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan bagimu, dan di sisi Allah-lah pahala yang besar." (QS. At-Taghabun [64]: 15).
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Anak yang baru lahir ibarat kaset kosong. Orang tua bertugas mengisinya dengan hal-hal baik agar kelak menjadi bekal hidup ketika dewasa. Seiring perkembangan zaman, tantangan hidup semakin berat. Karena itu, orang tua wajib memberi pendidikan yang cukup untuk masa depan anak.
Orang tua hendaknya sadar betapa besar tanggung jawab mereka di hadapan Allah 'azza wa jalla terhadap pendidikan anak-anaknya. Allah mengingatkan dalam firman-Nya:
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu." (QS. At-Tahrim [66]: 6).
Contoh teladan juga telah ditunjukkan oleh Luqman dalam mendidik anaknya. Hal ini terekam dalam Al-Qur'an surat Luqman:
"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, 'Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.' Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, namun tetap pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Luqman berkata):
'Hai anakku, sesungguhnya jika ada suatu perbuatan seberat biji sawi, berada dalam batu, di langit, atau di bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya. Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.'" (QS. Luqman [31]: 13-16).
Figur Luqman adalah teladan orang tua yang bertanggung jawab. Ia menekankan pendidikan sebagai bekal paling berharga bagi anak keturunan.
Salah satu bekal yang penting ditanamkan sejak dini adalah sikap berderma. Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendirian, ia membutuhkan orang lain. Karena itu, anak perlu diajarkan nilai solidaritas dan kepedulian. Sikap dermawan akan mengantarkannya pada kehidupan yang bahagia.
Kedermawanan dalam Islam memiliki banyak wajah, seperti zakat, infak, sedekah, dan wakaf. Semua ini merupakan ajaran mulia yang mengandung nilai sosial tinggi.
Hadirin yang mulia,
Wakaf adalah salah satu ajaran kedermawanan yang sebaiknya dikenalkan sejak dini. Sejak anak masih kecil bahkan dalam gendongan, mulailah ditanamkan nilai kepedulian dan kebiasaan berbagi.
Beberapa cara untuk menanamkan sikap dermawan pada anak, antara lain:
- Perkenalkan arti kesetiakawanan sosial. Anak harus tahu bahwa ia membutuhkan teman dalam hidupnya. Kenalkan anak dengan teman-temannya tanpa memandang status sosial agar tumbuh kesadaran akan pentingnya kebersamaan.
- Ajarkan berbagi. Biasakan anak untuk membagi makanan atau jajannya dengan teman-temannya. Hal ini menumbuhkan kebiasaan berbagi sejak kecil. Tanpa latihan dan pembiasaan, sulit bagi anak untuk memiliki sifat dermawan saat dewasa.
- Ajarkan menghargai pemberian. Biasakan anak mengucapkan terima kasih atas pemberian orang lain, sekecil apa pun itu. Banyak anak yang sulit mengucapkan terima kasih, padahal ini adalah kebiasaan baik yang harus ditanamkan sejak dini.
Ketiga hal ini menjadi dasar penting bagi tumbuhnya sikap dermawan. Anak yang sudah terbiasa dengan nilai kesetiakawanan sosial akan lebih mudah menolong orang lain. Saat diperintahkan berwakaf, ia akan melihatnya bukan sebagai beban, melainkan sebagai kesempatan untuk berbagi.
Wakaf dipandangnya sebagai kepedulian sosial sekaligus perintah agama. Kesadaran ini akan menghapus sifat rakus dan menumbuhkan rasa ringan tangan untuk memberi.
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Setiap orang tua tentu mendambakan anak yang tumbuh dengan rasa solidaritas tinggi, dermawan, dan peduli pada sesama. Kita semua ingin anak-anak menjadi figur yang mendermakan diri dan hartanya demi kemajuan umat, agama, dan bangsa.
Sebaliknya, kita tidak menginginkan anak-anak menjadi pribadi angkuh, sombong, dan kikir. Jika anak-anak tumbuh dengan sifat individualis, enggan berbagi, dan lalai menunaikan perintah agama, maka ini pertanda kehancuran umat dan bangsa. Individualisme adalah penghalang solidaritas, padahal soliditas umat adalah syarat utama untuk membangun tatanan sosial keagamaan yang adil, damai, dan sejahtera.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَ الْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
اللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
(inf/lus)
Komentar Terbanyak
Ribuan Orang Teken Petisi Copot Gus Yahya dari MWA UI
Majelis Umum PBB Sahkan Resolusi Solusi Dua Negara Israel-Palestina, Tanpa Hamas
142 Negara PBB Setuju Palestina Merdeka tapi Gaza Terus Digempur Israel